10. Hubungan yang Sama

1.8K 159 8
                                    

Sebelum membaca cerita ini aku sarankan untuk follow akun wattpadku dan akun Instagram aku @_hernuryka dan @jjaeh_yunnc

Jangan lupa follow akun tiktok aku @jjaeh_yuncc semua yang berkaitan dengan karya aku akan aku post disana

***

"ingin mengakhiri tapi tak bisa,ingin bertahan tapi sudah tidak kuat dengan sikapnya, sekarang hanya menunggu bagaimana yang akan terjadi selanjutnya"

-Semua Tentang Luka

***


Suara jarum jam menjadi musik tersendiri bagi Aerin. Setiap suara jarum itu entah mengapa terdengar menenangkan. Hingga senyuman kecilnya itu harus menghilang saat seorang laki-laki yang lebih tua darinya tiga tahun berdiri diambang pintu kamarnya.

"Papa hari ini ada acara mau ikut?"
Aerin lantas menegakkan tubuhnya dan menatap Baron yang sudah menggunakan kemeja formal. Gadis itu tersenyum kecil. Dirinya tidak pernah diajak ayahnya hanya Baron yang terus mengajaknya. Namun, Aerin pernah ikut pergi sekali namun menghasilkan luka dibatinnya.

"Enggak, aku harus mengerjakan tugas untuk besok"setelah mendengar penuturan Aerin, Baron lantas mengangguk-anggukkan kepalanya dan menutup pintu adiknya dengan pelan.

Sedangkan Aerin kini menatap kosong kearah jendela kamarnya yang memperlihatkan pemandangan malam ini. Bintang bertaburan dan terdapat bulan yang terang. Aerin terus mengingat sesuatu yang membuatnya sakit hati.

Teriakan-teriakan Rako yang selalu tidak menginginkan kehadirannya trus terdengar bagaikan musik yang diputar berulang kali. Ditambah suara Ratih yang terus membanggakan Rania.

Aerin hidup seolah menjadi kesalahan terbesar. Tidak ada seorangpun yang berharap dengan kehadirannya. Mereka seolah menilai Aerin sebagai benalu dikehidupannya. Dan benalu pantas mati.

Semua Tentang Luka

Suara pintu yang dibuka dengan kasar mampu membangunkan tidur Aerin yang terbilang belum sampai alam bawah sadarnya. Gadis itu lantas membuka matanya dan mendudukan tubuhnya. Matanya menangkap Rako dengan kilatan amarah yang menguasai dirinya.

"IKUT SAYA!"

Tarikan kuat dari Rako mampu membuat Aerin meringis. Cengkraman kuat dapat gadis itu rasakan. Aerin hanya menurut. Dirinya tidak seberani itu melawan ucapan Rako. Mau bagaimanapun Rako adalah ayahnya.

Mereka kini sampai disebuah pintu gudang. Pintu itu kini terbuka sempurna yang memperlihatkan benda-benda yang usang bahkan tinggal separo karena dimakan rayap. Rako mendorong Aerin hingga gadis itu tersungkur didekat kursi reot yang sudah hampir habis dimakan rayap.

"Kamu menjauhi Rania?!"bentakan Rako mampu membuat Aerin menundukkan kepalanya. Tangannya terus bergetar saat mendengar teriakan dari Rako.

"Tidak tau diuntung!"setelah mengatakan itu Rako menutup pintu gudang dan membiarkan Aerin berada ditempat itu.

Gelap. Aerin menangis sesenggukan. Kini suara tikus terdengar begitu jelas. Ketakutannya dengan tikus kini membuatnya semakin bergetar hebat. Aerin berusaha menutup telinganya agar tidak mendengar suara cicitan tikus itu.

Gadis itu semakin menangis saat merasa kakinya terdapat satu ekor tikus. Teriakan yang mendominasi seluruh ruangan tidak menghasilkan perubahan apapun. Aerin benar-benar membenci dirinya sendiri.

Semua Tentang Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang