Empat: Ambition

5.1K 763 193
                                    

Pagi buta yang mendung membuat seluruh anggota Pasukan Pengintai kehilangan semangatnya untuk melakukan ekspedisi. Namun, sang Komandan tak peduli dengan itu semua. Baginya seorang, kewajiban tetaplah kewajiban. Mungkin semangat itu lah yang menjadikannya seorang Komandan.

"Erwin, aku ada usulan mendadak." Levi menyilangkan kedua tangannya.

"Cepat, sebelum matahari terbit!" Hanji sangat bersemangat, tidak dapat menahan kesabarannya untuk berjumpa dengan para Titan. "Aku sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Yahooo! Aku akan bertemu dengan para makhluk menggemaskan itu lagi!" Serunya.

"Baik, katakanlah, Levi." Kini semua perhatian tertuju pada anak itu.

"Kau, Aku Hanji, dan Mike, akan memimpin regu masing-masing." Usulnya.

"Hmm.." Erwin bergumam, menunggu kelanjutan dari perkataannya.

"Jika orang-orang handal ditempatkan dalam satu regu yang sama, maka regu lainnya tidak akan bisa bertahan lama." Jelasnya. "Mereka butuh bimbingan dari yang lebih berpengalaman."

"Baik. Kau benar, Levi." Erwin bangkit dari bangkunya, membuka gulungan kertas berisi formasi barisan. "Masukanmu diterima. Kalau begitu, kau boleh pilih anggotamu sendiri."

"Begitukah?" Levi menyeringai. "Kalau gitu, aku akan mengambil Eld Jinn, Oluo Bozado, Gunther Schultz, Petra Ral, dan.."

"Aku akan mengambil (Y/N) darcy." Tegas Erwin, sebelum sempat Levi melanjutkan perkataannya.

"Cih. Yasudah." Levi mendecak. "Terserah saja."

"Erwin, dasar kau pencuri! Anak kesayanganku seharusnya berada di sisi Ibunya!" Gertak Hanji.

"Berisik, ini masih pagi, bodoh." Levi menutup mulut Hanji dengan tangannya.

"Sudah kuputuskan, anak itu harus membantuku di barisan terdepan, Hanji." Erwin menyeringai. "Lagi pula, aku ini hanya menjaga anak yang berbakat itu dari sang Ibu tiri yang bawel sepertimu."

"Baiklah, terserah kau saja! Aku sudah memutuskan anggotaku, Erwin." Ia muram. "Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku akan membuatmu menyesalinya!"

"Tenang lah, Ibu tiri." Ucapnya dengan tenang.

"Erwin. Apa aku perlu memilih anggotaku juga?" Tanya Mike

"Kau sih sudah jelas akan bersama dengan para anggota elit, Mike." Jelas Erwin sembari tersenyum.

"Baik." Mike mengangguk.

"Lalu, urusanku sudah usai, Jadi reguku akan ditempatkan dimana nanti?" Tanya Levi, berusaha fokus. "Bercandanya nanti saja, dua jam lagi kita harus pergi."

"Benar," Erwin mengangguk, tatapannya kembali pada kertas itu. "Reguku akan memimpin di barisan terdepan. Hanji, kau dan regumu akan memimpin di sayap kanan, lalu regu Mike, baiknya berada di barisan paling tengah karena penciumanmu cukup tajam. Lagi pula cuaca hari ini kurang mendukung, kau harus berjaga dengan ekstra. Levi, kau akan berada di barisan tengah bagian belakang, tepat setelah regu Mike. Bisa di mengerti?"

"Baik, pak." Ujar semua orang di ruangan itu.

"Kalau begitu aku akan pergi." Kata Levi.

"Ya." Erwin mengangguk. "Kalian boleh pergi. Aku harus mengatur kelompok lainnya terlebih dahulu."

"Terimakasih, Komandan."

Ia meninggalkan ruangan itu, dan berjalan dengan tenang, hendak menghampiri para anggota grupnya untuk memberi kabar pembaruan mengenai regu baru.

I'll Remember You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang