capt.22 HOSE

58 12 0
                                    

hapy reading

***

4 bulan berlalu semenjak kejadian itu, dan caroline sama sekali tidak menemui dev lagi, selama 4 bulan juga dev berusaha keras agar bisa bertemu dengan caroline dan meminta maaf secara langsung namun sepertinya caroline sangat enggan bertemu denganya.

perceraian dev dengan livia sudah selesai, kini mereka resmi bercerai dan orang tua dev terutama ibu nya terus mendesaknya agar dia segera menikah dengan caroline
dev bingung harus jawab bagaimana, karena niatnya membawa caroline hanya untuk melancarkan perceraian nya saja.

"HUEK HUEK" sudah 4 hari ini caroline terus merasa pusing dan mual, sementara galila terus mendesaknya agar priksa ke dokter tapi caroline selalu menolak dan menganggap ini cuma sakit biasa. sebenarnya bukan itu alasan caroline tidak mau ke dokter, dia cuma...... takut apa yang di khawatirkanya selam 4 bulan ini benar benar terjadi

"line, priksa aja udah! gausah bandel ayo aku anter" galila mengelus punggung caroline yang masih muntah muntah,

"ga papa la, bentar lagi juga sembuh ko kan udah beli obat pusing di apotek" caroline berbicara dengan suaranya yang lemah

"line, jangan bilang kalau kamu....." ucapan galila menggantung, dan ruangan itu hening sesaat sampai akhirnya caroline mengeluarkan suaranya

"ga mungkin la! kita kan cuma ngelakuinya satu kali, kamu juga bilang kalo ngelakuin itu sekali kemungkinan ha– kecil!" caroline membantah segala pemikiran galila yang ternyata juga sama dengan pikiranya, dan enggan menyebutkan kata hamil

"tapi line, ga ada salahnya coba periksa kan? inget apa yang aku bilang 4 bulan lalu? kalo kamu hamil minta pertanggung jawaban sama dia. jadi jangan takut kamu juga masih punya aku" galila memeluk caroline lalu mengusap punggungnya perlahan

"aku takut ngecewain mama,papa, sama ka garry la" caroline terisak dalam dekapan galila. galila terus mengatakan tidak apa apa dan meyakinkan caroline sampai akhirnya caroline setuju untuk ke dokter

"gimana dok? teman saya kenapa? apa salah makan? atau karena kelelahan?" tanya galila sama sekali tidak bertanya tentang hamil

"ini memang biasa bu, teman anda sedang hamil jadi wajar saja jika begitu, apalagi usia kandunganya baru 1 minggu" caroline dan galila melotot, sedangkan sang dokter menatap mereka bingung

"jadi anda belum tahu sebelumnya kalau teman anda hamil? saya kira anda ke sini hanya ingin mengecek kehamilanya karena kalian tampak masih muda dan mungkin tidak terbiasa" dokter itu terkekeh pelan lalu menuliskan resep obat di secarik kertas

"ah jadi suami anda belum tahu?" yanya sang dokter tertuju kepada caroline yang masih mematung di tempatnya.

"anda harus banyak meminum vitamin ini, kalian bisa tebus obat nya di depan, nanti jangan lupa buat buku kehamilan juga ya bu" sang dokter menyerahkan secarik kepada caroline, namun caroline tak menerimanya dan masih terdiam membeku. lalu akhirnya galila yang menerima kertas itu dan meminta maaf pada sang dokter

"maaf ya dok, teman saya kalo shok emang kaya gini" galila berdiri dari duduknya dan menyeret pelan caroline agar berdiri dari duduknya

"line" galila mengguncang pelan bahu caroline ketika mereka sudah di luar ruangan periksa

"apa yang harus aku lakuin la?" caroline memegang perutnya pelan lalu menatapnya nanar

"minta pertanggung jawaban" ucap galila tegas lalu mengganteng caroline agar mengikutinya menebus obat

HAPY or (SAD) ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang