Hai hai! Long time no see, well it's been a week. Chapter ini cukup panjang dari biasanya gue update Simpangan, so... 100 komen ya?Ok, enjoy the story.
Sabtu sore, Nadine benar-benar menepati ucapannya untuk hadir dan menonton Jeffrey nyanyi di atas panggung. Walau awalnya ia sempat ingin melanjutkan tidur siangnya di hari Sabtu, mengingat Jeffrey begitu semangat mengirim DM di Instagram soal ia akan nyanyi nanti sore bikin Nadine jadi iba. Nadine nggak peduli kalau Jeffrey kecewa, tapi dia pikir melakukan hal baik untuk Jeffrey tak ada salahnya. Ia datang bersama Johnny, Diksa dan Yure.
Sampai di pintu masuk pengecekan tiket, mereka bertemu Excel yang sedang memegang kamera menyimpan beberapa dokumentasi. Pemuda itu sempat mendongak, menyadari kehadiran keempat orang itu. "Jeffrey bentar lagi nyanyi, mending lo pada buruan masuk." Ujarnya segera.
Yure masih sempat-sempatnya melayangkan jurus pendekatan dengan tersenyum super manis sambil berujar. "Sel foto gue dong Sel. Sendiri."
Excel tak menjawab walau tangannya segera mengarahkan kamera. Mungkin Yure pikir ia akan foto sendirian, tapi di belakangnya ketiga orang yang datang bersamanya langsung bergaya. "Makasih Sel."
"Hmmm."
Yure hendak melangkah menyusul ketiga temannya namun ia menoleh lagi. "Sel jangan lupa chat gue di balas. Gue nih bukan koran yang dibaca doang." Ujarannya bikin Johnny langsung menarik tangannya cepat sambil berceloteh sebal. "Lo nih tau malu dikit kek."
"Tapi Jo, cowok cuek kayak Excel tuh harus di gituin biar pihak cewek di kasih respon."
"Memang lo nggak sadar Excel tuh gatel-gatel tiap ketemu lo." Kali ini Diksa yang langsung salty, bikin Nadine dan Johnny tergelak tawa. "LO KIRA GUE ULET BULU APA?!"
Mereka sampai di lapangan acara, berbaur bersama ratusan orang yang sudah berdiri. Panggung itu berdiri tak terlalu tinggi. Ada pagar pembatas besi yang menjadi pemisah antar area panggung dengan lapangan para penonton. Ada tampilan spanduk yang bertuliskan Pekan Ilmiah Manajemen Tahun 2019. Di atas panggung juga terdapat alat-alat bermusik band yang ditaruh di sudut belakang. Di sekitaran area panggung para panitia acara terus berlalu lalang, dari raut wajahnya yang mengkerut bisa dilihat mereka sangat sibuk, walkie talkie yang sedari tadi mereka genggam terus mengeluarkan suara dari laporan setiap bagian panitia.
Nadine sempat menyipit, melihat Jeffrey yang berlarian kecil menuju belakang panggung. Pemuda itu berpenampilan sederhana dengan kemeja panitia berwarna hitam, senada dengan celananya. Ia mengenakan sepatu putih yang menjadi pijakannya untuk berlari. Tangannya dibalut jam tangan mahal dengan merk rolex yang bersinar karena pantulan cahaya matahari. Rambutnya yang coklat tua bergoyang-goyang seiring langkahnya mengantar ia ke belakang panggung. Ya ya, Nadine bisa paham kenapa ia sepopuler itu di kampusnya. Penampilannya memang selalu menarik mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpangan
FanfictionNadine mahasiswa jurusan Akuntansi dengan almet biru tua berbaris dengan para pendemo lainnya. Ia masih semangat memberikan sorakan dan bernyanyi lagu Buruh Tani. Hingga water canon menghujani mereka. Di saat Nadine keluar dari barisan dan nyasar k...