Delapan

4.1K 198 7
                                    

Wellcome to my story

Jangan lupa follow, vote dan comen ya....

Happy reading

****

Azelia membuka mata, perlahan cahaya masuk kenetra penglihatannya. Ia menengok kiri kanan, sebab ruangan saat ini berbeda dengan ruangan sebelumnya.
Setelah mengamati lebih teliti, ruangan ini adalah sebuah kamar, tapi ini kamar siapa? Kenapa Azelia bisa diruangan ini?

"Sudah bangun?"

Azelia mencari asal suara itu, terdapat laki-laki dengan setelan kantor berdiri didepan pintu. Tidak lupa dengan baki makanan yang dibawa.

"Kenan?-

"Simpan semua pertanyaanmu, sekarang makan dulu,"sargap Kenan yang memotong ucapan Azelia

Akhirnya Azelian makan, awalnya Kenan memaksa untuk menyuapinya, namun dengan segala kemampuan yang Azelia punya akhirnya kemenangan ditangan Azelia.

"Sudah habis,"ucap Azelia menggemaskan, karna masih ada makanan yang ia kunyah.

"Telan dulu makanannya Azel,"

"Sudah, sekarang bisa  saya bertanya Tuan Kenan yang terhormat?"
Ucapan yang Azelia lontarkan sanggup membuat Kenan terkekeh, sungguh menggemaskan sekali gadisnya, eh mungkik calon gadisnya.

"Silahkan Ratu, segala pertanyaan Anda akan saya jawab,"timpal Kenan ala-ala pelayan kerajaan.

Tawa Azelia pecah mendengan penuturan Kenan, "Hahaha... jangan seperti itu Kenan, wajahmu tidak cocok jika jadi pelayan kerajaan."

'Teruslah tertawa, karna aku suka melihat wajahmu yang berseri.'

"Baiklah sekarang segera tanyakan apa yang ingin kamu tanya, karna waktuku tidak banyak Azel,"

"Tidak jadi, karna aku sudah cukup mengerti pasti kamu yang memindahkan aku dari rumah sakit ke Apartemen mu ini."

"Kamu sangat pintar, tetap dikamar ini sampai aku pulang dari kantor. Perihal Adelia jangan khawatir dia sudah diurus oleh asistenku." Setelah berucap Kenan meninggalkan Azelia.

"Kenan tunggu!"

Kenan menaikan sebelah alisnya seolah bertanya 'Apa lagi?' kepada Azelia yang berteriak mencegahnya untuk keluar kamar. Namun bukannya menjawab Azelia malah semakin dekat berjalan kearahnya.

Cup

Kenan membelalakan mata, pasalnya Azelia mencium bibirnya, ah bukan hanya menempelkan kedua bibir mereka, namun itu membuat Kenan senam jantung.

"Terimakasih." Ucap Azelia dengan cepat ia kembali kekasus dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Sungguh mengemaskan perilaku Azelia dimata Kenan, sikap kekanakan Azelialah yang membuatnya jatuh cinta, namun Azelia akan berubah sebagai Ibu yang sangat baik jika sudah menyangkut Adelia.

Kenan segera mengubah raut wajahnya, terpancar senyum manis dibibir Kenan.

****

Hari ini sangat kacau, mood Abiyan sangan berantakan. Setelah apa yang ia lakukan kepada Azelia, sekarang ia sangat menyesal. Laki-laki bodoh itu sudah uring-uringan sejak semalam.

Hari itu Abiyan sangan berbeda, wajah tegas dan berwibanya tidak ada hanya aura kemarahan dan penyesalan yang tercetak jelas di raut wajahnya.

Ruangan kantor yang semula rapih dan bersih sekarang acak-acakan. Berkas-berkas berceceran, tidak peduli itu berkas penting atau tidak yang terpenting sekarang adalah wanitanya Azelianya. Setelah apa yang ia lontarkan kepada Azelia tadi pagi Abiyan merasa sangat bersalah, ia sangat kasar pada Azelia.

"BODOH!"

PRANG

Botol alkohol  yang dipegang Abiyan sudah berpindah tempat membentur tembok.

"Azel maafkan Aku-

Setelah hari itu Abiyan tidak menemukan Azelia beserta putrinya, Apartemen tempat mereka tinggal juga sudah tidak ada penghuni.
Setiap pulang kantor Abiyan akan berkunjung keapartemen Azelia, namun hasilnya sama.

***
"Lu nyuruh gua kesini cuma untuk liat Lu gini?" Refan mulai jengah dengan tingkah sahabatnya itu.

"Bener yang Abiyan gua dah cape dari tadi liatin lu kek gitu, gua bukan pengangguran, gua balik," sampai Refan sudah diambang pintu tidak ada pergerakan apapun dari Abiyan

"Duduk, lagian prusahaan lu gak bakal bangkrut hanya karna lu sehari gak masuk kantor." Ucapan tiba-tiba itu membuat Refan melotot kearah Abiyan.

"Lu-

"Gua butuh bantuan lu untuk cari istri dan anak gua!" Kalimat yang dilontarkan Abiyan membuat Refan melotot untuk kedua kalinya.

Bagaimana tidak sejak kapan sahabatnya itu menikah, dan apa tadi Anak?

"Istri? Sejak kapan lu punya istri dan lu gak bilang gua? Sahabat macam apa lu?"

"Sejak kapan lu rempong kek ibu-ibu komplek?"

"Anjing lu bangsat, gak gua tolongin lu tau rasa," ancam Refan.

"Nih foto istri sama anak gua," Refan menerima foto yang diberikan Abiyan betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa orang difoto itu.

"Ini adek kelas yang cantik dan pinter itukan?" Pertanyaan refan diangguki oleh Abiyan

"Bentar-bentar ini Azeli yang dikabarin hamil mangkanya dia keluar dari sekolah?" Dan lagi-lagi Abiyan mengangguk dengan tenang.

"Bangsat, jadi lu yang hamilin dia?" Tanya Refan dengan nada tinggi

"Iya."

Sungguh Refan tidak menyangka sahabatnya bisa dengan ringan berkata Iya dihadapannya, sungguh Refan tidak bisa berkata apa-apa.

"Udahkan, sekarang keluar dari ruangan gua." Usir Abiyan kepada Refan yang sedang menganga entah keberapa kalinya.

Setelah kepergian Refan, Abiyan memandang dalam foto seorang perempuan cantik yang sedang menggandeng anak perempuan yang sangan menggemaskan.

Diusapnya wajah wanita difoto itu, "kamu memang pantas marah sama sikap aku, tapi aku harap cinta kamu masih sama sepertinya dulu," sekarang gantian diusapnya pipi gadis kecil itu. "Nak Ayah minta maaf ya, dan bantu Ayah supaya bunda maafin Ayah kamu yang berengsek ini."
Tak terasa butiran kecil-kecil keluar dari mata seorang Abiyan.

*****

Lampung
21 April 2021

AzeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang