VI

780 109 9
                                    

Carolina menuruni tangga dan berjalan tergesa-gesa karena dirinya akan terlambat untuk masuk kelas ramuan pagi ini. Dari jauh ia melihat Draco sedang berjalan seorang diri kearah yang sama dengan tujuannya.

"Draco!" panggilnya.

Orang yang dipanggil pun berhenti dan menoleh kesumber suara lalu lanjut berjalan. Dengan cepat Carolina berlari menyamai langkah Draco.

"Kesiangan, nona?" tanyanya.

"Kau tidak bisa melihat, huh?" ucap Carolina masih dengan nafas tidak teratur.

"Tutup mulutmu dan rapihkan dasi mu," jawabnya lalu masuk kekelas ramuan.

Carolina merapihkan dasinya lalu masuk kedalam kelas ramuan.

Tak lama dari Prof. Slughorn berbicara, Harry dan Ron masuk kedalam kelas. Carolina bahkan melihat mereka yang terlihat merebutkan sebuah buku.

Saat Hermionie sedang menjelaskan perihal ramuan Amortentia dan bau apa yang ia hirup darinya, Daphne dan Pansy yang berada di sebelah kanan dan kiri Carolina, menyenggol lengannya secara bergantian.

"Aku dan Daphne bertaruh bahwa kau akan mencium bau Draco dari ramuan itu," ucap Pansy yang mendapat anggukan dari Daphne.

Carolina melebarkan matanya tidak percaya dengan ucapan tidak terduga dari mulut sahabatnya itu.

"Kenapa harus dia?" tanyanya.

"Oh tentu karena kau akhir-akhir ini terlihat sangat dekat dengannya," jawab Daphne.

"Aku hanya menemaninya agar tak merasa kesepian," jawab Carolina santai yang mendapat angkatan bahu dari kedua temannya itu.

Pansy lalu perlahan maju untuk mencium bau apa yang akan ia cium tetapi ramuan itu ditutup oleh Prof. Slughron.

"Astaga aku hanya ingin mencium aroma orang yang aku sukai," ucap Pansy tak terima.

"Memangnya kau menyukai siapa?" tanya Daphne.

"Entah aku tidak tahu," jawabnya lalu melirik kearah Theodore.

"Pak, anda belum menceritakan kepada kami ramuan apa itu?" kata salah satu gadis berdasi merah yang maju tadi bersama dengan Pansy untuk mencium ramuan Amortentia.

"Oh, ya. Yang kalian lihat didepan kalian, saudara-saudara...ramuan menarik yang dikenal dengan nama Felix Felicis. Tapi lebih sering disebut sebagai—," ucap Prof. Slughorn terpotong.

"Liquid luck," potong Hermionie.

"Dia sangat suka memotong perkataan orang lain," ucap Pansy berbisik yang tak dihiraukan oleh Carolina.

"Benar, Miss. Granger. Cairan keberuntungan. Sangat rumit pembuatannya, berbahaya kalau salah meramunya. Satu teguk saja akan membuat semua upaya kalian berhasil," lanjut Prof. Slughorn.

Ucapan Prof. Slughorn rupanya menarik perhatian Draco, ia menoleh kearah Prof. Slughorn menunjukan bahwa ia mulai tertarik dengan topik pembahasan.

"Paling tidak sampai efeknya turun," lanjutnya.

"Inilah yang kutawarkan pada kalian hari ini. Kuberi sebotol kecil kepada siswa yang dalam satu jam pelajaran bisa membuat Tegukan Hidup Bagai Mati. Resepnya bisa kalian lihat di halaman 10 buku kalian. Aku harus memberitahu kalian, peramu dengan kualitas baik yang akan mendapatkan hadiahnya. Namun demikian, semoga kalian semua sukses. Pembuatan kita mulai" ucap Prof. Slughorn.

Para murid berhamburan. Carolina mencari meja kosong, namun karna meja yang kosong hanya meja Draco dan Blaise, ia pun menuju meja itu.

"Aku bertaruh bahwa mereka akan saling membantu," ucap Pansy.

sweet dreams || draco malfoy x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang