"Oh, oke, Bang. Kita tunggu di kamarnya Heeseung."
Tut!
Hueningkai memutuskan teleponnya. Ia lalu menyebarkan kabar itu pada ketiga temannya. "BANG YEONJUN UDAH DI DEPAN RUMAH!"
Semuanya panik. Jay mengeluarkan sebuah kue tart dari dalam boksnya, Jake menyalakan lilin, Heeseung mematikan lampu, dan Hueningkai terus mengintip melalui jendela kamar Heeseung. "SHHH! BANG YEONJUN OTW KE SINI!" Hueningkai berlari pontang-panting. Tangannya menyeret semua orang untuk bersembunyi di balik meja belajar Heeseung. Lumayan senam jantung. Suasana sepi. Mereka bahkan bisa mendengar gemuruh napas satu sama lain.
"Jangan napas! Mulut lu bau!" Protes Jay pada Hueningkai.
Hueningkai merengut. "Jahat, anjir."
Jake berusaha menahan tawa. "Parah banget lu, Jay!"
"Makanya minum baygon biar bau mulutnya ilang!"
"Eh kampret, yang ada gue ikutan ilang!"
"Shhhh!!!" Heeseung memperingatkan mereka bertiga untuk diam.
Krak!
Pintu kamar Heeseung terbuka lebar. Muncul sesosok laki-laki jangkung dari baliknya. Mereka berempat pun langsung berdiri.
"HAPPY BIRTHDAY BANG YEONJUN!!!!" Seru mereka berempat.
Yeonjun lagi-lagi tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Ia tersenyum sampai matanya menghilang. "Makasih banyak, loh," ucapnya.
"Mau foto bareng, gak? Aku baru dibeliin polaroid sama papa." Jake mengeluarkan kamera polaroid dari tas ranselnya.
Heeseung mengangguk. "Bentar, aku panggil ibuku buat motoin dulu."
Heeseung baru mau meninggalkan kamar, tetapi Jake menahannya. "Kamera ini ada timernya, kok. Technology, bro!" Ia pun meletakkan kameranya di tempat yang bisa menjangkau mereka semua. "Rapetan dikit lagi!" Ia memberikan instruksi.
Keempat temannya duduk rapat-rapat di sofa kecil yang ada di kamar Heeseung. Yeonjun duduk di tengah. Di kanannya, ada Jay yang memangku kue. Di sebelah kiri Yeonjun, ada Hueningkai dengan terompet mainannya. Di sebelahnya lagi, ada Heeseung.
tit
tit
tit
titBegitu timer sudah menyala, Jake berjalan cepat ke tempat kosong sebelah Jay.
"Wowwww, technology," timpal Hueningkai dengan nada norak.
Jay yang mendengar itu langsung bangkit berdiri dan menggaplok kepala Hueningkai. "Bopung! Bukan sodara gue, ah," katanya.
Sayang sekali. Jay lupa ia sedang memangku kue. Kuenya itu pun terjatuh ke pangkuan Yeonjun, dan mengotori celananya. Yeonjun selaku birthday boy yang sial langsung memelototi Jay. "Park Jongseong-"
Jay menelan ludah. "Oh, Shit." Sadar akan kesalahannya, ia langsung berlutut memohon ampun.
Jake menarik kerah belakang Jay. "Cuy, timernya!"
cekrek!
Jadilah foto ulang tahun Yeonjun. Jay yang sedang berlutut, Yeonjun dengan celana penuh kue, Jake yang sedang menarik-narik baju Jay, dan Hueningkai dan Heeseung dengan muka paniknya. Wah. Foto yang sangat bagus. Mereka tak bisa mengulang foto tersebut karena Yeonjun sudah terlanjur menceramahi Jay. Jika sudah begitu, tidak ada yang bisa menghentikannya.
-+×+-
Hueningkai, Jake, Jay, dan Heeseung duduk di meja makan. Sup rumput laut sedang menunggu Yeonjun di atas meja. Loh, Yeonjunnya mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again
FanfictionWaktu terus berlalu. Semua orang berjalan di jalannya masing-masing. Bisakah kita bertemu lagi? Akankah kita kembali utuh lagi? Sekuel dari "Let's Run Away for Our Lives" Inspired by: Shiki The Phone 2 by @ALO-EVERA Eternally M/V Started: 31-3-2021 ...