Dua

6.7K 433 60
                                    

Bulan berganti, kini tak terasa malaikat kecil yang aku dambakan sudah beranjak besar. Dulu dia begitu menggemaskan dengan celoteh khas bayinya, sekarang dia sudah hampir 5 tahun.

Adelia Shirly Gerls . Adelia sendiri memiliki arti manis dan mulia, sedangkan Shirly memiliki arti seluas padang rumput yang terang dan Gerls adalah nama keluargaku. Jadi artinya adalah anak perempuan dari keluarga gerls yang manis dan mulia serta memiliki hati seluas padang rumput yang terang.

"Adel sarapan dulu sayang."teriaku yang ada didapur. Tak lama aku dapatkan gadis kecil yang manis sedang berjalan mendekatiku dengan seragam TK anak itu sungguh menggemaskan.

"Aku disini Bunda."ucapnya saat sudah ada dihadapanku.

"Ayo sini duduk, bunda masakin nasi goreng kesukaan kamu."

"Asiikk! Terimakasih bunda, Adel sayang bunda."soraknya gembira.

"Bunda juga sangat sayang sama malaikat bunda."balasku sembari mengelus puncak kepalanya.

Aku dan adel memakan sarapan kami dengan lahap, setelah  selesai sarapan aku membereskan meja makan, setelah itu aku akan mengantar Adel kesekolah dan aku akan pergi bekerja.

Setelah Aku mengantar Adel aku berjalan kaki menuju tempatku bekerja. Aku bekerja menjadi petugas kebersihan di AG Central, salah satu Mall ternama dikota ini.

Aku segera masuk keruang ganti untuk mengganti baju dengan baju petugas kebersihan, setelah itu aku segera mengelap kaca dilantai 1. Naik kelantai 2 aku mengepel lantai, karna terlalu fokus dengan kegiatanku aku tak sengaja menabrak seseorang dan sialnya air pel itu membasahi celananya.

"Kau mengotori celanaku!"

Tidak.. ini tidak mungkin suara itu, aku sangat mengenali suara itu. Tidak mungkin Dia. Abiyan Geraldy pria yang membuatku hancur dan pria yang memberikan malaikat kecilku.

"Maaf tuan saya tidak sengaja." Ucapku  Aku menunduk takut karna ini bukan pertama kalinya Aku melakukan kecerobohan.

"Apakah maafmu bisa membuat celanaku kering?!"makinya lagi.

Aku hanya menunduk takut, hingga aku melihat Ibu Natalia berjalan kearahku dan meminta maaf kepada pria dihadapanku.

"Tuan Abiyan saya minta maaf, atas kecerobohannya yang membuat anda tidak nyaman."

Aku diseret menuju ruangan kebersiahan oleh bu Natalia. Aku yakin pasti gajiku akan dipotong atau bahkan aku dipecat.

"Kau! Selalu membuat masalah, kau tau siapa yang kau hadapi tadi?"aku hanya menggeleng."Dia direktur dari AG Central, gajimu Aku potong 20%, sudah sana lanjut bekerja."lanjutnya.

"Ibu aku mohon aku membutuhkan uang itu jangan dipotong gajiku."mohonku, tapi bu natalia mengabaikanku dan pergi begitu saja.

Ya tuhan bagaimana sekarang, gajiku dipotong sedangkan aku belum membayar uang sewa selama 3 bulan, belum juga kebutukan Adel nanti. Dengan gontai aku mengambil alat pelku, dan membersihkan kembali. Hingga ada seseorang yang menepuk pundakku, aku memutar badan.

"Ken kau disini?"tanyaku.

"Iya aku kesini untuk makan siang denganmu dan Adel."ucap Ken. Ini bukan pertama kalinya Kenan mengajaku makan siang, tapi selalu aku otak, karna bagaimana pun aku dan Kenan berbeda.

"Tidak Ken, pergilah aku akan makan siang dengan Adel."tolakku

"Ayolah Satu kali ini saja, kau bisa bawa Adel makan bersama."bujuknya lagi, tapi aku tetap menolaknya.

"Aku tidak bisa Kenan, aku harus bekerja. Jadi pergilah jangan ganggu aku."usirku.

"Baiklah."ucap Kenan lalu pergi.

Aku segera melanjutkan pekerjaanku, agar aku bisa makan siang dengan putri kecilku.
Tidak lama dari Kenan pergi, aku merasakan ada yang menepuk pundakku lagi.

"Ken pergilah, Aku tetap pada keputusanku."ucapku tanpa menoleh kebelakang.

"Jadi namanya Ken?"

Deg

Suara itu, suara yang sama, Aku segera membalik badan dan benar saja Dia ada dihadapanku.

"Ah maaf tuan, saya pikir anda teman saya?"ucapku pura-pura tidak mengenalnya.

"Jangan berpura-pura Azel, kau tau benar dengan siapa kau bicara."ucapnya dingin.

"Pergilah Abiyan, Aku tidak ada urusan denganmu."ucapku.

"Kau--tanpa melanjutkan ucapannya Abiyan pergi begitu saja.

Aku segera meletakan alat pel, dan bergegas kesekolah Adelia untuk makan bersama. Hanya butuh waktu 5 menit saja aku sedah sampai disekolah adel.

"Bunda." Aku dapatkan malaikat kecilku sedang duduk diayunan dengan wajah cemberutnya.

"Kau telat 10 menit bunda, aku sudah menunggumu dari tadi."keluhnya, ah itu sangan menggemaskan membuat senyum merekah dibibirku. Aku berjongkok dihadapan Adel.

"Maafkan bunda ya, tadi ada usuran dulu jadinya bunda telat deh jemput kamu."ucapku

"Ya sudah aku sudah lapar bunda."ucapnya sambil memegang perutnya.

"Mari tuan putri kita makan, setelah itu bunda akan menggantarku ketempat nenek Ratu." Aku menyuapi Adel, setelah itu aku menggantar adel ketempat Nenek Ratu, Nenek Ratu adalah orang yang sudah menolong kami. Rumahnya tidak jauh dari sekolah adel.

Setelah menggantar adel aku segera kembali ke AG Central, karna waktu makan siang sudah habis. Aku yakin aku akan dimarahi lagi.

Aku berlari menuju ruang kebersihan.

"Kau terlambat 20 menit Azel!"bentak bu Natalia.

"Maaf  ini yang kerakhir kalinya, aku harus mengantar menjemput putriku dulu."ucapku dengan nafas tidak teratur.

"Baiklah ini yang terakhir kalinya, sana kembali bekerja."ucap bu Natalia lalu pergi dari hadapanku.

Aku menggambil 1 lembar roti dari kotak bekalku, setidaknya roti ini bisa menunda lapar.

AzeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang