Ada Yang Mengawasi

168 12 2
                                    

Kim Sora POV

20 Januari 2020,

"Oenni, oenni, pemerintah telah menemukan satu kasus Corona virus di Seoul", kata Aeri berteriak padaku

"Jinjja?", kataku sambil berjalan menuju meja resepsionis

Aeri membesarkan volume TV agar kami semua dapat mendengarkan berita tersebut. Yunsu, Eunso dan Ara juga bergegas menuju meja resepsionis.

"Pasien adalah seorang wanita berusia 35 tahun yang tinggal di Wuhan, provinsi Hubei, China. Pasien telah mengalami beberapa gejala semenjak tanggal 18 Januari 2020. Saat tiba di Incheon pada tanggal 19 Januari 2020, pasien tersebut sudah terdeteksi mengalami demam dan flu, sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pagi ini tim dokter menyatakan bahwa berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, pasien tersebut dinyatakan positif novel coronavirus. Kepolisian dan pemerintah sedang melakukan penelusuran dengan siapa saja pasien tersebut berinteraksi selama di Wuhan hingga tiba di bandara Incheon", kata pembaca berita di televisi

"Ya Tuhan", kata Eunso

"Aku yakin dalam beberapa minggu pasti virus ini akan cepat menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di China sedang libur tahun baru China, banyak dari mereka yang bepergian ke luar negeri", kata Yunsu dengan wajah serius

"Aku harap kita dapat mengontrol virus ini agar tidak banyak orang yang tertular", kata Ara

Aku menggigit bibirku sambil menatap gambar-gambar yang silih berganti di televisi. Dalam satu bulan terakhir ini, banyak berita yang kami temui mengenai virus wuhan ini. Sejujurnya aku sedikit cemas mengenai keadaan ini, aku tak bisa membayangkan bagaimana keadaan sosial dan ekonomi bila virus ini menyebar di Korea.

"Kita harus selalu menjaga kebersihan diri kita mulai saat ini. Menurut berita yang ku dengar virus ini dapat dengan mudah menular dari kontak fisik, seperti bersalaman atau bersentuhan", kata Sossa yang baru saja bergabung bersama kami di depan televisi

"Sebaiknya kita tidak terlalu panik, kita tidak tau ke depannya akan seperti apa. Kita percayakan saja pada pemerintah dalam menangani virus ini", kataku kepada mereka

Mereka menganggukkan kepala bersama.

"Annyeong", tersengar suara berat laki-laki dari pintu masuk

Kami semua terkejut dan melihat ke arah datangnya suara tersebut.

"Annyeong, selamat datang di Minerva", sapa Aeri dengan sigap berdiri di belakang meja resepsionis

"Mmm..kalian sudah buka kan?", tanyanya ragu melihat kami berkumpul

"Ye. Kami sudah buka. Silakan scan kartu anda", kata Aeri ramah

Sossa, Ara, Yunsu dan Eunso membungkuk ke arah pria tinggi itu dan beranjak pergi dari meja resepsionis untuk kembali pada pekerjaan masing-masing. Aku tersenyum ke arahnya kemudian mematikan televisi.

"Kau datang lebih awal, Ray ssi", kata Aeri kepada pengunjung itu

"Ye. Aku ada pekerjaan hari ini, jadi aku datang lebih awal", kata pria itu sambil men-scan kartu anggotanya

"Silakan masuk, Semoga harimu menyenangkan", kata Aeri tersenyum ramah

Ketika pengunjung tersebut hilang dari pandangan, Aeri duduk di kursinya dan mulai merapikan meja kerjanya.

"Sepertinya aku sering melihat pria itu selama beberapa minggu ini", kataku ikut duduk disampingnya

"Ye, Oenni. Ia selalu datang setiap hari selama hampir dua minggu ini. Ia bilang ia baru saja pindah ke daerah ini. Namanya adalah Ray Lim, ia bekerja sebagai content writer di salah satu situs pemasaran. Pekerjaannya sangat fleksibel dan dapat dilakukan dimana saja, oleh karena itu ia sering datang kesini untuk bekerja", kata Aeri menjelaskan

Dimples (versi Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang