Happy reading!!!
"Vivi?!" Ujar dua orang terkejut secara bersamaan.
Ya dia Viola.
Keduanya langsung menoleh dengan tatapan masih sama-sama terkejutnya. Dan semua pun juga menghening. Hitungan detik kemudian Alvin tersadar dan dengan cepat merubah raut wajahnya, dan mempertajam matanya saat menoleh ke Davan.
Davan sekarang malah tersenyum menatap Viola, Alvin yang melihat itu entah mengapa merasa geram sendiri dan dengan brutal dia memukul Davan secara membabi buta, melupakan darahnya yang bercecer kemana-mana.
"Kak udah kak!!"
"Kak berhenti!!"
"Berhenti!!!!"
"KAK UDAH, KAK DAV BISA MATI HIKS!" Teriakan Viola yang terakhir kalinya membuat Alvin langsung menatapnya dengan pandangan yang tak bisa di deskripsikan.
Semua orang baik anak BRN dan anak Eagle hanya terdiam menjadi penonton. Viola sudah terisak, tapi dengan cepat dia menahannya. Lalu dia menghampiri kedua orang itu, yang satu terkena luka dalam di lengan, yang satunya lagi sudah dalam kondisi parah walaupun masih bisa mengendalikan diri, jadi masih sadar.
"Vivi, kamu gak kangen aku?" Tanya Davan masih tetap tersenyum melihat Viola.
Viola yang ditanyai hanya membuang pandangan menatap ke Alvin yang juga menatapnya.
"Oh aku paham, kamu dibayar ber-"
Bugh
"ANJING LO! KALO LO MAU MAKI CEWEK GUE! MATI LO SEKARANG JUGA!!" Ujar Alvin dengan dada naik turun setelah membogem Davan sekuat tenaga, dan akhirnya Davan tak sadarkan diri.
"Berhenti kak!" Ucap Viola sambil merengkuh tubuh Alvin dari belakang.
Alvin pun membalik badannya dan membalas pelukan Viola, setelah cukup lama berpelukan Alvin melepasnya secara halus, jemarinya terulur untuk menghapus jejak air mata di wajah cantik Viola.
"DENGAR SEMUA!! BUAT LO YANG GANGGU CEWEK GUE, GUE BAKAL BUAT LHO KAYAK SI BAJINGAN INI atau bahkan lebih parah lagi." Ucap Alvin tegas dengan wajah datarnya, serta diakhir kalimatnya dia buat lirih yang semakin membuat suasana terasa dingin dan mencekam.
"Bawa ketua lo, keburu mati." Perintah Kelvin ke pada anak Eagle.
"Ini belom selesai tunggu pembalasan kita nanti." Ucap seorang anak Eagle.
"DITUNGGU YA NYETT!!" Teriak Alex karena mereka sudah mulai melakukan motornya menjauh dari tempat kejadian.
"Huh kelar juga njing." Kata Gatot sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.
"Hust! Liat tuh si bos sama cewek."Ujar anggota BRN yang melihat Alvin sekarang terduduk dengan Viola disampingnya.
"Kak lukanya lumayan dalem lho itu, ayo cepet diobatin." Ucap Viola panik karena darah itu semakin merembes hingga menembus kaos yang Alvin kenakan.
Dengan cepat viola melepas sweaternya lalu menjadikan lenga sweater itu untuk menahan pendarahan Alvin.
"Bos itu gimana? Kerumah sakit dulu lah biar dijahit, mau ke panti langsung emang?" Tanya Deril.
"Kalian duluan kesana aja, ntar nyusul gue." Jawabnya.
"Oke."
Setelah itu anggota BRN melajukan motornya menuju panti, termasuk anggota inti kecuali Alvin. Kenapa mereka hanya menanyai dan tidak panik? Apa tidak peduli dengan sahabatnya yang terluka itu? Tidak, mereka tau sahabatnya terluka tapi itu sudah biasa bagi Alvin, kadang Alvin susah sekali bila di ajak kerumah sakit untuk diobati, itu membuat sahabatnya kelimpungan. Dan parahnya sering sekali Alvin membiarkan luka itu menganga hingga kering dan baru diobati, sahabatnya pun hanya pasrah malas menghadapi Alvin yang keras kepala. Makanya sekarang mereka langsung meninggalkannya, mereka tau cewek yang disamping bosnya itu bisa membujuk bosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN KELABU || [on going]
Teen FictionWARNINGG! [INI CERITA BELUM DIREVISI JADI BANYAK TYPO!] Follow dulu ya kalo bisa sebelum baca xixixi :) "gue gk bisa hiks lagi nahan hiks perasaan ini, hiks gue ngga b-bisa. Hiks dia terlalu b-berarti buat gue kak hiks"- V Hujan lah penuntun sekalig...