12. Luka Bersamanya

1.8K 132 17
                                    

Sebelum membaca cerita ini aku sarankan untuk follow akun wattpadku dan akun Instagram aku @_hernuryka dan @jjaeh_yunnc

Jangan lupa follow akun tiktok aku @jjaeh_yuncc semua yang berkaitan dengan karya aku akan aku post disana

***

"Ketika bersamanya aku pastikan akan terluka. Namun, apabila tidak bersamanya aku tersiksa"

- Semua Tentang Luka

***

Gelap. Satu kata yang mampu menggambarkan keadaan kamar seorang lelaki yang kini sudah terlihat sangat kacau. Tidak ada pencahayaan sedikitpun hanya kilatan petir yang terlihat dari kaca kamar sang empu.

Daniel lelaki yang kini terus menarik kuat rambutnya untuk menyalurkan segala sakit yang dirinya rasakan. Matanya terus terpejam. Mulutnya seolah berteriak dalam diam.

Daniel terbaring dilantai yang dingin namun kali ini dirinya tidak merasakan dinginnya lantai karena sakitnya mengalahkan rasa dingin itu. Daniel terus menguatkan dirinya.

Sebuah cahaya perlahan masuk kedalam kamar Daniel yang gelap. Seolah ada secercah harapan Daniel membuka matanya dan menatap seseorang yang kini berdiri didepan pintu kamarnya.

Melihat seseorang yang berdiri diambang pintu sirna sudah harapan Daniel. Dirinya tau seseorang itu tidak akan mungkin membantunya justru akan membuatnya semakin merasa kesakitan.

"Sudah saya bilang berapa kali jauhin gadis itu!"suara barito itu mampu masuk kedalam gendang telinga Daniel.

Seseorang itu melangkah menghampiri Daniel yang terbaring dilantai. Cahaya remang-remang itu mampu membuat sang empu melihat apa yang terjadi pada pemilik kamar.

"Itulah akibatnya kalo kamu tidak menuruti perintah saya rasakan sakitnya sampai besok pagi"mendengar ucapan itu Daniel semakin menguatkan cekalannya pada rambutnya.

"SIALAN!"teriakan yang keluar dari mulut Daniel mampu membuat Ardi-ayah Daniel tertawa.

Setelah melihat kondisi Daniel, Ardi berdiri dari jongkoknya dan berjalan meninggalkan Daniel yang kesakitan. Cahaya yang semula masuk kedalam kamar Daniel kini tergantikan kembali oleh gelap, karena pintu kamar Daniel ditutup rapat oleh Ardi.

"Saya tidak akan pernah bermain-main dengan perjanjian yang saya buat"desis Ardi dibalik pintu kamar Daniel.

Semua Tentang Luka

"Selamat pagi Aerin yang suka ngupil"suara yang sangat familiar ditelinga Aerin mampu membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya menghadap sumber suara.

"Kamu siapa? lucu kamu begitu?"Aerin menatap dari atas sampai bawah yang langsung mendapatkan serangan dikedua pipinya yang tiba-tiba dicubit hingga menimbulkan warna merah.

"Lama-lama lo ngeselin"Aerin melepaskan tangan besar Reaven yang kini mencubit pipinya sampai terasa sakit.

"Sok amnesia"Reaven melepaskan tangannya dan kini beralih mengacak-acak rambut Aerin yang sudah dia sisir rapi sejak dari rumah.

"Kamu bener-bener minta aku pukul ya!"Aerin mengepalkan tangan kanannya dan langsung memukul perut Reaven. Namun, cowok itu tidak bereaksi apapun malah tertawa karena geli.

Semua Tentang Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang