Hanji melompat berdiri, menancapkan pedang terakhirnya di boneka jerami yang nyaris hancur. Saat bertarung, rautnya menggila, ia bahkan tak peduli jika air liur berceceran sari sela-sela mulutnya.
Napasnya tersenggal, kemudian ia menghampiri (Y/N) yang tengah merebahkan tubuhnya di atas rerumputan seraya mengamati langit.
"Hari ini kau tenang sekali," Kata Hanji.
"Entahlah." Balas (Y/N)
"Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Hanya masalah sepele, kok." (Y/N) menghela napas berat.
"Ceritakan saja, mungkin aku bisa bantu." Kata Haji sembari mengangguk. "Ayo dong! Mumpung tak ada Erwin di sekitar kita, kapan lagi kita bisa bercerita antara perpuan seperti ini!" Ia mendesaknya.
(Y/N) menelan ludah, berharap dapat menemukan titik terang dari wanita ini. "Hanji, apa menurutmu Levi membenciku?"
"Tidak. Apa kau bodoh? Tentu saja tidak." Hanji tertawa. "Kenapa, (Y/N)?"
"Aku hanya berpikir, mengapa perlakuannya padaku sangat kurang ajar, sedangkan pada Petra, dia begitu lembut."
"Kalau begitu kau salah paham, bodoh!" Hanji menjitak kepala gadis itu. "Justru beruntunglah bisa diperlakukan seperti itu oleh Levi."
"Maksudmu?"
"Malahan dengan ia menunjukkan sikap kurang ajar itu menandakan bahwa kau itu kawannya sekarang, tahu." Perkataan itu membuatnya sedikit tenang.
"Jadi dia tidak membenciku?" (Y/N) mengangkat pandangannya.
"Jangan bodoh! Siapa yang bisa membenci gadis sepertimu, dasar!" Hanji tertawa seraya jemarinya bermain dengan pipi anak itu.
***
Di sisi lainnya terduduk Petra dan Oluo yang tengah berbincang satu sama lain di atap Kastil. Ditemani oleh sebotol alkohol favorit Oluo.
"Oluo, apa Levi memiliki kekasih?"
Pertanyaan itu membuat Oluo tersedak. "H-Huh?"
"Punya, ya?" Gadis itu muram.
"Hey dengar ya Petra, dengan kepribadian seperti itu, apakah ia terlihat seperti orang yang punya kekasih?" Oluo menyembur tawa, namun Petra menanggapi dengan serius. "Tunggu, kenapa kau bertanya seperti itu? Apa jangan-jangan kau menyukai Kapten Levi?"
"Begitulah," Petra mendesah frustasi. "Tapi dia nampaknya tidak tertarik denganku, ya?"
"Susah kalau mengharapkan orang sepertinya." Oluo mendecak. "Kok bisa sih kau suka dengan orang segalak itu?"
"Dia itu orang yang sangat baik, dia menolongku saat tragedi Dinding Maria, kurasa aku langsung jatuh hati!" Matanya berbinar-binar.
"Kalau Gunther atau Erwin yang menolongmu saat itu, apakah kau akan menyukai mereka juga?" Oluo cekikikan.
"T-Tidak lah! Levi itu berbeda bagiku!"
"Cinta pertama, ya?" Oluo memberikan ekspresi aneh, membuat Petra tak mampu menahan tawa.
"I-Iya, mungkin!" Ia memerah. "Tapi aku iri deh, melihat (Y/N) dan Levi bisa sedekat itu.." Kemudian muram.
"Mereka itu dua orang dari dunia yang sama, Petra. Sedangkan kita hanya prajurit yang masih hidup berkat mereka. Kurang lebih seperti itu." Oluo menghela napas. "Tapi kan kau tahu sendiri, mereka itu seperti tikus dan kucing. Santai saja lah."
"Lucu sekali ya tingkah mereka," Petra menyengir saat membayangkan kedua orang itu saling mengoceh. "Tapi—" Ia menutup mulutnya, mengingat sosok sang kawan baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Remember You
Romance(16+) Kehadiran seorang gadis bernama (Y/N) dalam Pasukan Pengintai menyita perhatian Levi Ackerman. Anak baru itu mengingatkan dirinya akan sesosok gadis yang "menyelamatkannya" di masa lalu. Begitu pula dengan (Y/N) yang menganggap Levi sebagai Ci...