(Y/N) terduduk di atas kudanya. Ia sudah berada di titik kumpul sejak pagi buta, karena tak ingin seseorang melihatnya dengan kondisi mata yang masih sangat bengkak.
Petra tiba, lebih pagi dari waktu biasa ia muncul. Raut wajahnya khawatir, suara langkah kudanya pun terdengar tergesa-gesa.
"Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja." Suaranya sendu.
"Serius?" Ia merengek."Maafkan aku malah bicara yang tidak-tidak semalam,"
"Petra, aku tak apa-apa." (Y/N) memalsukan tawa. "Lagi pula saat ini aku lebih mengkhawatirkan nyawaku."
"Benar," Ia menghela nafas. "(Y/N), aku akan membantumu jika ada cara. Aku akan lakukan apa pun untuk memperbaikinya."
"Seharusnya aku yang membantumu, bodoh. Sudah cukup kau membantuku saat itu. Aku tak bisa melakukan apa-apa untukmu." Balasnya, parau.
"Dulu, kau menyukai Levi, kan?" Petra tertawa. "Kau melupakannya untukku, kau menangis diam-diam karena aku. Aku malah membebanimu. Jadi sekarang biarkan aku membantumu, (Y/N)."
"Petra," (Y/N) menepuk kepalanya. "Memang kau ini cenayang, ya."
"Levi menolakku semalam."
"Huh? Apa?" (Y/N) tersentak.
Raut Petra menggelap, kemudian ia tersenyum. "Aku tak apa, aku baik-baik saja, kok. Aku justru senang ia berterus terang kepadaku, (Y/N)."
"Kenapa dia menolakmu? Si sialan itu, aku akan menghabisinya-"
"Karena dia mencintai seseorang, yang jauh lebih baik dariku. Biar begitu, aku senang mendengarnya. Aku akan selalu mendukungnya." Wajahnya pasrah, seakan ia sudah rela dengan semua hal itu. "Kau tak peduli."
"Aduh, sialan. Kau itu anak yang baik, Petra. Kau berhak bahagia, lebih dari apa pun di dunia yang kejam ini." (Y/N) menggeleng.
"Aku bahagia, kok. Memiliki teman sepertimu dan yang lainnya. Begitu juga sudah cukup untukku."
"Begitukah? Syukurlah. Kau harus bahagia, ya!"
"Ya! Kau juga, loh!"
"Kalu hubunganmu dengan Oluo bagaimana?" (Y/N) menyembur tawa.
"Apa-apaan, deh? Gila saja~"
Mereka berbincang sampai matahari mulai terik dan titik kumpul di Distrik Karanes sudah dipenuhi Prajurit bersenjata. Mereka menghabiskan waktu yang tersisa untuk tertawa, melupakan semua beban di belakang punggung mereka, seakan tak ada hari esok untuk bertemu lagi. Sampai akhirnya gerbang membuka dan mereka melaju dengan kuda-kudanya. Dikejar segerombolan Titan yang siap melahap mereka kapan pun di luar sana.
***
Sinyal hitam ditembak dari kedua belah sayap. Menandakan adanya kelas Abnormal disana. Sedangkan Levi memandu mereka untuk terus melaju cepat dan tak memikirkan hal lain melainkan diri sendiri.
Mereka memasuki kawasan hutan, dikejar oleh seekor Titan yang menyerupai wanita manusia, terlihat berbeda dibanding Titan lainnya.
Larinya sangat cepat, Eren di sisi gadis itu bergetar. Bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Namun lagi-lagi respon Levi mengatakan, "Lihatlah kedepan."
Sang Kopral memutuskan untuk membubarkan diri dari Regunya untuk mengurus suatu hal bersama Erwin. Regunya hanya menunggu perintah berikutnya sembari menunggu di atas pepohonan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Remember You
Romansa(16+) Kehadiran seorang gadis bernama (Y/N) dalam Pasukan Pengintai menyita perhatian Levi Ackerman. Anak baru itu mengingatkan dirinya akan sesosok gadis yang "menyelamatkannya" di masa lalu. Begitu pula dengan (Y/N) yang menganggap Levi sebagai Ci...