Pesan yang tak diinginkan

206 16 0
                                    

Kim Sora POV,

10 November 2019,

*tring

"Kau pikir kau cantik!? Kau hanya seorang perempuan bodoh yang mendekati pria dengan menawarkan tubuhmu! Lebih baik kau mati saja!"

Aku mematikan ponselku dan menghela nafas dalam. Ini sudah yang ke 5 kalinya hari ini aku menerima pesan buruk seperti ini. Kepalaku sakit sekali setiap mendapat pesan dari nomer yang tidak aku kenal. Sudah 3 hari aku mendapat pesan-pesan seperti ini.

Awalnya aku membalas pesan tersebut dan menanyakan siapa dirinya dan apa maksud pesan tersebut. Tapi aku hanya mendapat makian yang lebih kasar darinya. Sejauh ini aku sudah mem-block 6 nomer tidak dikenal. Namun, setiap hari nomer asing yang menghubungiku semakin banyak.

Aku telah menceritakan hal ini pada Sunmi, dan ia menyuruhku untuk menghubungi polisi. Namun aku teringat akan kejadian teror dua tahun lalu. Saat itu aku juga menerima pesan-pesan berisi kata-kata kotor dan makian dari nomor seperti ini. Ketika aku melaporkannya pada polisi, mereka tidak dapat berbuat apa-apa, karena yang mereka gunakan  adalah nomer sekali pakai yang biasa digunakan oleh turis bila sedang berkunjung ke Korea dalam waktu singkat. Nomer ponsel seperti ini tidak memerlukan registrasi, jadi sangat susah untuk ditelusuri pemiliknya,

Saat itu aku putus asa. Setiap aku mendapat pesan dari nomer tidak dikenal, aku pasti akan langsung menghapusnya dan memblokir nomer tersebut. Dan aku baru mengetahui bahwa Minwoo lah yang mengirim pesan-pesan tersebut ketika ia diamankan pihak kepolisian pada saat insiden percobaan bunuh dirinya itu dan mengakui semua perbuatannya, termasuk menerobos masuk apartemenku dan menggunting semua pakaian milikku.

Saat itu aku marah, aku ingin sekali ia dihukum. Namun di satu sisi aku merasa kasihan padanya. Ia terus menerus menangis dan meminta maaf padaku. Selama ia menjalani observasi di rumah sakit, ia tidak mau makan dan hanya berdiam diri. Kedua orangtuanya lalu datang mengunjungiku dan memohon agar aku tidak melanjutkan proses hukumnya. Mereka berlutut di depanku dan juga kedua orangtuaku. Ayahnya berjanji akan membawa Minwoo pergi jauh dari kehidupanku. Ia mengatakan Minwoo sakit, dan ia butuh pertolongan bukan hukuman.

Aku cukup mengenal kedua orangtua Minwoo, mereka adalah orang yang sangat baik dan berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Aku merasa iba pada mereka. Ibunya terus memohon kepadaku agar memaafkannya. Hingga akhirnya aku setuju untuk mencabut laporanku asal mereka menepati janji mereka untuk membawa Minwoo pergi jauh.

Aku menatap layar komputerku dengan tatapan kosong, hatiku sakit mengingat kejadian dua tahun lalu. Berkali-kali aku menaruh curiga pada Minwoo. Awalnya insiden ban rusakku. Lalu kemudian pesan-pesan ini. Mengapa kejadian seperti ini terulang lagi??

* tring

"Jagiya~ kau sedang apa? Aku baru saja selesai latihan. Setelah ini kami akan menuju suatu tempat untuk shooting Run BTS. Jangan lupa makan dan beristirahat ya Jagi...aku merindukanmu", isi pesan dari Namjoon

Aku memijat kepalaku yang sakit dan mulai menuliskan pesan balasan untuknya.

"Annyeong oppa. Aku sedang mengerjakan sesuatu di Minerva. Aku dan Sunmi akan makan malam bersama hari ini. Semoga harimu menyenangkan dan Jaga kesehatanmu juga, Oppa. Aku juga merindukanmu".

Aku belum memberitau Namjoon mengenai pesan-pesan tersebut. Aku hanya tidak ingin ia merasa khawatir. Aku akan berusaha mengatasi masalah ini sendiri.

Kulihat jam menunjukkan pukul 4.30 sore. Aku mematikan layar komputerku dan menuju lantai satu. Aku memesan segelas ice Americano dan duduk di tempat favoritku di samping jendela di ruang baca.

*tring

"Hei wanita jalang! Kau pikir dirimu hebat? Bila aku menjadi dirimu, lebih baik aku menenggelamkan diriku sendiri! Sungguh memalukan!"

Dimples (versi Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang