Penyerangan

170 15 2
                                    

Kim Sora POV,

26 Februari 2020,

"Total pasien yang terinfeksi hari ini sebanyak 169 kasus, dan 153 kasus tersebut terjadi di Daegu. Hingga saat ini total pasien yang terjangkit corona virus sudah mencapai 1.146 kasus, dan 11 orang dinyatakan meninggal dunia. Pemerintah telah meningkatkan level peringatan dari "Serius" menjadi "Red Alert". Pemerintah hari ini akan mengumumkan pedoman pembatasan bepergian, aktivitas di luar rumah, aturan dasar isolasi mandiri dan social distancing", pembaca berita mengakhiri headlines news hari ini

"Ya Tuhan, mengapa semakin memburuk", kataku sambil memandangi televisi di apartemenku

Sebelumnya, kasus yang terinfeksi setiap hari nya hanya sebanyak 1-4 orang per hari, akan tetapi Hanya dalam waktu satu minggu status virus ini berubah menjadi Red Alert yang artinya sudah dalam status bahaya.

Hal ini dikarenakan ada seorang wanita terinfeksi corona dan telah melakukan kontak dengan ratusan jemaat gereja nya, sehingga lonjakan pasien yang terinfeksi melonjak drastis dari puluhan menjadi ratusan orang tiap harinya.

Akhir januari lalu, pemerintah meminta para warga untuk selalu memakai masker dan menjaga kebersihan diri. Hal ini tentu saja berpengaruh dengan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

Termasuk Minerva. Mulai awal bulan lalu, aku memutuskan untuk mempersingkat waktu Minerva beroperasi. Biasanya Minerva buka dari pukul 9 pagi dan tutup pada pukul 10 malam. Namun setelah kejadian ini, Minerva buka pada pukul 11 siang sampai pukul 7 malam. Semua pegawai dan pengunjung diwajibkan memakai masker dan dilakukan cek suhu tubuh. Dua kali sehari, semua buku dan area di dalam Minerva akan dibersihkan dan disterilkan. Kemudian aku membagi pegawai menjadi 2 shift.

Selama satu bulan terakhir ini, Minerva mengalami penurunan drastis. Para pengunjung hanya datang untuk meminjam atau mengembalikan buku, sudah jarang pengunjung yang datang untuk menghabiskan waktu mereka untuk berkumpul dengan teman mereka.

Sangat sulit pada awalnya, tentu saja, namun hal ini memaksa ku untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif agar Minerva dapat bertahan pada situasi saat ini.

Aku mematikan televisiku, memakai masker dan membawa tasku, lalu berjalan meninggalkan apartemenku. Saat ini sudah pukul 1 siang, aku baru akan menuju Minerva. Aku akan mengadakan pertemuan lagi dengan para pegawaiku mengenai situasi terbaru hari ini.

Pemerintah telah mengeluarkan aturan berkegiatan di luar rumah, toko-toko dan tempat umum lainnya hanya boleh melakukan aktivitas hingga pukul 8 malam, tidak diperbolehkan melakukan kegiatan berkumpul lebih dari 5 orang. Oleh karena itu, Minerva harus memikirkan jalan keluar agar tetap bertahan. Keadaan jalan raya cukup lengang beberapa hari terakhir ini, sepertinya para warga sudah mulai membatasi kegiatan mereka di luar.

Ketika memasuki Minerva, kulihat hanya ada satu mobil hyundai Tucson silver terparkir disana. Sepi sekali, batinku. Aku segera memarkir mobilku dan menaiki tangga menuju lantai satu.

"Annyeong", sapaku ketika memasuki Minerva

"Annyeong, ah, Oenni", sapa Aeri

Ia segera mengukur suhu tubuhku dan memintaku menggunakan hand sanitizer.

"Gomawo", kataku sambil memandang berkeliling lantai satu

"Baru 5 orang pengunjung sejauh ini, oenni. 3 orang hanya datang untuk meminjam buku. Satu orang datang untuk membeli kopi dan hanya Ray pengunjung yang ada saat ini", kata Aeri memberikan laporan

"Jinjja?", kataku menolehkan wajahku padanya

"Ne. Dan CCTV di tempat parkir sepertinya rusak sejak tadi pagi. Gambar yang dihasilkan dilayar sangat buram, Oenni. Aku sudah memanggil petugas service dan mereka mengatakan akan datang besok pagi", kata Aeri lagi

Dimples (versi Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang