12 tahun kemudian.
••
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Draco saat melihat sosok gadis dewasa yang ia anggap adiknya sendiri sedang mengeluarkan patronus miliknya.
"Aku merindukan Carolina dan ayah. Jadi aku mengeluarkan patronus untuk mengusir semua kenangan buruk itu"
"Karena sekarang hari peringatan kematian mereka, ayo kita kunjungi makam mereka. Dimana ibu dan Scorpy?"
"Ibu sedang bersiap bersama Scorp"
"Omong-omong, patronus mu apa?" Lanjutnya."Ocicat"
"Sama sepertiku dan Prof. McGonagall?"
Entah kenapa pertanyaan Angelina membawa Draco kemasa lalu. Dimana saat itu dia juga bertanya apakah patronus milik Carolina sama seperti milik Prof. McGonagall.
"Tidak, itu berbeda. Punyamu sama seperti milik Prof. McGonagall tetapi berbeda dengan milikku. Memang sama-sama kucing tetapi berbeda jenis"
"Carolina juga kucing"
"Ocicat, patronus miliknya Ocicat"
"Sama seperti milikmu? Wah, aku benar-benar tidak dapat meragukan cintamu"
"Dia yang mengajarkanku. Kala itu saat sebelum ia pergi untuk selamanya, aku pernah menyuruhnya untuk berjanji bahwa dirinya tidak akan meninggalkanku untuk selamanya tetapi ia menolak dan berkata "aku akan mengabulkannya jika kau dapat merapalkan mantra itu dan mendapatkan patronus-mu sendiri" dan benar saja Bahkan setelah ia tiada, ia tetap menepati janjinya"
"Tetapi, Draco. Dia pergi"
"Iya, dia menepati perkataannya karena ia pergi ketika aku belum menguasai mantra itu. Jika aku lebih dulu mendapatkan patronusku, menurutmu apakah ia akan tetap bersamaku sekarang?"
"Draco.."
"Aku tahu, maaf aku masih terlalu mencintainya"
•••
Sejak kematian Carolina, Draco sesekali tidur dikamar itu. Ia menjaga kamar itu seperti semua hal yang ada didalamnya adalah emas. Ia tetap menghidupkan kamar gadis pujaannya itu. Selalu mengisi stok cokelat kodok pada laci-laci kamar, meminum teh hijau setiap pagi, atau duduk di balkon kamar dengan segelas teh dan buku lalu menyapa sinar bulan yang terkadang tembus hingga dalam kamar. Aroma khas Carolina, berada pada seluruh sudut ruangan itu. Hal itu terjadi karena setiap saat Carolina selalu meminum teh hijau kesukaan. Ia bahkan meminumnya pada cangkir Favorite yang selalu kekasihnya pakai.
Pakaian-pakaian dan gaun yang sering wanita itu pakai, juga semuanya sudah berada di lemari pakaian Angelina. Buku-buku yang berada pada rak yang memenuhi 20% kamar Carolina bahkan telah habis dibaca olehnya. Dan tentu saja, buku favorite-nya Draco adalah buku dengan cover biru gelap yang direkomendasikan langsung oleh gadis pujaannya.
Teman-temannya sudah menikah, sejujurnya ia juga mau memulai hidup baru. Tetapi bahkan setelah 12 tahun berlalu cintanya tidak berkurang sedikitpun.Sekarang ia sedang duduk di balkon kamar gadisnya. Dengan secangkir teh hijau dan novel berjudul "Sweet Dream" yang mungkin telah beribu-ribu kali ia baca. Menerima terpaan sinar bulan pada malam yang indah ini.
"Hei, apakah aku sudah boleh pergi ke bulan sekarang? Ibumu sudah sembuh, terima kasih kepada dirimu yang menulis resep ramuan obat miliknya pada buku catatanmu. Angelina sudah dewasa, ia sudah 22 tahun ini. Bahkan Scopius sudah menginjak 12 tahun sekarang"
"Apakah pemandangan dari bulan sangat indah? Sampai-sampai kau tidak ingin kembali kebumi? Kalau seindah itu, apakah aku boleh kesana? Maksudku, waktu itu kau bilang bahwa aku tidak boleh terburu-buru menghampirimu karena kau bosan melihatku, dan ya. Aku disini menunggu sampai 12 tahun. Kalau sekarang apakah kau masih bosan melihat wajahku? Aku sangat merindukanmu, kau yakin tidak merasakan hal itu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet dreams || draco malfoy x oc
FanfictionCOMPLETED ✓ Tentang dia dan mimpinya yang dipermainkan oleh semesta dan bagaimana dunia memperlakukan mereka. Kisah tentang sepasang murid Slytherin yang saling jatuh cinta lalu terlena akan dunia. Pria berambut pirang serta wanita pecinta teh dan c...