[°22] 🔞

12K 1.1K 238
                                    

PLAK !

Satu tamparan melayang dengan keras di pipi Doyoung meninggalkan rasa panas. Mereka yang berada disana hanya bisa memandang ke satu sisi, tiada yang berani menghalau jika Winwin sudah bertindak murka. Meski ada keinginan untuk memaki, namun harus Doyoung urung. Sebagaimana juga yang baru saja menamparnya adalah lelaki tangguh yang sudah melahirkan Renjun; dunianya.

"Beraninya kau memperlihatkan wajahmu di depanku setelah menculik Renjun! Apa tidak ada rasa malu sedikitpun dalam dirimu, huh?!"

"Ma.."

"Hanya karena tidak ingin diketahui identitas lalu kau memilih menculik anakku dan membawanya pergi?!!"

"MA!!" teriak Renjun dengan lantang akhirnya berhasil menarik perhatian Winwin. Kejadian yang tak diinginkan justru terjadi. Bukan ini yang Renjun inginkan ketika mama bertemu suaminya, ia ingin Winwin memperlakukan Doyoung dengan manis seperti ibu mertua kepada menantu pada umumnya.

Kedua netra Winwin menatap Renjun terkejut. Nafasnya tercekat saat melihat tatapan anaknya sendiri yang seakan menjelaskan amarah. Apa baru saja ia dibentak?

Oleh putra yang ia besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang?

"Kau membelanya? Buka matamu, Renjun! Dia yang menculik mu!!" Winwin berteriak mengguncang Renjun berusaha menyadarkan anaknya jika pilihannya salah sudah membela lelaki yang entah tidak ia kenal dan tidak ingin mengenal.

"Ma.. Injun sudah disini, daddy—"

"Daddy? Kau memanggilnya Daddy?" ditambah terkejut dengan kata yang keluar dari bibir anaknya. Padahal keras usaha Winwin menuntun Renjun untuk berbicara dengan lancar dan benar, namun panggilan itu? Winwin tersenyum miris mendengarnya. "Kau terlihat seperti jalang haus akan nafsu memanggil nya dengan sebutan Daddy, Renjun." sarkasnya menekan dikata menjijikkan tersebut.

Ia hanya tak menyangka jika kejadian tak mengenakan seperti akan terjadi dalam hidupnya. Atau lebih tepat dalam anaknya.

Yuta menghela nafas mencoba menahan diri untuk tidak terpancing, "Winwin."

"Kau diam, Yuta. Lihatlah anak yang selalu kita banggakan kini berubah menjadi seorang jalang demi memuaskan nafsu seseorang. Bukan kah itu yang kau lakukan, sayang? Apa pernah mama mengajari mu untuk melakukan hal sehina itu, hm?"

"Jaga ucapanmu! Bagaimanapun juga Renjun anakmu!" bentak Yuta.

"Sebelumnya memang," Winwin menatap Doyoung dan Renjun bergantian. "Tetapi setelah tahu jika anakku hanya digunakan sebagai pemuas nafsu dan dia menerimanya, maka jawabannya tidak." setelah mengatakan itu Winwin pergi meninggalkan area pekarangan rumah kemudian masuk menuju kamar untuk memperistirahatkan pikirannya sejenak.

"Winwin, Winwin!" panggilan Yuta sama sekali dihiraukan oleh Winwin. Setan apa yang mengotori pikiran Winwin sehingga membenci anaknya sendiri?

Yuta mengusap wajahnya kasar. Yang ia harapkan ketika Renjun kembali adalah kebahagiaan, bukan kehancuran, tetapi mengapa Tuhan membuat semua bertimbang balik?

"Kau.. Doyoung aku titip Renjun sebentar, aku harus bicara dengan mama Renjun."

Doyoung mengangguk menyetujui permintaan Yuta. Ah apa masih belum bisa ia memanggil Yuta sebagai ayah dan menyebutnya sebagai mertua? Seperti yang dikatakan Renjun sebelum mereka tiba? Tidak. Seorang menantu memanggil ayah karena pernikahan disetujui oleh kedua pihak, bukan? Persetujuan saja tidak bisa mereka raih, bagaimana mungkin Doyoung diterima sebagai keluarga Huang?

"Anggaplah aku sebagai Ayahmu, masalah Winwin biar aku yang selesaikan, dia hanya terkejut dengan kehadiran kalian dan mengatakan Renjun sudah menikah, terlebih lagi menikah dengan kau, laki-laki yang menculiknya." Yuta menepuk bahu Doyoung sekali, "Terima kasih sudah mengajarkan cinta yang tulus kepada anakku," bisik lelaki berdarah Jepang itu kemudian ia meninggalkan area teras rumah.

MAFIA [DoyRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang