Part 8

19 3 0
                                    

Haii!! Makasih yang udah mampir, maaf ya lama update banyak tugas sekolah hehe... Di part kali ini mungkin sedikit bermain main sajaaa hehehe... Maaf ya typo nya nanti, kalo bisa tandai.

HAPPY READING!!!

Setelah MOS terakhir tadi tak disangka ternyata ada pengumuman juara nya tadi dan memperoleh hadiah. Tapi sayang kelompok 9, kelompok Viola tidak menang. Karena saingan kelas sebelahnya pemukul nya pada tinggi tinggi, ya kalian tau lah Viola sedikit pendek.

Siswa digiring untuk mengganti pakaian mereka karena basah, tadi yang hanya sibuk berteriak teriak atau bukan pemukul tadi, mereka saat sudah selesai lombanya ikut bermain air. Para osis membiarkan mereka, karena tau MOS yang singakat perlu kenangan untuk diingat.

Kemudian kegiatan itu berakhir arti besok Seninnya mereka akan memulai pembelajaran dengan normal. (Ini ceritanya hari jumat). Siswa diantar ke aula sekolah untuk menerima buku buku paket mereka, dan sedikit pengarahan untuk aturan tata tertib disekolah ANDROMEDA. Dari ceramah, pidato, lalu lanjut sedikit pertunjukan dari perwakilan kelas 10 juga dan kakak kelas.

Kelas Viola hanya mementaskan nyanyian solo. Kini Viola lagi yang terlibat, entah sesungguhnya Viola tidak terima, tapi bagaimana lagi. Mungkin takdir karena dia memiliki banyak talent sehingga sangat bisa untuk dimanfaatkan.

Viola maju kedepan dipanggung kecil bukan panggung sih seperti papan yang tingginya kira kira selutut saja. Di sana Viola sudah siap dengan gitar dan mic didepannya. Viola mulai memetik gitarnya dan alunan intro yang terdengar merdu dan tenang. Mulutnya mulai terbuka dan mempertunjukan suaranya yang merdu, halus, dan menenangkan.

Semesta bicara tanpa bersuara
Semesta ia kadang buta aksara
Sepi itu indah, percayalah
Membisu itu anugerah

Awal yang mengagumkan semua tampak larut dengan alunan melodi Viola. Bahkan Alvin yang diujung ruangan tampak hanyut dalam bola mata indah yang sayu, dengan tangan yang memetik Gitar, mulut yabg berucap nada yang menenangkan.

Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari

Viola yang merasa diperhatikan dengan lekat dia melihat dipojok ruangan Aula dengan mulut yang masih melanturkan nada nada yang indah.

Semesta bergulir tak kenal aral
Seperti langkah-langkah menuju kaki langit
Seperti genangan akankah bertahan
Atau perlahan menjadi lautan?

Mereka bertatap tatapan lama, tenggelam dalam suasana yaang tenang, lagu yang sedap didengar, mata yang berbicara seolah menyampaikan perasaan lewat pertemuan yang singkat.

Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari

Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari

Lagu selesai eyescontact mereka terputus karena suara tepuk tangan yang meriah sebagai apresiasi mereka yang mengagumi bakat Viola. Viola berucap terima kasih lalu turun dari panggung.

Saat itu Alvin sangat gugup dia bingung dengan jantungnya kenapa berdetak lebih cepat dari biasanya. Mata itu, bibir itu, suara itu, semua tentangnya kenapa terus berputar putar di otak nya.

HUJAN KELABU || [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang