Part 6

34 5 0
                                    

Haii!!!
Maaf typo bertebaran!

HAPPY READING!!!

Didalam perjalanan Viola selalu bergerak gelisah kesana kesini di jok mobil, karena tidak tahan dengan suasana canggung dan sunyi. Akhirnya Viola memberanikan diri untuk bertanya kepada Alvin untuk ijin menyalakan radio mobilnya.

"Emm K-kak?" Panggil Viola.

"Hm?"

"A-anu mau nyalain radio boleh?" Tanya Viola.

"Hahahaha kenapa sih lo kok kayak takut sama gue? Gue nggak gigit kok. Nyalain aja nyalain." Ujar Alvin sambil tertawa, kerena gemas sendiri tangannya dengan reflek terangkat dan mencubit pipi kanan Viola.

"Sakit kakkk." Kata Viola karena merasakan nyeri di pipinya, dan mungkin kini pipinya memerah.

"Hehehe sorry sorry, lo sih gemesin. Lama lama gue karungin lo." Ujar Alvin yang kini tangannya ganti berpindah tidak mencubit lagi sekarang mengelus nya dengan pelan pipi Viola.

"Astaga jantung gue main trampolin, woy woy diem. Jangan sampek kak Alvin denger suara jedag jedugnya jantung gue yang ngedugem." batin Viola.

"Nih dah sampek ayok turun." Ujar Alvin yang menyadarka lamunan Viola. Lalu turun dari mobil untuk membantu Viola.

"Masih pusing?" tanya Alvin.

"Enggak sih kak bisa kok gue jalan sendiri." Jawab Viola.

"Yaudah gue bantu aja, takutnya lo ambruk lagi nanti." Ujar Alvin.

"Oke."

Ding dong (suara bel rumah)

"Permisi... Bi! Bibii!" Teriak Viola yang tidak mendapati jawaban karena sedari tadi lelah. Membunyikan bell nya yang tidak dibukakan pintu.

"Mungkin pergi deh bi Inah ke pasar sama pak Ucup. Kalau tau gini mending gue nggak teriak teriak dari tadi, lagian gue punya kunci cadangan." Gumam Viola yang dapat didengar Alvin.

Alvin yang mendengar gumaman gadis disampingnya ini terkekeh geli. Akhirnya pintu pun terbuka, pemandangan yang Alvin lihat adalah Rumah Rapi, bersih, dan sepi. Nuansa rumah Viola adalah nuansa rumah minimalis dengan dua lantai rumah, tapi sangat nyaman untuk ditinggali.

"Gue anterin kekamar lo. Takut gue kalo lo jatoh di tangga." Ucap Alvin.

"Y-yaudah ayo kak."

"Tenang gue nggak bakal ngapa ngapain lo kok hehehe." Ujar Alvin yang meyakinkan Viola yang terlihat takut.

Sesampainya dilantai dua didepan pintu berwarna putih dengan tulisan
'don't enter my room, lo masuk sini by one sama gue.' Alvin yang melihat itu pun tertawa kecil, ternyata gadis disampingnya ini ada sedikit jiwa bar bar nya. Viola yang menyadari tawa Alvin pun menoleh sebelum membuka pintunya.

"E-eh kebaca hehehe." Malu Viola.

Saat terbuka Alvin tercengang dengan gimana bentuk kamar Viola apalagi disebelah tempat tidur dekat dengan pintu ada lemari kaca khusus untuk menyimpan semua piala yang berjajar rapi, yang diyakini pemiliknya Viola. Bukan hanya itu kamar gadis ini tidak ada warnanya alias warna putih, bukan seperti kebanyakan gadis gadis lainnya yang cenderung menyukai warna yang mencolok seperti pink, merah, ungu, biru, dan lain lain.

HUJAN KELABU || [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang