Part 41

626 29 2
                                    

Haiii guys
Selamat membaca❤️
Jangan lupa vote dan komen

****

Aurora masih terbaring di kasur kamarnya. Sejak pulang dari sekolah tadi ia belum sadarkan diri.

Wajahnya pucat namun masih terlihat cantik. Damai sekali wajahnya. Seragam sekolahnya sudah diganti oleh Anya yang juga di bantu oleh bi Ira.

Gibran sedari tadi setia menunggunya membuka matanya. Ia juga mengompres kepala Aurora karena sedikit hangat. Sedangkan Anya di bawah memasak makanan.

"Lo kok belum bangun sih," gumam Gibran seraya menggenggam tangan Aurora.

"Betah banget ya tidurnya?" Gibran kembali mengompres kepala Aurora.

Gibran membenarkan rambut Aurora yang sedikit menutupi wajahnya. Kemudian tangannya mengelus lembut rambut Aurora.

Tak lama Anya datang seraya membawa nampan berisi makanan. Anya tersenyum melihat Gibran yang melamun menunggu Aurora.

"Ayo makan dulu," ajak Anya lembut seraya menaruh nampannya di nakas.

"Kamu duluan aja."

Anya menghela napasnya, "udah ayo!"

Gibran pun mengangguk patuh. Kemudian mereka pun makan dengan khidmat.

Tak lama kemudian mereka pun menyelesaikan makannya. Gibran menaruh piringnya dan mengambil minum. Begitu juga dengan Anya.

"Aku cuci piring dulu, sekalian angetin bubur tadi," ucap Anya seraya membawa nampan tadi keluar dari kamar Aurora. Gibran hanya mengangguk.

Sorot mata Gibran menunjukkan bahwa ia sangat khawatir dengan sahabatnya itu. Ia kembali menatap wajah pucat Aurora.

"Bangun Leya, gak capek tidur terus?" ucap Gibran seraya mengelus puncak kepala Aurora.

Tiba-tiba Aurora membuka matanya perlahan. Refleks Gibran pun menarik tangannya. Mata Aurora menjelajah ke seluruh penjuru ruangan itu.

"Ini kamar lo, tadi lo pingsan jadi di bawa pulang," jelas Gibran yang mengerti Aurora bingung.

"Mau duduk?" Tawar Gibran. Aurora mengangguk setuju. Gibran pun membantunya duduk.

Tangan Aurora memegang pelipisnya karena merasakan pusing.

"Masih pusing?" Aurora hanya mengangguk.

"Mau minum?" Aurora hanya menggeleng.

"Mau apa terusan?" Tanya Gibran gemas.

"Susu coklat yang dingin," ucap Aurora dengan menampilkan deretan gigi putihnya.

"Ya udah gue ambilin, sekalian panggil Anya buat bawain makan."

"Gak mau makan."

"Harus, gak boleh bantah," ucap Gibran seraya keluar dari kamar Aurora.

Aurora hanya mendengus kesal. Ia kemudian memejamkan matanya seraya bersandar di kepala ranjang.

Tak lama kemudian Gibran datang diikuti Anya di belakangnya. Anya membawa sebuah nampan.

"Mana yang Leya mau?" Tanya Rora yang melihat keduanya tak membawa yang Aurora inginkan.

"Lo mau minum obat, jadi jangan minum susu coklat dingin dulu," ucap Anya.

"Iya nanti aja kalo udah lama minum obatnya," ucap Gibran.

"Ya udah terserah kalian," ucap Aurora pasrah.

Anya menaruh nampan di nakas. Kemudian ia mengambil mangkok yang berisi bubur.

AURORA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang