26. Maaf untuk Sang Bidadari

1.9K 111 4
                                    

Sebelum membaca cerita ini aku sarankan untuk follow akun wattpadku dan akun Instagram aku @_hernuryka dan @jjaeh_yunnc

Jangan lupa follow akun tiktok aku @jjaeh_yuncc semua yang berkaitan dengan karya aku akan aku post disana

***

"Maaf karena sampai detik ini belum bisa menjadi lelaki yang sempurna"
-Semua Tentang Luka

***

Disebuah kamar bernuansa hitam putih terlihat seorang remaja laki-laki tengah mempertahankan berdirinya dengan tangan bertumpu pada meja. Daniel, cowok itu kini merasakan sakit dikepalanya. Sudah berkali-kali dirinya merasakan hal yang seperti ini. Sudah hampir satu minggu dirinya sama sekali belum datang kerumah sakit untuk control.

Kini Daniel kehilangan keseimbangannya dan ambruk begitu saja diikuti dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Cowok itu terus menarik rambutnya. Sakitnya semakin terasa jelas. Bibirnya terus merintih kesakitan. Matanya terpejam menahan rasa sakit yang tak kunjung reda.

"Lihat kondisi kamu sekarang sudah distadium akhir bukan?"seorang pria membuka pintu kamar Daniel diikuti dengan suaranya. Ardi, ayah Daniel yang hingga sekarang belum mengambil tindakan lebih lanjut untuk menyembuhkan Daniel dari penyakitnya.

"Sudah berulang kali papa bilang, jauhin Aerin maka papa akan bawa kamu ke singapura untuk pengobatan lebih lanjut"Ardi kini berjalan mendekat kearah Daniel yang sudah kelimpungan dengan bibir terus merintih kesakitan.

"Cuma kamu harapan papa Dan, jika kamu tidak mau jauhin Aerin papa yang akan buat dia jauh dari kamu!"Setelah mengatakan itu Ardi hendak meninggalkan Daniel.

"Ja-ngan sen-tuh Ae-rin se-dikit-pun"ucapan terbata-bata Daniel mampu menghentikan langkah Ardi. Pria paruh baya itu kini membalikkan badannya dan menatap remeh anak semata wayangnya.

"Bahkan saat kamu hampir sekarat seperti ini kamu masih memikirkan Aerin, ingat Daniel cinta kamu itu masih cinta monyet!"setelah dirasa selesai mengeluarkan hinaan pada anaknya Ardi kini benar-benar meninggalkan Daniel dikamarnya sendirian.

Semua Tentang Luka

Gumpalan awan hitam bermuculan begitu banyak pada langit pagi ini. Aerin terus berlari sampai untuk disekolahan. Dirinya harus sampai sebelum hujan turun membasahi bumi.

Aerin hari ini memilih jalan kaki dari rumahnya yang terbilang lumayan jauh dari sekolahan. Dirinya merasa tidak punya apa-apa, mobil? sepeda motor? uang? itu semua milik Rako. Tidak seberani itu Aerin memakainya. Baron? kakaknya itu sudah tiga hari ini tidak ada dirumah entah kemana perginya.

Aerin mengatur nafasnya setelah kini sudah sampai didepan gerbang sekolahan. Rasa syukur terus terucap dalam hatinya saat dirinya sudah sampai didepan gerbang namun hujan tidak kunjung turun. Sepertinya hari ini dewi fortuna sedang berpihak kepadanya.

Gadis dengan kucir kuda itu kini merapikan seragamnya yang sudah berantakan akibat larinya yang terburu-buru. Dirasa sudah rapi dengan langkah yang begitu tenang Aerin berjalan menuju keruang kelasnya. Gadis itu hari ini sangat ceria meskipun cuaca sedang tidak baik-baik saja.

Langkah Aerin terhenti saat tangannya tiba-tiba dicekal dari belakang. Reflek Aerin membalikkan badannya. Kini mata Aerin saling beradu tatap dengan Daniel yang berdiri didepannya namun hanya berjarak beberapa meter saja. Senyum ceria gadis itu kini luntur begitu saja tergantikan dengan kekecewaan.

Semua Tentang Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang