Extra part: Behind

456 69 61
                                    

Bau rumah sakit menusuk indra penciumannya. Beomgyu pelan-pelan mengerjapkan matanya. Ia ada di sebuah kamar rumah sakit. Di depannya, terdapat empat pria, satu wanita, Jungwon, dan Taehyun kecil. Ia tak mengenali yang lain. 'Tadi, gue dibawa ke rumah sakit karena tangan gue berdarah-darah. Apa kabar tangan gue sekarang?' Pikir Beomgyu dalam hati. Ia pun mengangkat tangannya perlahan ke depan mata. Tangan kirinya diperban dengan tebal. Walaupun masih terasa nyeri, darahnya sudah tak mengalir lagi. Aneh sekali rasanya tidak punya tangan.

ZLEP!

Kepalanya terasa seperti tersengat sesuatu. Semua kejadian tiba-tiba terpampang jelas di ingatannya. Mulai dari ketika ia tiba-tiba terbangun di dalam hutan bersama Sunoo, saat ia kehilangan tangannya, hingga malam ritual itu. Semua wajah yang ada di hadapannya terlihat lebih familiar. Seakan-akan mereka memakai name tag di leher. "Kak," ia berusaha untuk turun dari kasurnya untuk memanggil Dongho.

Walaupun hanya Dongho yang dipanggil, semua kepala di situ ikut menoleh. Kaget karena Beomgyu siuman beberapa jam lebih awal dari perkiraan dokter. "ASTAGA BEOMGYU!" Semuanya heboh. Wonwoo menekan tombol pemanggil perawat. Jungkook berteriak-teriak di koridor agar ada perawat yang datang.

"JANGAN TURUN DARI KASUR! TIDURAN AJA!" Eunbi cepat-cepat mencegah Beomgyu turun.

Wonbin dan Donghyun menghampiri Beomgyu. "Kak Beomgyu..."

Beomgyu menahan tangisannya. "Taehyun..." Ia memeluk Donghyun dari atas kasur. "Pantes aja familiar. Ternyata kamu, toh," gumamnya.

Donghyun agak ketakutan. Bagaimana tidak, sejak setahun yang lalu kan ia selalu dikejar-kejar oleh Beomgyu. "Kak... namaku Donghyun. Bukan Taehyun," katanya dengan suara pelan.

Beomgyu melepaskan pelukannya. Ia lalu memegang kedua bahu Donghyun. "Donghyun, maafin aku sama Kak Sunoo, ya. Maaf kita selalu ngejar-ngejar kamu. Kita bukan orang jahat, kok. Kita cuma mau temenan sama kamu," ucapnya dengan nada bersahabat.

Donghyun terdiam sebentar. Ia lalu mengangguk pelan-pelan. "Iya, kak. Gapapa."

Tiba-tiba, Dongho datang dan menarik adiknya mundur. Reflek seorang kakak. Sedetik kemudian, ia sadar bahwa tindakannya mungkin saja menyinggung Beomgyu. "Maaf," katanya. "Udah enakan?" Tanyanya. Ia meletakkan telapak tangannya di dahi Beomgyu padahal anak itu bukan sakit demam.

Beomgyu mengangguk sambil tersenyum. Karena tidak bisa turun, tiba-tiba ia bersujud di atas kasur. "Maafin kita ya, Kak. Maaf selama ini saya dan temen saya udah meresahkan satu kampung. Saya mewakili temen saya, mau ngucapin minta maaf sebesar-besarnya. Apalagi kita sering ngejar-ngejar Donghyun. Maaf banget ya, Kak," ucapnya dari lubuk hati yang paling dalam.

Melihat Beomgyu yang tiba-tiba seperti itu, Eunbi panik. "EEEEE BUSET, DEK! Tiduran lagi, yuk! Jangan banyak gerak! Kamu baru siuman!"

Dongho pun ikut merasa bersalah. "Ehhh iyaaa gapapaa. Kamu balik tiduran lagi ajaaa. Udah kita maafin dari delapan bulan yang lalu, kok!" Ia membantu Eunbi menenangkan Beomgyu.

"T-tapi-"

Di saat yang bersamaan seorang perawat dan dokter masuk ke kamar. Pertama, mereka kaget karena Beomgyu siuman dengan sangat cepat. Kedua, mereka kaget karena baru saja siuman, Beomgyu sudah terlihat sangat enerjik. Mereka pun memerintahkan Beomgyu untuk kembali rebahan seperti semula. Mereka memeriksa keadaan Beomgyu. Darahnya sudah berhenti mengalir dan seluruh energinya telah kembali. Seakan tidak terjadi apa-apa, padahal mereka sudah memperkirakan segala kemungkinan terburuk. Setelah pengecekan, dokter mengatakan bahwa  Beomgyu sudah bisa pulang keesokan harinya. Mereka juga takjub akan kecepatan recovery Beomgyu.

Siang itu, Beomgyu banyak mengobrol dengan orang-orang di situ. Wonbin menceritakan semuanya. Mulai dari kedatangan anak-anak itu, hingga ritual delapan bulan yang lalu. Ia juga menceritakan tentang Jonghoon dan Riki, agar Beomgyu tidak kaget saat bertemu nanti. Selain itu, Donghyun juga sudah mulai dekat dengan Beomgyu. Beomgyu senang sekali mempunyai teman baru. Memang sih, rasanya hampa sekali tanpa Taehyun. Ia berharap teman-teman barunya dapat mengisi kekosongan itu.

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang