Oh Baby, Why Did You Run Away
***
Oktober, 30
"Lo kenapa Ca?"
"Udah berakhir Sin.. Udah berakhir."
"Ca, sadar lo kenapa?"
"Gue mau mati."
***
Aku kembali menyesap capuccino hangat pesananku.
Sudah pukul 16:25 dan aku belum ada niatan untuk pulang. Pikiranku terus melayang, mencerna apapun yang terjadi saat ini.
Tapi sial, otakku malah tidak bisa menemukan pemecahan yang logis untuk ini.
Baiklah, aku akan mengalah, untuk kesekian kalinya. Aku mau memantapkan hatiku untuk semua kejadian brensek ini.
Aku akan menyetujui perjanjian bodoh itu, melahirkan anaknya dan pergi sejauh mungkin.
Bibirku tertarik, sekelebat masa SMA tereka ulang dalam pikiranku, yah, setidaknya aku berharap setelah ini selesai aku akan melupakan semua tentang pernikahan ini, tentang lima tahun yang lalu, tentang masa SMA ku dan tentang Rafa Azka Putra Abyantara.
Aku benar-benar berharap untuk itu.
Lima tahun yang lalu, saat itu aku berumur 16 tahun dan duduk di kelas sebelas di salah satu SMA Negeri di Jakarta tidak ada yang spesial dari diriku selain seluruh label organisasi yang melekat di lengan bajuku, tidak terlalu pintar, tidak cantik juga, apalagi tinggi.Tidak tidak.
Bukan dari kalangan orang sosialita, bukan juga dari kalangan orang yang menikah dengan keturunan lain, hanya Farensa si anak organisasi.
Tapi aku ingat dengan jelas hari itu, hari dimana tiba-tiba aku merasa sesak nafas, jantungku berdegup kencang, dan wajahku rasanya panas sekali.
Rafa Azka Putra Abyantara, seorang pria yang nyaris tidak memiliki ekspresi wajah.
Dia hanya melintas di depanku dan tiba-tiba duniaku terpusat pada dirinya seolah-olah dia sumber kehidupanku.
Aku tidak berlebihan, sungguh.
Aku terdiam seperti orang bodoh bahkan Shinta sampai akan menampar pipiku saat itu agar membangunkanku dari hal gila bernama 'cinta pandangan pertama' itu.
Lalu duniaku berubah setelah 16 tahun aku bahkan tidak pernah meraskan bagaimana itu cinta, untuk pertama kalinya aku mencintai seseorang, meski yah aku akui itu hanya cinta monyet.
Tapi kurasa tidak juga, setelah aku sadar dadaku meradang saat tidak melihatnya, otakku kosong jika berpapasan dengannya, juga jantungku tak tenang saat dia pingsan setelah memakan makanan basi kantin dan perkataan Shinta bahwa aku mencintainya.
Aku sadar.
Cinta?
Ya, dia Cinta pertamaku.
Klise?
Oh tentu saja, aku bahkan menertawakan diriku sendiri saat sadar aku sudah jatuh cinta pada si manusia es itu.
Bagaimana mungkin Farensa Kyntia si pejabat SMA dengan segudang organisasi jatuh cinta dengan si manusia muka es Rafa Azka Putra Abyantara?
*
*
*
"Ca! Lo udah gila yah, dari tadi dipanggilin juga." Suara Shinta kembali menyentakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YS [1] // Maps (M)
Romance[ 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐃𝐈𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓𝐊𝐀𝐍 ] PENERBIT : COCONUTBOOK PUBLISHERS /// Beberapa part telah di hapus. Lihat versi cetak untuk full part • [18+] Bibirnya kasar melumat bibirku memaksaku menerima ciuman kasarnya, membuat aku merasakan rasa amis...