Part 53

615 24 2
                                    

Hai!!!
Apakah sudah siap untuk membaca part ini???
Jangan lupa vote terlebih dahulu sebelum membaca
Jangan lupa komen juga yaa

Oke selamat membaca!!!

****

Langit masih kelabu. Hawa dingin masih terasa menusuk. Mentari masih malu-malu untuk menampakkan dirinya. Tumbuhan pun masih berembun, akibat semalam hujan.

Aurora masih tertidur pulas di kamarnya. Tubuh mungilnya tertutupi selimut yang tebal. Wajahnya terlihat sangat damai saat tertidur. Pucat mendominasi wajahnya.

Tidurnya terganggu oleh alarm jam yang memekakkan telinga. Ia pun terbangun dan mematikan alarm. Matanya tak lepas menatap kalender yang berada di nakas.

Waktunya kemo lagi,-batinnya.

Ia pun bangkit dari ranjangnya. Berjalan pelan dan membuka gorden kamar di hadapannya. Lalu ia berjalan menuju balkon.

Aroma hujan masih terasa, ia menyukai itu. Ia menatap sekelilingnya. Angin membelai lembut wajahnya. Ia menikmati indahnya ciptaan Tuhan.

Setelah puas, Aurora kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia mengambil ponselnya dan mendial nomor seseorang.

"Halo kak Sita," sapa Aurora saat sudah tersambung. Ia menghubungi dokter Sita untuk menanyakan jadwal chemotherapy.

"Kenapa Ra?"

"Nanti kemo jam berapa?" tanya Aurora tanpa basa-basi.

"Pagi aja, soalnya kalo sore udah janjian sama pasien lain," ucap dokter Sita.

"Okey, makasih." Aurora pun langsung menutup. Aurora pun menaruh ponselnya. Lalu ia duduk di pinggiran ranjang.

Eh kalo pagi sekolah, terus gimana? Apa bolos aja ya?-batin Aurora.

Ia mengambil kembali ponselnya. Lalu ia pun langsung menghubungi Anya. Dengan Anya langsung diangkat.

"Anya, nanti izinin Rora ya," ucap Aurora tanpa basa-basi.

"Lah kenapa izin? Jangan dong, nanti gue sendiri di kelas," ucap Anya menggebu-gebu.

"Udah izinin aja ya," ucap Aurora tegas.

"Oke, untuk berapa hari?"

"Hari ini doang."

"Oke, jangan lama-lama. Awas aja besok gak berangkat lagi, gue grebek rumah lo."

"Iya iya, makasih udah izinin."

Aurora menaruh kembali ponselnya. Lalu ia pergi ke kamar mandi. Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Aurora bergegas turun menuju meja makan.

Ia mengenakan kaos pendek berwarna putih, dengan denim skirt berwarna hitam. Ia juga membawa Sling bag berwarna hitam.

"Eh non Rora," ucap bi Ira. "Pagi non," sapanya hangat.

Aurora tersenyum, "pagi juga bi."

Bi Ira menatap Aurora, "non kok gak pake seragam sekolah? Gak ke sekolah?"

Aurora yang sedang memakan rotinya hanya menggeleng. Wajahnya juga pucat, terutama bibirnya. Namun ia menutupinya dengan sedikit lip tint.

AURORA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang