Bilangin Dong

444 119 54
                                    

100 comments?

ampun bang john

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ampun bang john

***

Perkara Nadine datang ke gedung fakultas sepayung berdua sama Jeffrey tuh benar-benar menggemparkan Fakultas Ekonomi. Kalau kata Diksa sih, Nadine dan Jeffrey bagaikan Iqbal dan Zidny yang katanya tunangan diam-diam, ngagetin banget kayak petasan. Bikin para bucinnya Jeffrey jadi meledak-ledak penuh patah hati. Untung aja bukan jamannya SMA yang main labrak-labrakan perkara cowok. Nadine bisa jadi kecoak geprek pemirsa.

"Lagian kenapa sih lo? Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba satu payung?" Tanya Diksa kepo.

"Eh stupid human, yang namanya sepayung berarti lagi ujan. Angin boleh lo ilangin tapi adain dong unsur ujannya." Johnny tuh kadang memang suka nimbrung nggak penting.

"Ya mana aing ketehe! Orang tiba-tiba tuh makhluk ada di sebelah gue! Segala lari-larian lagi, nggak liat ada kubangan yang kapan saja bikin flatshoes gue basah! Kalau basah tuh nanti jadi bau sikil."

"Udah kecium sih dari tadi." Yure meringis di akhir kalimat sedangkan Johnny hanya mengindikkan bahu sambil ngomong "Not my problem."

"Bilangin kek ke sahabat lo pada, nggak usah caper ke gue." Nadine bersungut kesal sambil menyeruput kuah sotonya.

Yure auto mendelik julit. "Kok gue kesel ya dengernya."

"Lagian yang heboh di selametin Jeffrey duluan siapa? Elo kan? Eh! Eh! lo liat nggak cowok yang megang merah putih? Yeeee! Gue gibeng muter-muter lo!" Yure sewot banget, maklum rasa iri dengki menguar begitu saja karena Jeffrey lebih milih modus ke Nadine daripada dia.

"Ya kan itu sebelum gue tau kalau dia Jeffrey Arta Winata." Nadine mendengus, melihat beberapa pemuda memasuki foodcourt FE dan menemukan Jeffrey dengan kemeja hitam identitas fakultas.

"Emang kenapa kalau dia Jeffrey? Tuh anak nggak kurapan kok lo tenang aja nggak bakal tertular." Diksa berujar santai kemudian beralih lagi menatap Nadine. "Eh tadi lo suruh bilangin apa sih ke dia?"

"Nggak usah caper ke gue."

Diksa mengangguk penuh pengertian, kemudian dengan kurang ajarnya mengangkat tangan ke atas.

Manggil Jeffrey sama Excel.

Apakah ini yang dinamakan pertemanan?!

"Jeff!" Beneran di panggil dong. Diksa kayaknya otaknya memang udah di lelang ke tukang barang bekas. Rasanya mau di ajak ke ring tinju, terus di smackdown sama Nadine tanpa ampun. Biar semaput sekalian.

Tambah lagi deh sama Johnny, soalnya dia kurang ajar. Malah ketawa. Nggak bantuin sama sekali. Nadine jadi merasa bahwa pertemanan mereka selama empat semester ini nggak ada artinya.

SimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang