We drew a map to a better place
***September, 22
"Oh jadi ini yang suka sama kamu Fa? Jelek banget sih"
"Jelek, dekil hahaha"
"Yuk Far, kita kantin aja. Orang sirik emang begitu, abaiin aja"
***
"Kau bercanda?!"
Aku menoleh pada Rafa untuk ke sekian kalinya setelah Rafa reflek bangkit dari duduknya, nafasku tercekat menanti sebuah kata kembali dari abang-beradik ini untuk menjelaskan apa yang terjadi disini?
Apa yang mereka bicarakan itu Farah mantannya Rafa?
Tunggu, cerai? Jadi kak Radit selama ini telah menikah dengan Farah?
"Huahahahha, tampang kamu Fa biasa aja kali, abang cuman bercanda." ucap kak Radit tenang.
Bibirnya tertarik membentuk senyuman jenaka.
Dadaku berdesir lega, sisiku mendengus. Hei, ada apa denganku?
Aku tidak akan mengelak fakta sialan bahwa aku telah menikah dengannya atau kami sudah melakukan hubungan suami-istri tapi, tapi mengapa hatiku menjadi setakut ini.Apa ini artinya aku sudah mulai jatuh cinta kembali padanya? Astaga! Apa yang barusan ku katakan.
"Anjing lo!"
Aku menutup mataku beberapa detik berpikir panjang menghadapi dua laki-laki dewasa yang sifatnya sebelas dua belas mirip anak-anak ini.
Mereka berkelahi, berguling-gulingan, saling tonjok, mengumpat, dan yang benar saja ini kantor dan masih jam kerja, apa kata pegawai mereka nanti.
Aku menghembus nafasku kesal kemudian berdiri dan berjalan keluar tanpa permisi meninggalkan mereka berdua yang sekarang lagi berguling-gulingan.
Ugh! Like abang like adek.
Aku lagi-lagi menghembuskan nafas kasar sesekali, sesak. Entah aku juga tidak tau mengapa.
Aku terus melangkah, melewati ubin demi ubin gedung lantai paling atas ini sampai Karin, menunduk menyapaku dengan senyum kecil yang palsu.
Aku tau itu, sebenarnya dia tidak benar-benar menyukaiku, mungkin iri, bos tampan miliknya sudah menikah dan dia tidak bebas lagi bergeleyut manja menggoda bosnya.
"Karin" panggilku.
"Ya Bu?"
"Bilang sama Bapak saya pulang duluan. Masih ada urusan dibutik dan ini contoh-contoh desain untuk fashion-show yang tadi saya beritahukan pada bapak. Bapak masih ada urusan dengan Pak Radit, mungkin beberapa jam lagi kamu beritahu kepadanya" kataku menjaga senyum.
Dia mengangguk mengerti dan menyimpan hardcopy desain ku di laci mejanya. Tangannya mengambil pulpen dan notebook mencatat pesanku barusan.
"Ada lagi Bu?"
Aku menggeleng. "Tidak ada, cuman suruh saja bapak makan siang. Ini sudah hampir jam 12."kataku melirik jam tangan.
Astaga! Lagi-lagi aku lupa, sehabis ini kan ada rapat gabungan dan... kenapa pula sekretarisku bahkan tidak mengabari?
Kenapa mencari sekretaris yang bagus susah sekali.
"Baik bu."
Aku mengangguk, kembali tersenyum dan melenggang meninggalkan meja miliknya sebelum seseorang mengintrupsiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YS [1] // Maps (M)
Romance[ 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐃𝐈𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓𝐊𝐀𝐍 ] PENERBIT : COCONUTBOOK PUBLISHERS /// Beberapa part telah di hapus. Lihat versi cetak untuk full part • [18+] Bibirnya kasar melumat bibirku memaksaku menerima ciuman kasarnya, membuat aku merasakan rasa amis...