Sepuluh

3.9K 184 10
                                    

Wellcome to my story

Jangan lupa follow, vote dan comen ya....

Happy reading

***

"A-Abiyan." Kataku terbata saat melihat pria itu ada diambang pintu dengan wajah memerah menahan amarah.

Abiyan perlahan masuk, buru-buru Aku mencegahnya,"Tetap disana! Apa yang anda lakukan disini?"

Abiyan tidak mengindahkan ucapan Azelia, Ia tetap melangkah mendekatiku, "Harusnya Aku yang bertanya seperti itu padamu, sedang apa kau disini? Dirumah pria lajang?" Tanya Abiyan penuh kemarahan.

"Bukan urusanmu!" Tandasku dengan cepat.

"Aku tunggu dibawah, selama 10 menit kau turun dengan terpaksa aku merebuat anakmu ah bukan anak KITA." Setelah mengucapkan itu Abiyan pergi.

10 menit berlalu, namun Azelia tetap berdiri diambang pintu masih memikirkan apa yang harus dilakukan.
Seakan tersadar dengan lamunannya Azelia dengan cepat pergi kebawah, karna Ia tau Abiyan bukanlah seorang  yang main-main dalam ucapannya.

Didepan loby gedung apartemen sudah terdapat sebuah mobil Alpart hitam yang terparkir manis.

'Akhirnya Kau datang juga'

Mobil itu milik Abiyan, Azelia bergegas mendekat, kaca mobil perlahan turun bersamaan dengan kehadiran Azelia.

"Masuklah."

Azelia segera masuk, "Aku pikir kau tidak akan turun sayang," ucap Abiyan dengan senyum devil.

"Apa yang ingin anda katakan?" Tanya Azelia dingin.

"Tidak disini,"

Azelia langsung mendelikan matanya kearah kemudi,"Apa maksudmu tidak disini?" Abiyan tetap bungkam.

Tau dirinya mungkin dalam bahaya Azelia berontak meminta turun,"Turunkan saya disini."

Abiyan tetap tidak menggubris permintaan Azelia. Seakan menulikan pendengarannya Abiyan terus Melajukan mobil hitam itu dengan kecepatan tinggi.

"Turunkan saya disini!"

Lagi-lagi Abiyan menulikan pendengarannya. Azelia terus berteriak meminta turun tanpa henti, Abiyan yang jengah dengan teriakan Azelia dengan sadis mencengkram kasar rahang Azelia, " Diam dan menurutlah Azelia!" Setelah berkata demikian Abiyan melepaskan cengkramannya dengan kasar, hingga kepala Azelia membentur pintu mobil.
Tanpa menghiraukan keadaan Azelia, Abiyan yang terselimuti Amarah terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mobil Alpart yang dikedarai Abiyan memasuki komplek perumahan elit,  setiap rumah dikelilingi tembok dan pagar menjulang tinggi. Memasuki kawasan rumah berwarna putih seperti istana itu. Sesampainya didepan rumah itu, Abiyan turun dari mobil. Tidak lupa Azelia yang diseret dengan paksa oleh Abiyan.

"Lepas Aku gak mau!" Teriak Azelia, namun diindahkan oleh Abiyan.

Abiyan menyeret Azelia sampai lantai 2 rumah berwarna putih, Abiyan menggeret paksa Azelia untuk memasuki kamar Abiyan. Dihempaskannya Azelia hingga Ia terduduk diranjang.

"Jalang sepertimu memang tidak pantas dikasih hati, yang kau pikir hanyalah uang!" Lepas sudah kemarahan Abiyan.

Abiyan mendekat dan mencengkram kembali rahang azelia, menepis jarak keduanya,"Berapa pria berengsek itu membayarmu? Apakah sepuas itu permainannya hingga kau tidak ingin berpisah dengannya?"

Azelia terdiam tidak menyangka Abiyan yang dulu menyayanginya, memberi cinta dan kasih kini berubah seperti monster.

"JAWAB AZELIA!"

Azelia seakan mendapatkan kekuatan, dengan perlahan tangan kiri Azelia mencengkram tangan Abiyan yang berada dirahangnya. Dengan sekali tarikan tangan itu terhempas jauh dari rahangnya, Abiyan yanh melihat tindakan Azelia langsung tersulut amarahnya. "KAU-

"Apa? Belum puaskah kau menghinaku? Asal kau tau tuan Abiyan yang terhormat, dengan melihat sikapmu yang sekarang saya bisa menilai mana pria yang pantas untuk saya dan mana pria brengsek sesungguhnya.
Kau, Kau adalah pria brengsek itu dan satuhal lagi, tidak akan Aku berikan putriku mengenal dirimu. Meskipun anda adalah Ayah biologisnya, camkan itu!"

Kata-kata yang terlontar dari mulut Azelia seakan membawa memori lama, putaran kenangan dimasa lalu memenuhi kepala Abiyan.

'Kak Abi jangan dicubit!'

'Kak Abi rambut Azel jangan diberantakin dong'

'Azel sayang kak Abi, eh enggak Azel malah cinta sama kak Abi'

Air mata mengalir dipipi Abiyan tanpa komando, Abiyan segera tersadar dan langsung mendekati Azelia yang terduduk pilu dipintu. Abiyan mendekat perlahan menggenggam tangan Azelia,"Azelia Aku mohon jangan pisahkan Aku dari anakku. Aku hanya ada kalian, semua orang pergi meninggalkan aku, hanya kau dan Adelia yang Aku miliki. Aku mohon Azel, Aku mohon maafkan aku," lirih Abiyan.

"Maafkan Aku Azel," gumam lirih Abiyan tanpa henti.

Dengan perlahan Azelia mengangkat kepala Abiyan yang tertunduk, baru kali ini semasa hidup bersama Abiyan, Azelia melihat betapa terpuruknya Abiyan, yang Azelia kenak Abiyan adalah sosok pria yang tegar, dalam keadaan apapun. Tapi sekarang pria tegar itu terpuruk, menangis dan memohon demi anaknya.

Azelia mengamati manik mata Abiyan dengan teliti, putaran masalalu seperti kaset rusak yang terus berputas tanpa henti, perlahan azelia mendekatkan kedua wajah mereka.

Cup

Kecupan lebut mendarat sempurna dibibir Abiyan, cukup lama akhirnya Azelia menjauhkan wajahnya. Azelia menghapus airmata dipipi Abiyan, lalu membenahkan tatanan rambut Abiyan dengan jarinya.

"Udah malam, tidur yuk kak, Azel ngantuk," ucap Azelia sambil membawa Abiyan keranjang.
Abiyan tetap terdiam, menikmati perlakuan Azelia kepadanya. Azelia membantu Abiyan berbaring tak lupa Azelia juga ikut berbaring disisi Abiyan, tidak lupa Azelia membenahi letak selimut hingga menutupi dada. Dikecupnya puncak kepala Abiyan,"Selamat tidur Kak Abi." Tanpa Azelia sadari mata Abiyan sudah merembes oleh airmata.

'Aku harap ini bukan mimpi tuhan,' batin Abiyan.

*

****

Lampung
11 Juli 2021

Gimana sama part ini?

Seru gak?

AzeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang