Part 9

202K 5.3K 250
                                    

I was there for you in your darkest times

***

PERJANJIAN PERNIKAHAN

1. Pernikahan antara Pihak pertama; Rafa Azka Putra Abyantara dan Pihak kedua; Farensa Kyntia bersifat sementara. Dan sewaktu-waktu dapat diakhiri dengan persetujuan kedua pihak sesuai Hukum yang berlaku.

2. Antara Pihak pertama dan Pihak kedua tidak dibenarkan ada hubungan diluar hubungan kerja dan hubungan badan antara suami-istri.

3. Pihak pertama meminta keturunan dari pihak kedua dengan imbalan seluruh hasil dari Inventasi 75% pada saham Ystafell Butik.

4. Pihak pertama maupun kedua berhak memiliki hubungan lebih dengan orang lain selama tidak mengganggu status baik didepan kedua orang tua, teman, dan relasi bisnis.

5. Pihak kedua harus melayani seluruh kebutuhan pihak pertama layaknya istri melayani suami tanpa ada unsur suka/tertarik.

6. Pihak kedua tidak boleh untuk mencampuri kehidupan pihak pertama, maupun sebaliknya.

7. Pihak pertama dan pihak kedua wajib bersikap baik-baik saja didepan kedua belah pihak orang tua, teman, dan relasi bisnis.

8. Tidak dibenarkan untuk memiliki hubungan diluar bisnis sampai perjanjian ini diselesaikan.

Disetujui,
Tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Farensa KyntiaRafa A.P Abyantara

***

Untuk tiga detik yang lalu, isi perjanjian itu masih berputar mengelilingi kepalaku dan membuat kacau semua pikiranku. Tidakkah ini berlebihan.

Bibirku tertarik mendengar decitan pintu apartemen sedangkan tanganku terus bergulat dengan pisau, mengiris dengan telaten bawang bombai yang sebentar lagi akan menjadi pelengkap masakanku.​

​"Aku sudah menanda tangani berkas itu." ucapku tanpa menoleh.

Aku tau Rafa mendekat dan akan menanyakan berkas sialan itu.

Aku membencinya yang menyeringai padaku, bukan takut, aku hanya membencinya.

Karena dia hanya akan menjadi sangat menawan, meski aku mati-matian memerintahkan otakku untuk tidak terpesona pada seringaiannya yang memuakan.

​"So, istri ku ternyata sudah setuju?" Bisiknya.

Tangannya tiba-tiba memeluk pinggangku mendekat. Nafasnya mengembun ditelingaku membuatku menahan nafas dengan kesal.

Apa maunya?

​"Kalau begitu, ayo kita buat anakku sekarang!"

Rafa segera menarik pinggangku, tak hampir sepersekian detik berikutnya badanku menabrak badannya dan menghampuskan jarak kami berdua.​

​Aku menatap matanya yang berkilat tajam tanpa minat, aku menduga ini pasti terjadi.

Sementara dia menatapku penuh intimidasi, dengan seringaian yang membuatku harus mengumpat pada diriku untuk kembali mengingat siapa diriku sebenarnya.

YS [1] // Maps (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang