Sepulang dari sekolah, Jaemin langsung pergi ke kamarnya. Mengabaikan keberadaan mama dan papanya di ruang tengah.
Sesampainya di kamar, Jaemin mengambil paksa hasil ulangan di dalam tasnya. Jaemin hanya mendapat nilai 4, 5, dan 6. Jaemin berdecak sebal. Tentu ia kecewa dengan hasilnya. Berujung menyalahkan diri sendiri karena nggak belajar. Emang sih, Jaemin nggak ada niatan buat belajar. Pantes juga Jaemin kecewa.
Jaemin telungkup dan membenamkan wajahnya di dalam bantal untuk meredam tangisnya.
Perilaku Jaemin membuat kedua orang tuanya bertanya-tanya. Ada masalah apa? Pasalnya jika Jaemin sudah begini pasti ada masalah yang menimpa anak itu.
Jaehyun yang baru datang juga tidak tahu Jaemin kenapa.
Kedua orang tuanya menaiki tangga menuju kamar Jaemin.
"Na, kamu kenapa?" tanya papa sambil mengetuk pintu Jaemin yang terkunci.
"Nana pasti lagi nggak mood. Aku coba bikinin makanan kesukaannya dulu ya, pa." Ujar mama Yoona.
"Nana?"
"Hey!"
Jaemin membuka pintu kamarnya. Dan Siwon sudah di hadapkan dengan keadaan kacau anaknya. Wajahnya sembab.
"Papa hiks..." Jaemin berhambur ke pelukan papanya.
"Kenapa hm? Kok nangis?"
Jaemin menyodorkan hasil ulangannya.
"Nilai Nana jelek, pa. Nana nggak pinter. Nanti gimana Nana mau kuliah kalo Nana-nya begini." Jaemin terbata-bata dan terisak menyembunyikan wajahnya yang menangis di pelukan papanya.
"Ssstt..."
Jaemin masih terisak-isak.
"Nana, semua pasti ada jalannya sendiri-sendiri. Jika Nana tidak bisa melakukan ini, maka pasti Nana bisa melakukan itu. Jangan takut, sayang. Papa dan mama akan selalu mendukungmu dan mendampingi kamu. Selalu. Mungkin memang kamu nggak pinter di bidang akademik, itu nggak apa-apa. Manusia nggak ada yang sempurna. Jadi kamu jangan merasa kecil hati. Harus tetap semangat."
"Tapi pa, mama sama papa pinter kok Nana enggak? Jangan-jangan Nana bukan anak kalian ya? Nana cuma dipungut ya?" tanya Jaemin mengangkat wajahnya memandang sang papa dengan raut sedih.
Kemudian Siwon menyentil dahi Jaemin. "Kamu itu ngadi-ngadi. Orang mamamu yang ngeluarin kamu kok."
"Hiksrooott... Pa, mulai nanti Nana bakal serius deh."
Sebenarnya, masih banyak yang ingin Jaemin utarakan ke papanya. Dengan nilai-nilai yang begini adanya, gimana Jaemin bisa kuliah dan banggain orang tuanya? Sedangkan Jaemin selama ini bisanya cuma ngerepotin orang tua dan belum bisa buat papa maupun mamanya bahagia. Kadang-kadang Jaemin merasa kecewa dengan dirinya sendiri.
"Pelan-pelan aja ya..."
Dan akhirnya, Papa Siwon dan Jaemin tertidur sambil berpelukan.
Mama Yoona yang baru selesai masak pun hanya tersenyum melihatnya.
"Nana kenapa ya, ma?"
"Mama tau kalo Nana selalu nyembunyiin masalahnya sendirian. Mama maupun papa selalu khawatir kalo Nana mendem sendiri masalahnya. Nggak tau apa yang dipikirin."
"Jadi kalau Nana nggak terbuka sama mama atau papa, mungkin Nana bisa terbuka sama Jaehyun,"
—tbc
Hai, 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang || Jaejae
Fanfiction[ON GOING] Jaemin nggak suka orang baru. Apalagi seorang lelaki bernama Jung Jaehyun yang tiba-tiba ngungsi di rumahnya. Ngapain sih? Warn!BXB