[°11]

11.4K 1.8K 716
                                    

Selesai diantar oleh Kun, Renjun segera masuk ke lingkungan sekolah menuju kelasnya. Namun belum sampai kelas ia tidak sengaja terdorong oleh seseorang yang berjalan di hadapannya. Tubuhnya yang terlihat sedikit mungil pun terjatuh ke lantai.

"Aduhh!! Bisa jalan tidak sih?! Baju ku menjadi kotor!" maki seorang wanita selagi membersihkan rok nya yang terkena air minuman.

Renjun mendengus lalu berdiri.

"Maaf, aku tidak sengaja." Renjun membungkuk meminta maaf lalu berjalan meninggalkan wanita tadi yang masih memperhatikan Renjun dengan raut wajah kesal.

"Ya! Kau murid baru yang ramai di perbincangkan banyak murid disini kan? Tidak tau malu sekali, bermesraan di sekolah dengan seseorang yang umurnya terlampau lebih tua, hahaha." ledek wanita itu tertawa kencang.

Tangan Renjun terkepal dan rahangnya mengeras karena emosi. Memangnya kenapa kalau Doyoung lebih tua beberapa tahun darinya? Lagipula Doyoung tetap tampan! Bilang saja iri.

Renjun berbalik menghadap wanita tersebut dengan kesal. "Memangnya kenapa? Dalam cinta umur tidak menjadi masalah, apa kau iri karena aku berhasil mendapatkan seseorang yang tampan?" tanya Renjun meremehkan wanita di hadapannya.

"Iri? Untuk apa aku iri. Dan kau bilang cinta? Wow aku cukup terkejut. Aku tidak yakin kalau kau benar—benar mencintai lelaki itu, bisa saja kalau kau.. Menggodanya iya kan? Seperti pelacur diluar sana."

Renjun berjalan mendekat wanita itu lalu mencengkeram rahang wanita itu kuat membuat wanita di hadapannya meringis.

"Biasanya seseorang yang mengatai oranglain sebagai pelacur, dirinya lah yang sebenarnya menjadi pelacur." ucap Renjun tegas memandang remeh wanita di hadapannya. Ia pun menjambak rambut panjang wanita itu, bisa ia rasakan kalau rambut itu ada yang rontok di tangannya.

"Sakit? Aku jauh lebih sakit jika kau mengataiku seorang pelacur!" Renjun mendorong kasar tubuh wanita itu sampai terjatuh di lantai dan membuat murid setempat memperhatikan mereka.

Sial. Renjun benci menjadi pusat perhatian.

"Dengar. Aku bukan pelacur seperti yang kau katakan, sebelum mengatai seseorang, lebih baik kau mengaca!" tegas Renjun mengambil tas nya yang sempat ia jatuhkan karena merasa emosi melawan wanita menyebalkan itu.

Pagi nya mendadak menjadi kacau hanya karena melareni wanita itu. Aish! Seharusnya Renjun biarkan saja wanita tadi! Untuk apa ia ladeni? Siapa juga wanita itu? Berani sekali mengatakan Renjun seorang pelacur! Apa dia tidak memiliki kaca untuk melihat dirinya sendiri yang berpakaian seperti wanita murahan diluar sana?

Renjun yakin, pasti sifat asli dari wanita itu jauh lebih buruk darinya.

Sesampainya di depan kelas Renjun disuguhi pemandangan tidak menyenangkan. Apa-apaan ini? Di kelas pun menjadi tempat percumbuan? Menyesal pernah mengatakan sekolah ini termasuk sekolah favorit. Nyatanya tidak.

Renjun berjalan mengabaikan kedua lelaki tengah bercumbu di belakang dekat lemari kelas. Tidak tau malu. Masih pagi sudah kelebihan hormon.

"Renjun Renjun!! Gawat!!!" Jaemin memekik saat masuk langsung berteriak menghampiri bangku Renjun.

Belum sempat mendaratkan bokong dikursi sudah menemukan kehebohan dari temannya.

Renjun mengernyit memandangi Jaemin, "Ada apa?"

Jeongin yang juga baru masuk ikut dalam percakapan berdiri di hadapan Renjun.

"Kau," jari telunjuk Jaemin menunjuk Renjun membuat kedua lelaki dihadapannya kebingungan tatkala Jaemin hanya menunjuk tidak melanjutkan perkataannya.

MAFIA [DoyRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang