Illya turun dari mobilnya. Saat mobilnya sudah terparkir indah di halaman rumah Ali. Dengan parsel buah di tangannya. Kakinya melangkah menuju pintu utama rumah Ali. Matanya sedikit menyipit saat melihat beberapa motor berjejer rapi di halaman rumah Ali. Apa Ali ada tamu? Ntahlah. Lagian ada tamu atau tidak itu bukan urusan Illya. Kakinya kembali melangkah. Tangannya mengetuk pintu utama rumah Ali. Tak lama kemudian pintu utama rumah Ali terbuka. Menampilka Resi dengan senyum hangatnya. Menyambut kedatangan Illya.
"Masuk sayang," ajak Resi langsung merangkul bahu Illya. Membuat Illya tersenyum. Resi benar-benar mirip dengan sosok Mamanya. Lembut dan hangat.
"Mau jenguk Ali ya?" tanya Resi yang dijawab anggukkan oleh Illya.
"Ya udah, kamu langsung masuk aja ya. Di dalem juga banyak temen-temennya Ali. Tante, mau nyiapin makan dulu buat Ali," ucap Resi setelah itu berlalu ke arah dapur. Membuat Illya menaiki anak tangga.
Setelah sampai depan kamar Ali. Tangan Illya menggapai knop pintu. Membuka pintu kamar Ali perlahan. Seketika tubuh mungilnya menjadi pusat perhatian. Illya hanya tersenyum canggung dengan situasi sekarang. Apalagi ada beberapa teman-teman Ali menatap Illya tajam.
"Illya Arkanata, patner belajar Ali. Mau ngapain ke sini? Belum puas buat Ali kaya gini? Hm," ucap Dewa yang sudah berada di depan Illya. Membuat Illya diam. Mengapa lelaki di depannya ini mengetahui namanya?
"Wa apaan sih? Udah gak usah di perpanjang," ujar Ali yang membuat Dewa tersenyum manis kepada Illya
"Silakan masuk, Illya Arkanata," ucap Dewa mempersilakan Illya memasuki kamar Ali. Illya langsung melangkahkan kakinya memasuki kamar Ali. Sedangkan Dewa menyenderkan tubuhnya di samping pintu. Kakinya langsung menghadang kaki Illya. Membuat Illya terjatuh ke lantai. Seketika tawa beberapa anak The Freak terdengar.
Seorang laki-laki berjalan menghampiri Illya. Tangannya terulur membantu Illya bangun, "Ayo bangun." Illya mendongakkan wajahnya. Menatap laki-laki berpenampilan cukup urakan. Dengan kancing kemeja sekolah yang terbuka. Menampilkan dada bidangnya dan kalung salib yang bertengger di lehernya menjuntai hingga dada. Illya menerima uluran tangan laki-laki itu ragu.
"Are you okey?" tanyanya seraya menatap Illya dalam tatapan yang sangat sulit diartikan oleh Illya.
"I' m fine," jawab Illya setelah itu melanjutkan langkahnya mendekati ranjang Ali. Berdiri di samping ranjang Ali dengan kepala menunduk. Nggan bertatapan dengan anak The Freak yang sedang menatapnya dari sebrang ranjang Ali.
"Ngapain sih ditolongin segala," ujar Dewa
"Harusnya biarin aja ya, 'kan?" tanya Adit yang dijawab anggukkan beberapa anak The Freak.
"Yoi gue mau tau kalo anak pemilik sekolah dibully. Gimana reaksinya," ujar Angga.
"Paling ngadu," celetuk Adit seraya terkekeh.
"Kalian pulang!" suara berat Ali berhasil membuat semua anak The Freak menatap Ali. Termasuk Illya yang sedang menunduk kini menatap Ali. Apa Ali mengusir dirinya juga? Ntahlah Illya pun tak tau.
"Pulang! Gue gak mau ada keributan di sini," ucap Ali tegas yang membuat semua anak The Freak menggapai tasnya masing-masing. Lalu keluar dari kamar Ali. Menyisakan Ricky dan Illya.
"Ya udah, gue juga pulang ya," pamit Illya setelah meletakkan parsel buah di nakas.
"Lo diem di sini. Anak The Freak belum pada pulang mereka masih di depan. Lo mau di hadang sama mereka?" ucap Ali memperingati, yang membuat Illya menghentikan langkahnya.
"Iya Ayang beb, mereka belum pulang. Mending di sini dulu kenalan sama aku." Ricky menarik lembut tangan Illya untuk berdiri di sampingnya.
"Kenalin aku Ricky Crozan. Cowok paling ganteng di sekolah. Ya gak Li," ucap Ricky tangannya mengelus punggung tangan Illya yang terasa halus di tangannya. Ricky adalah anak The Freak yang paling humor diantara cowok-cowok dingin di geng The Freak. Ya bisa di bilang Ricky pecinta damai. Jadi Ricky tak ikut mengerjai Illya seperti anak The Freak lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Belajar [Novel Ready Stok]
Teen Fiction"Gue gak mau yah patneran sama lo," ucap Illya yang berhasil menghentikan langkah Ali. Lalu menoleh ke arah Illya. Menyenderkan tubuhnya di dinding. Menatap Illya datar. "Seperti yang di bilang Pak Reza tadi. Itu wewenang bokap lo. Kalo lo gak mau p...