Part 1

598K 9.8K 141
                                    

I miss the taste of a sweeter life

***


Maret, 12

"Shin, lo kenal dia dari TK kan?"

"Siapa?"

"Si Rafa Rafa itu,"

"Iya terus?"

"Ceritain dia waktu TK sampe SMP dong"

••


Aku mematung, merasakan geleyar aneh yang mengusik perut dan jantungku sejak tiga puluh menit menit yang lalu, membuatku tampak bodoh karena sudah menikmatinya.

Sekarang di depanku ada seseorang, atau aku lebih baik menyebutnya sebuah bayangan cantik dengan gaun super mewah yang belum pernah dimimpikannya seumur hidup, raut kelelahan tidak pernah terlihat begitu kontras dengan suasana hatinya seperti malam ini. ​

Itu aku, tentu saja.

Aku sedang menatap diriku sendiri di hadapan lemari kaca besar apartemen milik pria itu, meneliti apakah kejadian beberapa jam yang lalu benar-benar kenyataan atau hanya sebagian imajinasiku yang mulai menggila dengan semua keterkejutan yang sudah ku alami semenjak tiga hari yang lalu, saat pria itu datang.​

Melamarku.

Menikahiku.

Dan membawa ku ke apartemennya.​

​"Wajah kamu tidak akan berubah cantik jika kamu menatap cermin itu seperti kamu akan memakannya. Cepat mandi, aku sudah pesankan makanan untuk kita."

Dia, si bayangan itu masih menganggap suara pria itu ilusi.

Tapi mengapa sulit sekali membuat hatinya kontras dengan otaknya, mengapa sekarang tubuhnya malah terasa begitu nyeri dan mengapa pula nafas dan degup jantungnya terasa menggerogoti padahal dia hanya mendengarkan suara datar, yang hampir tidak ada nada sama sekali dari pria itu.​

Oke cukup!​

Wanita itu aku. ​

Aku dan aku.​

Aku yang sudah luluh bahkan hanya mendengar suaranya.

Aku yang juga sudah berdebat dengan hatiku sendiri.

Aku juga yang telah menganggap semuanya ilusi, namun demi Tuhan aku bahkan sudah menganggap diriku sendiri gila sekarang karena sudah berharap setidaknya waktu itu tidak menerima lamaran dari pria itu.

​Lima belas menit selanjutnya berlalu begitu lambat dan aku sudah siap berberes.

Bunda berulah lagi, setelah sebelumnya memaksaku menerima pernikahan ini dengan dalil ini permintaannya yang terakhir, sekarang beliau menukar pakaian kaos yang kusiapkan semalam dengan pakaian kurang bahan khas tante-tante penggoda om-om kesepian.

​Apa itu namanya itu, lingerie?
yah semacam itu lah. ​

Aku bahkan belum pernah bertemu dengan benda ini sungguh-sungguh seumur hidup, jika tidak terlihat di iklan instagram atau situs belanja.

YS [1] // Maps (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang