Part 8. Perasaan Illya
Illya beberapa kali berdecak sebal. Milirik jam tangannya sudah cukup lama Illya menunggu Ali. Tapi Ali tak kunjung menunjukkan batang hidungnya juga. Bahkan pesan yang dikirimnya tak dibalas. Jangankan dibalas dibaca saja tidak. Kemana sebenarnya Ali berada?
Illya melangkahkan kakinya keluar perpustakaan. Illya memutuskan untuk menghampiri Ali ke kelasnya. Walaupun itu sangat berisiko akan membuat Illya dikerjai kembali. Itu tak membuat Illya takut apalagi mundur. Toh sekolah ini milik Papanya. Illya bisa melaporkan kapan saja orang yang berani mengerjainya. Jika Illya mau.
"Ricky," panggil Illya pelan. Membuat Ricky yang sedang sibuk memakan snacknya menoleh ke arah sumber suara. Lalu Ricky beralih menatap ke pojok kelas untuk melihat anak The Freak yang untung saja tidak menyadari kehadiran Illya. Mereka sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing. Membuat Ricky langsung menghampiri Illya. Menarik Illya sedikit menjauh dari wilayah kelasnya.
"Ayang beb ngapain ke kelas? Bahaya tau kalo anak The Freak tadi pada liat. Ayang beb pasti dikerjain lagi," omel Ricky mengkhawatir, 'kan kedatangan Illya tiba-tiba di kelasnya.
"Ali dimana?" tanya Illya to the poin. Pusing rasanya mendengarkan panggilan menjijikan yang Ricky sematkan padanya.
"Oh, Ali dia ke UKS tadi," jawab Ricky yang membuat Illya terdiam sejenak. Illya baru sadar pas Ali mengobatinya. Ali juga sedang terluka. Dan Illya lupa mengobati luka Ali. Mungkin karena Illya sangat emosi saat itu. Membuat Illya lupa mengobati luka Ali. Padahal Ali sudah mengobati lukanya.
"Oke makasih, gue ke UKS dulu," pamit Illya setelah itu melenggang pergi dari hadapan Ricky. Melangkahkan kakinya cepat ke arah UKS.
"Dah selesai jangan berantem lagi. Nanti tambah jelek muka lo," ucap seorang gadis yang sudah selesai mengobati Ali. Membuat Illya menghentikan langkahnya di ambang pintu. Menatap ke arah gadis yang terlihat sangat akrab dengan Ali. Yang cukup familiar bagi Illya.
"Mulut lo gue tampol baru tau," ujar Ali seraya terkekeh. Membuat gadis itu juga ikut terkekeh.
"Emang lo berani nampol gue?" tantang gadis itu.
"Gak sih. Nanti lo takutnya ngadu kalo gue tampol," ujar Ali yang membuat gadis itu terkekeh, "Tuh tau, mangkanya jangan macem-macem sama Ratu Kleopatra."
"Pret. Ratu keseleo iya," celetuk Ali yang membuat gadis itu tertawa. Matanya menatap Illya yang sedang memperhatikannya dan Ali dari ambang pintu.
"Eh hai, kenalin gue Nabila Marganta. Biasa dipanggil Nabila, atau Bila," ucap Nabila membuat Illya tersadar dari lamunannya. Lalu melangkah mendekati Ali dan Nabila.
"Bila waktu tak berhenti, teman sejati tinggallah sepi," celetuk Ali dengan nyanyian. Berhasil membuat Ali mendapat hadiah jitakkan dari Nabila.
"Malah nyanyi," ujar Nabila lalu tangannya terulur pada Illya.
"Nama lo?" tanya Nabila yang membuat Illya menerima uluran tangan Nabila ragu, "Illya Arkanata, panggil aja Lya," ucap Illya membuat Nabila mengangguk. Sebenarnya Nabila sudah tau jika gadis di depannya bernama Illya Arkanata. Anak pemilik sekolah ini. Tapi berbasi-basi berpura-pura tidak kenal untuk kelihatan akrab tidak masalahkan?
"Kantin yuk," ajak Nabila pada Illya yang membuat Ali langsung turun dari brangkar UKS.
"Nggak yah, dia mau belajar sama gue. Lo jangan bawa aliran sesat deh. Pake ajak dia ke kantin segala," ujar Ali yang berhasil mendapatkan cubitan di lengan dari Nabila, "Enak aja aliran sesat emang gue dukun apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Belajar [Novel Ready Stok]
Teen Fiction"Gue gak mau yah patneran sama lo," ucap Illya yang berhasil menghentikan langkah Ali. Lalu menoleh ke arah Illya. Menyenderkan tubuhnya di dinding. Menatap Illya datar. "Seperti yang di bilang Pak Reza tadi. Itu wewenang bokap lo. Kalo lo gak mau p...