6. Element

4.2K 644 8
                                    

"Jadi, kenapa kau bilang lebih dominan elemen tanah?"

Jungwon menghelan nafas jengah. "Hyung, itu diajarkan disekolah, mungkin dari kecil."

"Yakk aku sudah 5 kali tidak ikut belajar karena harus membersihkan perpustakaan. Dan kau tau bukan hubungan ku dengan appa sejak kecil bagaimana?"

"Baiklah." Jungwon akhirnya memilih untuk menjelaskan nya. "Hyung, kau lahir dari pasangan yang sama-sama berelement api. Sedangkan aku, appa tanah dan eomma api. Dan tentunya anak nya akan lebih dominan pada sang ayah. Meskipun aku omega, dan kau pasti berpikir seharusnya aku seperti eomma yang berelement api. Tapi tidak, anak yang terlahir dari pasangan berbeda element, akan lebih dominan pada sang ayah."

"Jadi intinya. Kalau anak lahir dari pasangan beda element, kekuatan element nya akan dominan element ayah nya?"

Jungwon mengangguk, membenarkan pertanyaan jaeyoon. "Untuk anak pertama memang element nya, element ayahnya, untuk anak kedua atau seterusnya bagaimana takdir moon goddess saja. Dan aku anak kedua, memiliki element grey moon, soobin hyung juga. Semuanya bisa dilihat dari titik yang ada di belakang telinga. Titik ku bewarna hijau, jadi element ku tanah."

"Jadi, hanya berlaku pada anak pertama yang lahir dengan sepenuhnya element sang ayah?" Tanga jaeyoon lagi.

"Iyaa hyung. Tapi, anehnya anak pertama dari pemimpin Pack Blue Moon memiliki element es bukan angin."

Mendengar perkataan jungwon, ia baru sadar kalau jongseong anak pertama dan element nya es.

"Kau kenal jongseong?" Tanya jaeyoon pada orang disamping nya.

"Kenal, aku tak sengaja bertemunya saat di agorá."

Jaeyoon tau jungwon menyembunyikan sesuatu, tapi ia tak ingin terlalu mengurusi kehidupan sepupunya. Hidup nya saja masih belum jelas.

"Hyung, apa kau sudah bertemu dengan mate mu? Seharusnya di umur 20 tahun, seorang alpha sudah menemukan mate nya."

"Kau bocah 17 tahun, lebih baik diam."

Jungwon langsung menatap tajam jaeyoon. Memang dirinya masih 17 tahun, tapi ia sudah mendapatkan masa heat nya, meskipun belum mendapatkan tanda miliknya dan tanda mate nya.

"Setidaknya aku lebih pintar dari mu." Sinis jungwon.

Jaeyoon langsung mengusak gemas rambut sepupunya itu.

Suasana sekolah cukup ramai di hari senin yang jauh dari hari libur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana sekolah cukup ramai di hari senin yang jauh dari hari libur. Jaeyoon masih memikirkan untuk apa dia membeli kalung.

Namun tiba-tiba ada yang menarik kerah baju belakang nya.

"Shim jaeyoon kau mau kemana?" Tanya orang yang menarik kerah baju jaeyoon.

"Ke kelas, ssaem."

"Ke kelas mu atau ke wilayah Blue Moon?"

Mata jaeyoon langsung membelo. Ia terkejut saat melihat sekelilingnya, dirinya ada di bangunan pemimpin sekolah dan hampir memasuki lorong gedung yang berisi alpha Blue Moon dan beberapa bangsa lainnya.

"Aku tidak sadar ssaem."

Kepala sekolah bernama Jonghyun yang seorang elf, langsung menyuruh jaeyoon ke kelasnya.

Sepanjang jalan jaeyoon masih terus memikirkan mate, kalung dan rencana gila Park Jongseong.

"Jaeyoon-ah kenapa kau pergi ke gedung sebelah?" Tanya seseorang tiba-tiba, siapa lagi kalau bukan Yixiang.

"Aku melamun sepanjang jalan menuju kelas. Untung saja Jonghyun ssaem menahan ku, kalau tidak aku sudah di serbu para alpha dingin itu."

Memang jaeyoon alpha terkuat untuk generasi sekarang, tapi kalau dengan cara diserbu oleh para alpha Blue Moon tentu saja dia akan kalah.

"Bagaimana dengan hanbin hyung?"

Yixiang menghelan nafas lelah. "Sepertinya aku mempunyai nasib bagus."

Dahi jaeyoon mengkerut bingung, ia menatap temannya itu sembari mengangkat satu alisnya.

"Moon goddess mentakdirkan aku dengan nya." Ujar yixiang semangat.

"Maksud mu mate?"

Yixiang mengangguk. "Tapi dia belum menerima ku sepenuhnya."

Jaeyoon menepuk pundak temannya itu. "Suatu saat dia akan menerima mu." Lalu merangkul nya.

"Ku doa kan kau segera bertemu dengan mate mu." Yixiang ikut merangkul pundak jaeyoon.

Jaeyoon terdiam. Dirinya langsung mengingat tanda mate nya. "Tanda kepingan salju berarti?"

"Apa?" Tanya yixiang bingung. Perkataan jaeyoon tidak terlalu jelas.

"Kepingan salju, tanda kepingan salju bodoh." Ujar jaeyoon kesal.

"Berarti milik omega Blue Moon." Jawab yixiang terlampau santai.

Sedangkan jaeyoon menghentikan langkahnya, membuat temannya ikut berhenti. "Kenapa kau beranggapan itu tanda omega Blue Moon?"

"Kepingan salju sama saja es bukan? Kalau alpha itu tidak mungkin. Alpha, beta, gamma, yang bukan keturunan bangsawan memiliki tanda berbentuk bangun datar dengan bentuk sedikit ciri yang berbeda pada setiap pemilik nya. Sedangkan alpha, beta, gamma bangsawan memiliki tanda berbentuk hewan mitologi jaman dulu. Seperti milikmu, yang berbentuk werewolf, menandakan kau werewolf yang kuat, sulit dikalahkan." Jelas yixiang.

"Dan omega dan luna biasa memiliki tanda berbentuk daun. Sedangkan omega dan luna bangsawan memiliki tanda berbentuk bunga. Lalu tanda kepingan salju?" Tanya jaeyoon bingung.

"Aku tidak tau itu. Lebih baik, kau tanyakan pada heeseung hyung." Ujar yixiang sembari menunjuk seorang gamma yang sedang fokus dengan buku.

Jaeyoon langsung menghampiri heeseung. "Hyung aku ingin bertanya."

"Silahkan."

"Maksud tanda kepingan salju apa?"

Heeseung langsung menutup buku nya, menatap jaeyoon terkejut. "Kepingan salju? Bukannya tanda mate mu bentuknya masih belum jelas?"

"Yang ku lihat kepingan salju dan milik ku seekor serigala. Jadi artinya?"

"Orang yang memiliki tanda kepingan salju dan werewolf...." Heeseung terdiam. Berpikir untuk memberitahu jaeyoon atau tidak. Tapi belum waktunya alpha muda di depannya tau.

Jaeyoon masih menunggu gamma di depannya berbicara. "Hyung sebenarnya kau tau atau tidak?"

"Ahh t-tidak, tanyakan saja pada eunbi ssaem." Heeseung terlihat gugup, dan itu membuat jaeyoon curiga.

Jaeyoon mengedikkan bahunya acuh, lalu pergi begitu saja. Mungkin ia akan bertanya nanti saat istirahat.










To be continued....

[✓] Werewolf || JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang