Tiket

350 89 43
                                    


Ketika dosen Manajemen Keuangan keluar ruangan, baik Nadine, Yure, Johnny dan Diksa serempak menghela nafas ketika sekelompok anak Manajemen yang langsung nyelonong masuk dengan kemeja hitam kebanggaan bertuliskan HMM (Himpunan Mahasiswa Manajemen). Sekitar empat orang berdiri dengan percaya diri di depan kelas.

"Assalamualaikum, selamat siang semuanya maaf menggangu waktunya sebentar. Kami dari Himpunan Mahasiswa Manajemen hendak menyelenggarakan acara tahunan yang bernama Pekan Ilmiah Manajemen dengan tema Meningkatkan Generasi Yang Unggul Dalam Rangka Mempersiapkan Era Industri 4.0."

Nadine membuang nafas, beralih ke Johnny bertanya soal menu makan siang apa yang bakal mereka santap di foodcourt Fakultas Ekonomi. Johnny pengennya makan di luar kampus aja sekalian nunggu jeda matkul jam set4 sore. Sedangkan Diksa langsung menolak, dia pengennya beli makan di warteg aja terus di bawa kostan biar abis makan dia bisa langsung tidur sambil nungguin jeda.

"Tidur mulu kerjaan lo, kasur juga bosen saban hari di tibanin lo mulu Dik." Yure

"Gue jarang tidur siang kampang! Rabu tuh jadi satu-satunya hari dalam seminggu gue bisa tidur siang. Biasanya juga gue melek mulu ada kelas sama kerja kelompok. Heran ya lo berdua kerjaannya  judge hidup gue mulu." Diksa langsung sewot tanpa henti.

"Sembilangeun lo? Sensian amat." Nadine memutar bola matanya kembali beralih mendengarkan perwakilan HMM yang ujung-ujungnya promosi tiket acara dengan iming-iming diskon 50% khusus anak kampus dengan pembicara yang terkenal paripurna dalam berbisnis.

"Beli nggak?" Tanya Nadine pada mereka bertiga.

"Gue lagi nggak kepengen ikutan seminar-seminaran tapi tadi katanya bakal ada Danilla pengisi break time." Johnny langsung dilema.

"Gue mau beli!" Ujar Yure yakin tanpa goyah. Beberapa detik setelahnya Diksa sewot lagi ketika melihat Excell dan Jeffrey masuk ke dalam kelas.

"Yeee pantesan lo mah pasti ikutan!"

"Goblok!" Nadine mengumpat sambil berusaha menyembunyikan wajahnya dengan binder. "Jeffrey ngapain kemari John?!"

"Ya kan dia anak HMM bund. Kadepnya Humas."

"Humas ngapain ikut-ikutan promosiin tiket?!"

Nggak lama Johnny nyengir lebar. "Bener juga ya, kayaknya mau liat lo doang."

Yang bikin Nadine jantungan, Johnny malah mengangkat tangannya ke atas sambil berseru heboh tanpa beban. "Sini sini, kita berempat mau beli tiket!"

"Gue juga?" Diksa jadi mengernyit.

"Iya lo juga! Kali-kali kek isi hidup lo dengan kegiatan yang berguna contohnya seminar."

"Gue tidur juga ada sisi positifnya Jon, menghindari perbuatan maksiat kayak yang elo lakukan."

Johnny langsung melotot sepenuhnya. "I do nothing!"

Nadine mengumpat sangat kasar sampai bikin Diksa melotot kaget, hendak membalas umpatan lebih kasar lagi namun terinterupsi oleh anak HMM yang sudah berdiri di depan meja mereka.

"Untuk empat ya? Ini ya." Sosok berkuncir kuda itu menaruh empat tiket di atas meja dan mengangkat tangannya ke atas meminta uang, udah macam ibuk-ibuk kelasan SMA nagih uang kas.

Yang lain sibuk merogoh dompet masing-masing, berbeda dengan Nadine yang langsung berdiri sambil menutupi wajahnya dengan binder ketika langkah Jeff mendekati mejanya.

Tak lupa dengan rapalan umpat mengumpat.

"Mati gue bangsat, dia nyamperin."

"Nadine!" Panggil Diksa yang bikin anak kelasan sontak ramai-ramai menatap Nadine yang hendak berjalan keluar melalui pintu belakang kelas.

SimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang