27. Dunia yang Menyakitkan

1.8K 102 13
                                    

Sebelum membaca cerita ini aku sarankan untuk follow akun wattpadku dan akun Instagram aku @_hernuryka dan @jjaeh_yunnc

Jangan lupa follow akun tiktok aku @jjaeh_yuncc semua yang berkaitan dengan karya aku akan aku post disana

***

"Bagaimana keadaan Daniel sekarang? jauh lebih baik?" seorang pria paruh baya dengan kacamata yang bertengger manis dihidungnya itu menatap kearah Daniel yang duduk tepat didepannya. Dia adalah Kevin ayah Rania.

Malam ini Ardi dan juga Kevin mengadakan pertemuan untuk membahas lebih lanjut hubungan Rania dan Daniel. Sebenarnya tidak akan terjadi pertemuan malam ini jika Rania tidak memberitahu tentang hubungan Daniel dan Aerin pada Ardi.

Daniel yang sempat ditanya oleh Kevin itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Sedangkan gadis disebelahnya kini meraih tangan Daniel dan menggenggamnya.

"Sepertinya kita harus cepat-cepat besanan," Ardi pria paruh baya dengan jas berwarna hitam itu mengeluarkan suaranya sejenak sebelum melanjutkan minumnya.

"Kenapa harus begitu cepat, bukankah masih lama mereka lulus sekolah? saya mau Daniel melamar Rania saat dia sudah berhasil mengembangkan perusahaan," ucapan begitu panjang yang keluar dari mulut Kevin membuat Rania geram.

"Papi! Aku mau nikah sama Daniel cepet! Daniel sakit, aku harus ada disisinya setiap saat," Rania berucap menggebu-gebu sembari menyenderkan kepalanya dibahu Daniel.

"Benar yang dikatakan Rania, Ardi saya mau Rania selalu disisi Daniel kamu juga tau kann penyakit Daniel sekarang sudah stadium akhir," Ardi mencoba membernarkan ucapan Rania.

Dalam situasi yang sekarang jujur Daniel sangat muak. Dirinya selalu terpojokkan bahkan selalu menjadi alasan yang tidak jelas. Bahkan dirinya saja lebih memilih diam daripada berbicara akan menimbulkan masalah.

✧✿✧

Baron, laki-laki dengan jaket jeans itu memasuki rumahnya yang kini terdapat Rako dan juga Ratih. Namun, belum sempat Baron menanyakan sesuatu tiba-tiba Rako mengeluarkan suaranya.

"Suruh semua anggota geng kamu untuk mengepung rumah Ardi!" perintah dari Rako itu membuat baron bertanya-tanya. Otaknya kini ngeblank tidak bisa berfikir lebih jernih.

"Maksud papa?" pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut Baron membuat Rako mengepalkan tangannya. Sedangkan Ratih wanita paruh baya itu mencoba menenangkan Rako yang kepalang emosi.

"Aerin diculik! dalang dari semua ini Ardi, cepat gerakan anggota geng kamu sebelum kamu menyesal!" ucap Rako yang berjalan meninggalkan Baron dan juga Ratih. Pria paruh baya itu tidak lupa membawa pistol dibalik jaketnya.

"Baron, mama mohon cepat lakukan perintah papa kamu!" mohon Ratih dengan mata yang berkaca-kaca. Tangannya meraih tangan Baron dan menggenggamnya.

Melihat keadaan yang begitu genting dengan segera Baron Menghubungi anggota gengnya dan kembali meninggalkan rumahnya dengan Ratih yang dalam keadaan khawatir.

Semua Tentang Luka

Aerin terduduk dikursi dengan keadaan mata yang masih tertutup,tangan juga kaki yang masih terikat. Hanya satu yang bisa ia lakukan berteriak dan mendengarkan. Apa guna berteriak jika tak ada satupun orang yang bisa menolongnya?

Dari sebelah kanan terdengar suara decitan pintu yang perlahan dibuka diikuti dengan derap langkah seseorang. Tak ada harapan bagi Aerin bahwa dia seorang penolong. Suara langkah kaki menuju kearahnya membuat jantungnya berdebar tak karuan. Mulutnya ia kunci rapat rapat tak mau mengeluarkan suara atau teriakan.

Semua Tentang Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang