Note : Komen biar dilanjut:)- S i m p a n g a n-
"Permisi pacar sejuta umat mau pose."
Nadine berjalan di belakang Johnny dan Diksa, menyusuri jalan depan kampus sambil melirik-lirik ke sana kemari. Kali aja rombongannya Ethan sudah berpindah tempat, ya seenggaknya dia bisa langsung lepas sendal terus kabur full speed ala bocah yang larian main polisi maling. Jeffrey tuh memang brengsek level tinggi, bisa-bisanya ngerjain dia kayak begini. Udah mana yang jadi bahan pertaruhan tugasnya si Monang lagi.
Alamak kerjaan banget.
"Dimananya?" Tanya Johnny ketika mereka sudah dekat fotokopi bang Emen. "Itu di depan etalasenya."
"Mana? Sepi anjim! Lo mau ngerjain kita doang ya?!" Diksa udah suudjon aja bawaannya.
"Enggak sumpah tadi mah ada gerombolannya si buaya buntung."
Nggak lama kepala Jeffrey nongol, kayaknya sih abis ngebungkuk ngambil kertas atau apalah, nggak keliatan soalnya malam. Tapi cuma ada Jeffrey.
Ethan dkk nggak kelihatan.
Jeffrey yang melihat ketiga orang itu sontak menghela nafas. "Yaelah malah bawa bala-bala dementornya."
"Heh mana tugas temen gue?" Diksa nggak pake basa-basi.
"Tau lo sok ngide-ngidean di kasih ke si Ethan. Ambil lagi, anaknya butuh buat di scan malam ini." Johnny ikutan nimbrung.
"Buset, lo berdua pengawalnya?" Jeffrey nahan ketawa.
"Bukan! Kita majikannya."
Nadine langsung melayangkan tendangan maut di tungkai.
"Sakit nyet!"
"Mana tugas gue?!" Nadine berjalan ke depan, mengadahkan tangannya. Jeffrey berasa dipalakin tiga preman jadinya.
Jeffrey mengindikkan bahu sambil menyahut santai. "Dibilang gue kasih Ethan. Lo susulin aja anaknya tadi masuk kampus lagi."
Jawaban itu langsung bikin Nadine murka plus ngerajuk ke Johnny sama Diksa. "Ih ambilin ih! Sekarang jugaaaaaaa."
"Iya, iya sabar." Diksa berdecak beralih ke Jeffrey lagi. "Jeff bener-bener lo Jeff. Nggak ada prikemahasiswaannya. Si mak lampir ngerjain itu empat hari begadang. Ambil lagi nggak?"
"Nanti gue ambil. Asal lo berdua pulang sekarang. Tinggalin gue sama Nadine."
Dih. Oh jelas Nadine makin murka. "Nggak mau! Pokoknya Johnny sama Diksa haru di sini!"
"Ih nggak boleh posesif!" Johnny segera memperingatkan.
Ribet banget deh pokoknya urusannya udah macam negosiasi antar dua negara aja. Pokoknya perdebatan malam itu berakhir dengan kepulangan Johnny yang lanjut keluyuran entah kemana juga Diksa yang kembali bobo malam. Dan di sinilah Nadine duduk berhadapan dengan Jeffrey di cafe dekat kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpangan
FanfictionNadine mahasiswa jurusan Akuntansi dengan almet biru tua berbaris dengan para pendemo lainnya. Ia masih semangat memberikan sorakan dan bernyanyi lagu Buruh Tani. Hingga water canon menghujani mereka. Di saat Nadine keluar dari barisan dan nyasar k...