Nadine dan Gery

210 54 92
                                    


Sebelumnya teman-teman. Chapter ini sampai 3000 words loh! Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa

 Chapter ini sampai 3000 words loh! Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu festival pekan ilmiah manajemen menjadi hari yang cukup heboh di minggu paruh kedua pada bulan Februari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu festival pekan ilmiah manajemen menjadi hari yang cukup heboh di minggu paruh kedua pada bulan Februari. Perkelahian antar Jeffrey Artha Winata dengan Gery Alaska si anak teknik mesin sukses menggemparkan dua fakultas. Secara kedua nama ini cukup terdengar familiar di kampus bang Emen. Jeffrey dengan segala citra tampan, sultan dan supel itu dengan Gery Alaska si pemuda maskulin yang dikenal dari jurusan Teknik Mesin, tak ada yang menyangka bahwa mereka akan terlibat perkelahian sengit dengan alasan yang sangat konyol.

Perempuan.

Ya mungkin terdengar konyol bagi sebagian orang yang tak mengetahui cerita yang lebih detail. Persetan dengan itu, Jeffrey tak peduli. Ia hanya berusaha melindungi apa yang bisa ia lindungi.

Sore itu baik Jeffrey dan Nadine di bawa kembali segera ke kostan Para Pecinta Tolak Angin, tempat yang lebih dekat untuk sekedar privasi dan menyadarkan Nadine dari pingsannya.

Jeffrey jadi merasa bersalah, sebab sejak ada dirinya gadis itu terus terkulai seketika.

"Gue tau lo jago berantem, tapi jangan di kampus juga lah Jeff. Lihat-lihat tempat." Itu yang pertama kali keluar dari mulut Diksa ketika Jeffrey terduduk masih penuh emosi di sofa ruang tengah.

Excel tak banyak bicara, selepas mereka sibuk menenangkan Jeffrey dan membopong Nadine ke kamar Johnny. Pemuda itu membawa dua gelas air hangat dari lantai dua. Fyi, dispenser dengan air panas hanya berfungsi dengan baik di lantai dua, sebab dispenser lantai satu sudah berpulang ke rahmatullah.

"Yur, bawain ini ke Nadine." Excel menyerahkan gelas satunya pada Yure yang masih berdiri di ambang pintu kamar Johnny, membiarkan Johnny membaringkan tubuh Nadine di tempat tidur. "Oh iya makasih, btw yang satunya buat gu---"

"Buat Jeffrey." Sahut Excel segera, pemuda itu melengos bikin Yure mencebik.

"Nih." Sodor pemuda itu. "Air hangat, biar hati lo makin panas."

Entah ada motivasi apa yang membuat Excel berkata demikian, pemuda itu langsung dapat injakan gratis dari Yuta.

Johnny sudah kembali sejak sepuluh menit yang lalu, ia mendudukkan dirinya di sofa bersama pemuda lainnya. "Lo kenapa tiba-tiba nonjok si Gery?" Tanyanya langsung.

SimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang