SHARE LINK CERITA INI YAH:}
Gadis itu menggigit apel hijau, lalu menyodorkannya pada pria di sampinggnya.
"Apa?" tanya pria itu mengangkat sebelah alisnya.
"Mungkin saja paman mau, tidak perlu sungkan anggab saja buah ini, kau yang beli." jawab gadis itu kembali mengigit apelnya lagi, pria yang tadi ia tawari mendengus pasalnya apel itu memang ia beli sendiri.
"Paman!" panggil gadis itu menarik lengan pria yang sedang mengemudi untuk membalikkan wajah padanya.
"Apa lagi?" geram pria itu menoleh sebentar.
"Aku tidak jadi mengambil lahanmu." ucap Gadis itu meletakkan berkas di atas dasboard mobil.
Pria yang mengemudi itu meminggirkan mobilnya ke sisi jalan, menghela nafas dan bersuara
"Jangan bercanda, ambil ini dan diamlah!" ucap Pria itu meletakkan berkas yang berisi surat kepemilikan tanah pada pada pangkuan gadis yang duduk di sampingnnya."Tidak, ayahku akan marah dan aku tidak suka di marahi apalagi di bentak." Balas Gadis itu, Viola.
"Setelah ini, segeralah menikah paman, aku akan merindukanmu." ucap Viola sebelum menarik tengkuk pria itu, Erick.
Keduanya melumat, Viola mengering nakal sebentar sebelum akhirnya melepaskan pagutan mereka, saat melirik spion ada taksi yang mendekat segera gadis itu keluar dari mobil meninggalkan Erick dan berkasnya.
Erick merasa telah di campakkan, gadis itu meninggalkannya? Oh yang benar saja? Tidak, pasti gadis itu akan bertemu dengannya lagi dan mengekornya nanti.
Erick terkekeh dengan fikirannya, menggaruk sedikit kepalanya sebelum pria itu memilih menuju ke kantornya.
**
Sudah setahun dan apa yang di perkirakan Erick ternyata salah, gadis itu benar-benar menghilang bak di telan bumi, bahkan pria itu beberapa kali mengunjungi ketiga tempat di mana kemungkinan ia bertemu Viola tapi naas bahkan rumah gadis itu Tempak sepi tak berpenghuni, apa yang terjadi padanya?.
Erick menghelakan nafas puasnya menarik rambut wanita bayaran yang sejak tadi memuaskan birahinya,
"Lain kali kau pakai pakaian tertutup karna aku hanya membutuhkan bowh dari mu, bukan tubuhmu !" perintah Erick, semua karna Viola bitch kecil itulah yang merubahnya menjadi membutuhkan sex tapi gadis itu meninggalkannya begitu saja tanpa jejak."Baik Tuan, terima kasih," ucap wanita itu meraih segopok uang di atas meja kerja Erick dan keluar dari ruangan itu.
Erick kembali mengenakan celananya dengan baik, lalu beralih menatap jendela, pandangannya menatap lurus dan jauh.
"Viola, Viola," gumamnya frustrasi.
Jauh dari kantor kantor Erick, di pelabuhan besar seorang gadis cantik dengan bayi mungil di gendongannya berjalan dengan wajah cemberut, menatap sepasang suami istri di depannya yang memeluk sambil menyerukan pujian antara satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pillow talk [Hallo Uncle]
Romance𝐀𝐥𝐞𝐱𝐚𝐧𝐝𝐞𝐫\'𝐬 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐄𝐫𝐢𝐜𝐤 & 𝐕𝐢𝐨𝐥𝐚 [COMPLETED] [ WARNING!!!! ⚠ Area 21+ HARAP DEDEK EMESH MENJAUH! ] AREA PANAS, SPOILER TANPA BATAS, FULL KONTEN. ✏Author note : -Tanggung dosa sama-sama, ya, Beb. - Cerita belum di Revisi...