"Ai? Kamu kenapa?"
Aku benar-benar muak, maksudku setelah menghadapi beberapa cacian dari teman-teman Rafa bermulut kurang ajar itu... ditambah setelah gadis itu puas mengataiku, Rafa sama sekali tidak membelaku.
Ya Tuhan manusia belahan dunia sebrang pun tahu bahwa aku, Farensa Kyntia, adalah istrinya. Bukankah tugas suami melindungi istri?Tidak sampai disitu saja, sepanjang perjalanan kesini Rafa pun tidak membuka suara seolah-olah orang bersamanya ke tempat reuni tadi adalah manekin yang tidak memiliki fungsi suara. Setidaknya berbasa-basi mengatakan bahwa teman-teman kurang ajarnya itu hanya bercanda, atau perkataan wanita itu hanya sebuah gurauan dari wanita yang berasal dari sepenggalan masa lalunya saja.
Tapi tidak, lelaki itu bahkan membuat semuanya seolah baik-baik saja untukku, seolah aku tidak punya hati untuk merasakan apa yang dikatakan teman-temannya.
Aku bergegas menaiki tangga menuju kamar Fairel mengabaikan kakiku yang benar-benar pegal setelah tiga jam lebih memakai Heels tujuh cm, menguncinya dari dalam, ikut merebah bersama putraku yang seperti terusik dengan suara Rafa menggedor-gedor pintu.
"Ai? Ada apa, ceritakan jangan kayak anak kecil seperti ini!"
"Ai?"
Aku kembali kalah, ya Tuhan, aku merasa diriku kembali ke masa dimana aku tidak punya apapun untuk menyatakan bahwa seorang Rafa Azka putra Abyantara adalah milikku dan hanya untukku.
Aku menggerutu dalam hati, Sebenarnya apa yang ada difikiran Rafa si bodoh itu. Aku hampir menangis saat dicemooh tadi, tapi dia sama sekali tidak merasa itu adalah sesuatu yang patut untuk di lindunginya seolah harga diriku masih tidak terasa berarti padanya.
"Farensa kumohon buka pintunya" Rafa berkata senduh dibalik pintu, namun aku belum mau memafkan dia. Apapun ceritanya dia tetap yang salah disini, tidak perduli jika ini kekanakan atau apa.. hanya saja, aku ingin sendiri menenangkan pikiranku yang mulai kacau. Dan atau mungkin menenangkan hatiku yang lukanya belum mengering.
"Pergilah aku mau sendiri!" Kataku Frustasi, Fairel mulai terusik merasa terganggu dengan suaraku yang mulai bergetar. Tidak bisa kujelaskan lagi, sudah kesekian kalinya aku tersakiti dan jika kali ini dia benar-benar menyesal menerima cintaku maka akupun tidak mampu lagi bertahan untuk mengharapkan cintanya.
"Apa yang terjadi?! Cepat beritahu aku!"
"Pergi dari sini!!"
Suaraku semakin bergetar, menatap Fairel yang masih bergerak-gerak kecil seakan terusik tanpa berniat beralih. Duniaku telah menjadi milik dua orang, yang pertama pada Rafa cinta pertamaku dan kedua Fairel hidup dan matiku. Salah satu dari mereka menjadi racun padaku yang lainnya menjadi obat... membuat hidupku tidak bisa selalu tenang
Rahasia Cinta Rafa tidak sepenuhnya ku tahu, karena sampai detik ini aku terasa masih berbatasan pada tembok besar bernama masa lalu yang tidak bisa kujamah.
"Demi Tuhan Apa yang terjadi! Jangan buat aku kahwatir"
"Kalau begitu jangan kahwatir padaku"
Dia mengeram, menahan suara tingginya tahu aku tengah bersama Fairel yang masih terlelap. Membuatku semakin hancur, ada apa dengan semua kegilaan ini? Kenapa hidupku tidak pernah benar bahkan setelah buah cinta kami lahir dari rahimku. Dia berada disampingku namun seolah tidak bisa kusentuh. Dia begitu jauh... jauh sekali.
"Apa yang terjadi!"
"Pergi!"
"Farensa jangan buat seolah-olah aku tahu apa yang ada di pikiranmu, cepat katakan apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YS [1] // Maps (M)
Romance[ 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐃𝐈𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓𝐊𝐀𝐍 ] PENERBIT : COCONUTBOOK PUBLISHERS /// Beberapa part telah di hapus. Lihat versi cetak untuk full part • [18+] Bibirnya kasar melumat bibirku memaksaku menerima ciuman kasarnya, membuat aku merasakan rasa amis...