[°6]

15.3K 2K 201
                                    

Renjun menetralisirkan rasa sakit di sekujur tubuhnya akibat perbuatan Doyoung. Untuk kedua kalinya Renjun merasakan sakit di lubangnya. Bodoh. Kenapa kemarin malam tidak mencoba menolak?! Renjun bodoh. Sangat bodoh.

"Ahh.." Renjun meringis merasakan perih yang sama seperti hari sebelumnya. Dan lagi ia hanya memakai kemeja kebesaran milik Doyoung. Kapan pula laki-laki itu memakaikannya kemeja? Saat Renjun sudah pulas tidur? Bisa sekali.

Seharusnya bagi seorang istri di pagi hari sudah bangun untuk menyiapkan persiapan suaminya. Tapi itu hanya dilakukan oleh para istri yang menikah pada laki-laki yang mereka cintai atau memang dijodohkan. Bukan dipaksa seperti Renjun.

"Mama!!" Yangyang datang menghampiri Renjun dan langsung memeluk tubuh Renjun begitu ia sudah naik ke atas ranjang.

"Selamat pagi!" sapa Yangyang tersenyum lebar.

Renjun tersenyum, lalu mencium pipi Yangyang. "Pagi."

"Mama kenapa pakai kemeja papa? Kemarin malam mama memakai piyama seperti Yangyang," ujar Yangyang memperlihatkan piyama nya yang masih ia kenakan.

Renjun menahan nafas saat Yangyang bertanya mengenai pakaiannya. Harus jawab apa? Jawab kalau semalam mereka membuatkan adik untuk Yangyang? Hahh mana mungkin! Renjun pastikan ia tidak akan hamil anak Doyoung.

Mata rubahnya melirik Doyoung. Meminta bantuan untuk menjawab pertanyaan dari si kecil Yangyang. Terkadang Renjun bingung, kenapa setiap melihat Doyoung selalu baru keluar dari kamar mandi?

Doyoung menghembuskan nafasnya sembari memejamkan matanya.

"Yangyang kau harus ke sekolah bukan? Cepat turun dan mandi." ucap Doyoung mengusap kepala Yangyang.

"Oke!" Yangyang turun dari ranjang Renjun dengan semangat lalu meninggalkan Renjun bersama Doyoung di dalam kamar berdua saja.

"Kau juga harus bersiap, sudah hampir telat," kata Doyoung memakai kemeja putih seperti biasa.

Sejenak Renjun diam sebentar untuk memahami ucapan Doyoung. Mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan kalau sekarang benar-benar sudah pagi. Itu artinya Renjun telat untuk mendaftar sekolah! Argh salahkan Doyoung karena mengajaknya bermain sampai pukul empat tadi.

Renjun mencoba turun dari ranjang namun sial sepertinya ia lupa kalau lubangnya masih sakit.

"Ahh.." Renjun menahan tubuhnya dengan berpegangan pada dinding hitam kamarnya. Bahkan seluruh kakinya belum menyentuh lantai dan rasa sakitnya jauh parah.

Doyoung yang sedang berdiri di depan kaca bisa melihat wajah sakitnya Renjun melalui pantulan kaca. Doyoung benar-benar lupa kalau semalam ia melakukan itu lagi, bahkan jauh lebih lama dari sebelumnya.

Selesai memasang jam pada lengannya Doyoung berjalan mendekati Renjun. Tanpa membuang waktu Doyoung langsung menggendong tubuh mungil Renjun bridal style ke kamar mandi dan meletakkan di bathtub.

"Kalau sudah selesai panggil daddy," ucap Doyoung meninggalkan Renjun yang masih terdiam paku dalam bathtub.

Percaya atau tidak tapi ini nyata! Jantung Renjun berdetak kencang saat Doyoung menggendongnya. Astaga perasaan apa ini?! Tidak tidak! Tidak mungkin kalau-No! Tidak boleh. Renjun menepuk pipi nya berkali-kali menyadarkan kalau yang baru saja ia rasakan sangatlah salah.

"Lebih baik aku cepat mandi sebelum daddy meninggalkanku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAFIA [DoyRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang