16. Lekas Sembuh Bidadari Bersayap Biru

1.8K 129 30
                                    

Sebelum membaca cerita ini aku sarankan untuk follow akun wattpadku dan akun Instagram aku @_hernuryka dan @jjaeh_yunnc

Jangan lupa follow akun tiktok aku @jjaeh_yuncc semua yang berkaitan dengan karya aku akan aku post disana

***

"Melihatmu terluka sedikit saja mampu membuatku tersiksa selamanya"

- Semua Tentang Luka

***

Di dalam ruang rawat Aerin. Daniel kini menggenggam tangan Aerin yang sangat dingin. Mata laki-laki memejamkan sejenak menahan segala sesak di dadanya. Dirinya memang selalu jahat pada Aerin namun tidak ada yang tau apa yang terjadi pada Daniel sebenarnya.

"Aerin, ini udah tiga hari, buka matanya ya," ucap Daniel pelan. Berkali-kali remaja laki-laki itu berbicara sendiri saat bersama dengan Aerin. Namun, tetap saja gadis itu hingga tiga hari belum juga mau membuka matanya.

Daniel berpikir jika Aerin sadar gadis itu pasti akan panik jika Daniel berada disini. Gadis itu akan takut jika Rako tahu Daniel bersama dengannya. Namun, pada kenyataannya Rako diam saat Daniel menghampiri Aerin selama di rumah sakit. Hanya saja Baron yang selalu membuatnya harus beradu tonjok telebih dahulu untuk bisa masuk kedalam ruang rawat Aerin.

Daniel kini mencium punggung tangan Aerin pelan dan lama. Terdapat rasa kerinduan yang besar di sana. Daniel benar-benar merindukan sosok Aerin yang selalu mewarnai hari-harinya yang hitam dan putih.

Daniel menundukkan kepalanya dengan tangan yang masih bertautan dengan tangan Aerin. Remaja laki-laki itu menahan air matanya yang ingin keluar. Hingga tiba-tiba ia merasa cairan panas seperti keluar dari hidung Daniel.

Salah satu tangan Daniel menyentuh hidungnya. Mata Daniel terbelalak saat melihat darah berwarna merah kental menempel ditangannya. Dengan segera Daniel menyoba membersihkannya. Namun, darah itu justru keluar lebih banyak.

Kini Daniel mencoba bangkit dari duduknya. Belum sempat remaja laki-laki itu meninggalkan ruangan Aerin. Tangan Daniel ditahan oleh Aerin yang sudah tersadar.

Merasa Aerin sudah sadar Daniel buru-buru menutup hidungnya dengan salah satu tangannya dan duduk kembali pada kursi dekat brankar Aerin. Senyum manis yang terpatri di wajah Aerin  mampu membuat Daniel  terbius seketika.

"Da-Daniel, itu kamu?" tanya Aerin pelan dengan suara seraknya. Daniel tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Iya ini gue, Rin," ucap Daniel lembut dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya.
Tangan Aerin kini mencoba meraih tangan Daniel yang menutupi hidungnya. Mata Aerin menangkap jelas hidung Daniel yang mengeluarkan darah. Namun, gadis itu tetap tersenyum kepadanya.

"Daniel, kamu sakit?" panik Aerin yang kini mencoba mendudukkan dirinya. Daniel dengan buru-buru membantu Aerin bangun.

"Gue enggak kenapa-kenapa, Rin." balas Daniel dengan tangan yang masih dipegang erat oleh Aerin.

Salah satu tangan Aerin kini mengambil tisu yang berada dimeja dekat brankarnya. Dengan telaten Aerin kini membantu membersihkan hidung Daniel yang masih terus mengeluarkan darah.

"Jangan sakit, Daniel" ucapan yang keluar dari mulut Aerin mampu membuat Dankel  menatapnya dalam.

"Gue baik-baik aja, Rin" balas Daniel seolah meyakinkan kekasihnya bahwa dirinya memang benar-benar baik baik saja.

Semua Tentang Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang