7: 8/12

484 75 75
                                    

Kaget karena dipeluk orang asing, anak itu langsung mundur selangkah. Melepaskan pelukan Yeonjun. "Hah? Maaf, kak. Namaku bukan Yang Jungwon, dan aku gak kenal kakak." Ia menggaruk tengkuknya.

Yeonjun terdiam. Ia menatap langit. 'Oke... tapi apa ini? Kenapa semakin banyak orang yang mirip sama mereka?' Batinnya. Ia lalu tersenyum sopan pada laki-laki itu. "Oh, maaf. Abisnya... mirip temen saya." Yeonjun terkekeh.

Anak itu ikut tersenyum. Lesung pipinya keluar. Sungguh persis Yang Jungwon. "Santai aja kak, kalo ngomong sama aku," katanya.

Yeonjun mengangguk. "Maaf kalo gak sopan. Tapi... lu kelahiran taun berapa, ya?" Tanyanya.

Anak laki-laki itu mengangkat alis. Heran mengapa Yeonjun tiba-tiba bertanya seperti itu. "2003."

Yeonjun mengerutkan dahi. 'Sunghoon dari 2002 jadi 1999. Jungwon dari 2004 jadi 2003. Sumpah ini artinya apa, sih?' "Gue Choi Yeonjun. Kelahiran 1999." Yeonjun mengulurkan tangan. Oke. Sekarang Yeonjun bingung mengapaia barusan menyebutkan tahun lahirnya.

Anak itu menjabat uluran tangan Yeonjun. "Salam kenal, Kak Yeonjun. Aku Jung Wonbin. Adeknya Kak Eunha- eh Eunbi. Jung Eunbi. Hehe maaf, abisnya namanya samaan kayak temennya." Anak itu, Wonbin namanya, tertawa kecil.

"Temennya?" Tanya Yeonjun, kepo.

"Iya. Dia punya temen namanya Hwang Eunbi. Besok, adek-adeknya mau ke sini," jawab Wonbin.

"Ohhh." Yeonjun mengangguk. Merasa pernah mendengar nama Hwang Eunbi sebelumnya. "Oh, iya. Jungwon- eh Jung Wonbin maksud gue. Gue ke sini sama temen-temen gue. Besok mau ngobrol bareng, gak? Dan gapapa kan, kalo selanjutnya kita bakal sering ngerecokin kalian?" Ia tertawa.

Wonbin mengangguk senang. "Boleh, kak. Kebetulan jarang ada tamu seumuran aku."

"Oh, pas banget. Tiga dari temen gue anak 2002. Besok gue kenalin, ya," kata Yeonjun. Bibirnya mengulum senyum.

Wonbin bertepuk tangan. "Makasih, kak!" Ia membungkukkan badannya.

Yeonjun menepuk bahu Wonbin. "Oke. Kalo gitu, gue duluan, ya," pamitnya. 'Gue harus cerita sama yang lain.' Batinnya, sambil berjalan kembali ke kamar.

-+×+-

Seperti apa yang dikatakan Yeonjun semalam, ia akan memperkenalkan Jung Wonbin pada teman-temannya. Semalam pun Yeonjun sudah cerita panjang lebar. Jadilah pada pagi ini, mereka semua berkumpul di kamar no. 3.

Wonbin membungkukkan badan. "Salam kenal. Aku Jung Wonbin. Salah satu pemilik guest house ini juga. Ulang tahunku 10 Maret 2003. Aku kelas 1 SMA. Mulai hari ini aku udah libur panjang, makanya bakal sering bantuin Kak Eunbi di sini," ia memperkenalkan dirinya.

Jake, Jay, Heeseung, dan Hueningkai terdiam. Mulut mereka ternganga. Jika Sunghoon dan Jonghoon masih memiliki perbedaan dari segi sikap dan sedikit fisik, Jungwon dan Wonbin benar-benar persis. Bentuk wajahnya sama. Tinggi badan dan gaya rambut pun sama persis. Nada bicara dan cara berperilakunya pun tidak ada bedanya.

Jonghoon yang tak mengerti apa-apa merangkul Wonbin dengan hangat. "Ahhh lu gemes banget, deh. Andaikan lu jadi adek gue."

Wonbin tersipu malu. Matanya membentuk bulan sabit, dan lesung pipinya semakin nampak. "Ahh..."

Jonghoon melepas rangkulannya. "Gue Lee Jonghoon! Temen kerjanya Yeonjun. Ia menyalami tangan Wonbin.

Wonbin mengangguk. "Oh! Adeknya Lee Jongsuk, ya? Kakakku suka nontonin dramanya, tuh!"

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang