PLHU - 06

77.7K 1.3K 18
                                    

SHARE LINK CERITA INI YAH:}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SHARE LINK CERITA INI YAH:}

Viola dan Erick akhirnya tidak berakhir di ranjang atau di mobil dengan keadaan telah puas, Viola ternyata membuat Erick mengantarnya ke Penthouse Bigail.

Erick menatap pergerakan tubuh molek nan indah itu keluar dari mobilnya, gadis liar itu kembali seperti biasa dengan gaya centil namun congkak begitu menggoda bagi kaum adam.

Sedikit terangkat senyum tipis dari bibirnya, membayangkan Viola tidak begitu mudah marah... bahkan gadis itu merangkul lengannya selama perjalanan.

Erick keluar dari mobilnya, dan menyadar di pintu,
"kau akan menginap di sini?" tanya Erick menatap lift.

Viola mengangkat bahu acuh, gadis itu mendekat dan menyandarkan punggungnnya di dada Erick, menarik lengan kekar itu melingkar di pinggang rampingnya.

"Tidak tahu, pagar rumah ku sudah di kunci jika sudah larut seperti ini_" ucap Viola berkasat-kusut menyusuri jari jemari Erick dengan kuku panjangnya.

Pria yang dewasa nan gagah itu mengelus perut Viola pelan,
"Apa orang tuamu tidak mencarimu?" tanya Erick, Viola menoleh dan terkekeh.

"Mereka sibuk, Akan pulang hanya saat lelah mereka berbulan madu itupun sampai di rumah mengemasi beberapa barang dan pergi berlibur berdua." jawab Viola, kini sebelah tangannya mengait leher Erick dengan tetap memunggungi pria itu.

"Lalu, kenapa pagarmu akan terkunci?" tanya Erick gemas, pria itu seolah menampar lembut pipi Viola dengan rahangnnya.

"Mungkin karna aku bosan saja." kekeh Viola, Nah kan sialan.

Hampir saja Erick tertipu dengan kalimat sedih dengan alasan bodoh dari Viola. Berbalik, Viola tersenyum miring pada Erick membuat pria itu mencoba membaca fikiran gadis liarnya ini.

"Pamaaan." panggil Viola manja, bahkan gadis liar itu menggesekkan perutnya pada inti tubuh Erick.

"Humm?" sahut Erick.

"Di mana rumah mu?" tanya Viola, Erick mulai menebak sekarang.

"Di mana saja. Tempatku untuk tinggal terlalu banyak, jika kau memang ingin tahu." jawab Erick jujur dengan nada sombong, Viola mendengus.

"Aish baiklah, ayo antar aku ke tempat temanku setelah itu kau boleh pergi dari sini." pinta Viola setengah kesal.

"Ayo!" ajak Erick, mendorong pinggang Viola agar tidak terlalu menempel pada tubuhnya.

Keduanya berjalan memasuki lift dengan Viola yang terus merangkul lengan Erick, rasanya nyaman saja memegangi lengan kokoh nan berotot meski di balik jas dan kemeja itu.

Saat mereka sampai di depan pintu, Viola menekan beberapa tombol dan memasukkan kode agar pintu terbuka, Viola mengernyit dengan suasana yang begitu gelap.

Pillow talk [Hallo Uncle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang