Nasi Goreng Genderuwo

226 58 83
                                    


Happy sunday everyone! Enjoy your weekend with a bright smile!

By the way, gue seneng banget bisa up simpangan se-sering ini setiap Minggu wkwkwk. Karena biasanya gue susah fokus di satu cerita sejak gue hiatus dari penulisan wattpad dan sibuk skripsian :) but now everything about menulis sudah kembali sedia kala.

And i hope so dengan antusias kalian di cerita ini yang bakal tetap sama.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Enjoy the story!

 Enjoy the story!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sore kali ini tak sepenuhnya jingga, sebab gerumul awan mendung datang dari arah timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sore kali ini tak sepenuhnya jingga, sebab gerumul awan mendung datang dari arah timur. Nadine berspekulasi bahwa nanti malam mungkin saja akan turun hujan. Cahaya sore menyembul dari balik kusen jendela kamar Nadine, menemaninya mengerjakan tugas sedari jam empat sore. Kostan sudah mulai ramai ketika Hera datang berseru ketika kucing duduk dengan anteng di atas tangga.

"Ya Allah! Ahelah lu tong! Kalau duduk bisa milih-milih tempat nggak? Ini jalanan orang lewat, lo mau gue injek?!"

Fyi, Hera takut banget sama kucing karena ia alergi bulu. Nadine yang mendengar seruan dari kamarnya langsung keluar. "Eh iya sori-sori Her, itu kucing tadi pagi gue kasih makan, kayaknya sekarang dia minta jatah."

Hera langsung merengek. "Kak bisa di angkat dulu nggak kemana gitu, biar gue bisa lewat."

Nadine langsung menghampiri dan membawa si kucing putih ke orenan itu biar nongkrong di depan kamarnya saja. Gadis itu berjalan ke arah kulkas, mengambil wadah dan mengisi sosis di dalamnya untuk si kucing. Sibuk dengan si kucing, langit kini sudah menggelap, Rose dan Yure kini sudah kembali menempati sofa ruang tengah sambil ngemil cilor depan kampus.

"Si Mega ke Bandung tau." Tiba-tiba Yure nyeletuk.

"Sama siapa?" Tanya Hera.

"Sama Aryan." Ujarnya tanpa dosa, nggak nyadar sedari tadi Rose sudah cemberut.

"Move on aja lah kak. Gue yakin di luar sana masih banyak cowok yang mau sama lo." Niatnya, Hera mau menghibur saja. "Yaiyalah! Siapa coba yang nggak mau sama gue? Gue mah cantik, body nya juga bagus."

SimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang