11. Meminta izin

270 6 0
                                    

Seorang laki-laki yang tampan dan juga gagah tentunya sedang berjalan menuju lift yang ada di gedung Zachary Grup.

Laki-laki dengan perawakan yang tinggi dan juga otot-otot yang lumayan besar itu berjalan dengan elegan. Garis wajah yang mirip dengan seorang gadis yang sudah Vin hancurkan itu membuat beberapa karyawan wanita yang ada di sana menatapnya dengan penuh minat, sedangkan laki-laki itu menampilkan senyuman manis dan juga sopannya.

Tadi dia sudah diberitahu letak ruangan Vin, karena laki-laki itu sudah menunggunya.

Kaisar masuk kedalam lift dan menekan angka yang sesuai dengan lantai letak ruangan Vin berada.

Lift berdenting. Lalu pintu lift tersebut terbuka. Kaisar keluar dari dalam lift dan tampaknya kedatangannya memang sudah di tunggu.

Kaisar menganggukkan kepalanya sopan pada Evan yang berdiri di sana bersama dengan sekretaris Vin.

“Selamat pagi, Tuan.” Kaisar tentu tau siapa laki-laki yang berdiri dengan wajah datar di depannya ini.

“Silahkan masuk!” ujar Evan, membuat Kaisar mengikuti ucapannya. Evan membuka pintu ruangan Vin, lalu mempersilahkan Kaisar masuk terlebih dahulu. Vin yang sedang menatap pada lembaran kertas di tangannya mendongak saat melihat pintu ruangannya terbuka.

Laki-laki itu berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekat pada Kaisar dan Evan.

“Selamat pagi, Tuan,” Kaisar lagi-lagi menundukkan kepalanya hormat.

Laki-laki itu tidak tahu kenapa dia di panggil ke kantor pusat. Kemarin dia di beritahu secara mendadak untuk datang ke Jakarta, membuatnya bertanya-tanya. Mungkin ada sesuatu yang sudah dia lakukan?

“Pagi! Apa kau yang bernama Kaisar?” Vin bertanya dengan wajah yang sopan. Dia menatap Kaisar dengan pandangan yang bersahabat.

“Ya, saya Kaisar.” Vin mengangguk.

“Silahkan duduk, ada yang mau saya bicarakan,” nada bicara yang penuh dengan wibawa itu membuat Kaisar kagum. Dia mengangguk lalu mengikuti Vin yang sudah duduk di sofa yang ada disana. Bagaimana dengan Evan? Laki-laki itu tetap berdiri dengan memegang tangannya didepan. Lalu menatap kedua orang itu tanpa ekspresi.

“Van, kau tidak mau ikut duduk?” tanya Vin dengan nada kesal.

“Tidak Tuan. Saya berdiri saja!” jawab Evan singkat.

“Terserah kau saja!”

Vin kembali menatap Kaisar.

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu!” Vin menatap Kaisar dengan gugup. Baru kali ini dia bicara pada karyawannya dengan perasaan yang seperti ini. Kaisar menatap Vin takut-takut. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah tentang pekerjaannya.

“Apa itu sesuatu tentang pekerjaan saya, Tua?” Vin menggelengkan kepalanya dengan kaku. Sedangkan Kaisar mengkerut mendengar perkataan Vin.

“Lalu tentang apa Tuan?” tanya Kaisar penasaran.

“Tentang Kay!” jawab Vin singkat. Dia bisa melihat wajah Kaisar yang terkejut mendengar perkataannya.

Degh....

“Ada apa dengan adik saya, Tuan?” tanya Kaisar penasaran. Dia tidak menyangka kalau laki-laki yang ada didepannya ini mengenal adiknya.

“Saya ingin menikahi dia!”

Degh...
Dua kali kaget!

“A—APAA ...?” Kaisar langsung berdiri dari duduknya. Dia terkejut mendengar perkataan Vin. Bukan hanya terkejut, tapi sangat terkejut.

My Posesif BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang