Part 13

863 39 0
                                    

Happy reading!

****

Hai Gibran!
Maaf jika sekarang aku jarang menanyakan kabar kepadamu lagi.
Aku hanya dalam proses melepaskan mu.
Aku coba untuk merelakan kamu dengan dia.

Ily
-AVA, pengagummu.

Seperti itulah isi stick note yang ada di depan loker Gibran pagi ini. Sebenarnya Gibran sedikit risih mendapatkan stick note itu. Namun mau bagaimana lagi.

Kurang kerjaan sih ngirimin kek beginian. Bukannya di sekolah ini ga ada yang namanya AVA? Terus dia siapa?-batin Gibran.

"Gue cariin kemana-mana ternyata lo disini," ucap seseorang membuat Gibran membalikkan badannya.

"Ngapain nyariin gue Ar?" tanya Gibran kepada Arkan.

"Gapapa, itu apaan Gib?" tanya Arkan yang melihat benda yang dipegang oleh Gibran.

"Biasa," ucap Gibran santai.

"Masih dengan orang yang sama? Terus lo udah bilang sama Anya?" tanya Arkan yang langsung mengerti.

Gibran pun mengangguk, "belum. Si Raka mana?"

Gibran memang sering bercerita dengan sahabatnya, maka tak heran jika Arkan mengetahui masalah pengagum rahasia Gibran.

"Ya itu terserah lo lah mau cerita apa nggak sama Anya," ucap Arkan, "biasalah Raka mah," lanjut Arkan.

Gibran pun mengangguk mengerti, "kelas kuy," ucap Gibran sambil berjalan.

Arkan pun segera menyusul Gibran yang berjalan tak jauh darinya.

****

Bel istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. Namun Aurora dan Anya masih berada di dalam kelas. Sepertinya mereka masih mendiskusikan beberapa hal.

"Jangan lagu itu, Rora gak suka sama lagunya," ucap Aurora.

"Terus apa Ra?" tanya Anya.

"Apa ya? Gak tahu Rora bingung," ucap Aurora sambil berfikir.

"Emang lo maunya lagu apa?" tanya Anya kembali.

"Pokoknya yang sad," ucap Aurora antusias.

Keduanya pun kembali berfikir. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri meja mereka.

"Nya," panggil orang itu.

Anya pun langsung menatap orang itu, "Gibran, kenapa?"

"Bisa bicara serius bentar ga?" tanya Gibran serius.

"Ya udah ngomong aja," ucap Anya.

"Nggak disini Nya," ucap Gibran.

"Rora pergi ya? Mau mikir judul lagu buat pensi perwakilan kelas kita, bye-bye," ucap Aurora.

Tanpa persetujuan dari Anya maupun Gibran, Aurora langsung pergi dari kelas.

"Mau ngomong apa?" tanya Anya kembali.

Gibran langsung menyodorkan stick note berwarna biru laut. "Aku mau cerita soal ini," ucap Gibran.

"Maksudnya?" tanya Anya bingung.

Gibran menghela napasnya, "jadi beberapa tahun belakangan ini aku dapet stick note. Tapi pengirimnya gak tahu siapa, kalo dia ngirim stick note pasti warna biru laut dan pasti ada tulisan AVA. Kalo fans-fans aku yang lain pasti cantumin nama mereka."

AURORA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang