[°19]

10.7K 1.4K 431
                                    

Seketika ruangan tersebut diselimuti keheningan setelah mendengar ucapan lelaki yang bagi mereka begitu asing. Bahkan kedatangannya tidak diundang.

"Kau, tahu keberadaan Renjun? Darimana?" tanya Doyoung penasaran, keningnya berkerut mengisyaratkan bahwa ia benar-benar ingin jawaban yang masuk akal. Bagaimana tidak penasaran? Orang ini datang secara tiba-tiba dan membuat kerusuhan di pagi hari setelah itu dia bilang mengetahui keberadaan Renjun? Bukan kah lebih dari kata aneh?

Guanlin mendesah pelan. "Biar aku jelaskan, haish! Untuk pertama kalinya aku beritahu kelebihanku," Guanlin menarik nafas, kemudian ia hembuskan perlahan. "Namaku Guanlin, teman Renjun sejak lama, aku tau kau menculik Renjun karena dia melihat secara langsung saat kau membunuh seseorang, dan—"

"Tunggu," Doyoung menghentikan penjelasan Guanlin lebih dulu lalu menurunkan Yangyang dari gendongannya. "Yangyang, kau bermain bersama Haechan dulu, ya?" pintanya diangguki Yangyang. Menarik lengan Haechan untuk tidak menguping pembicaraan para orang dewasa.

Sebab rasa penasaran, alhasil Haechan menarik Yangyang kembali untuk mengumpat dibalik tembok dapur.

"Echan, kita tidak boleh menguping!" tegur Yangyang namun tak dihiraukan. Justru anak kecil kelebihan berat badan itu mendekatkan telinganya ke arah mereka.

"Sstt! diam saja, Echan penasaran apa kelebihan dari laki—laki jelek itu!" Haechan menunjuk Guanlin.

"Tapi—"

"Yangyang tidak penasaran apa kelebihan si jelek itu? Siapa tahu dengan kelebihannya dia bisa membuatkan mainan untuk kita!!" seru Haechan berkata jujur.

Jujur yang sesat.

Yangyang mengangguk saja tidak mau ribut dengan Haechan, malas. Kalau sudah debat bersama Haechan taruhannya mama Ten tidak boleh berbagi lagi, menyebalkan sekali.

"Dengar, siapapun kau dan darimana asal mu aku tidak peduli, tadi kau mengatakan kau tahu keberadaan Renjun. Dimana dia sekarang?" ucap Doyoung bertuju ke sebuah pertanyaan.

"Renjun dibawa pergi oleh seseorang. Seorang lelaki yang entah siapa aku tidak mengenalnya tapi yang pasti dia bukan musuh dari keluarga Renjun, dan Renjun tidak berada disini, dia dibawa pergi ke suatu tempat yang jauh dari rumah ini karena dia tidak ingin Renjun ditemukan oleh kalian sebelum kau—" Guanlin menunjuk Doyoung. "Merasakan hal yang sama dengannya, hanya itu yang aku tahu," sambungnya kembali tak lain kontras dengan api yang menyerpa.

Guanlin benar-benar tidak mengerti. Sekian banyak manusia, mengapa harus lelaki manis itu yang selalu menjadi sasaran utama? Tidak bisakah biarkan lelaki manis itu menghirup udara dengan tenang sehari saja?

"Dimana letak kelebihannya? Aku tidak mengerti," Lucas berbisik kepada Jungwoo. Lantas ia menyikut perut suaminya kemudian memberi tatapan kematian yang mampu membuat suaminya itu diam.

Tentu pembicaraan itu dapat Guanlin dengar.  Hampir saja lupa jika ia belum menjelaskan kelebihannya. Pastinya mereka tidak akan ada yang percaya. Biarkan lah. Guanlin tidak peduli. Ia hanya ingin Renjun kembali.

"Aku terlahir memiliki kelebihan dapat mendengar dan melihat gambaran seseorang yang aku cintai. Semalam aku mendengar tangisan, teriakan, dan rintihan dari Renjun. Persoalan dari mana aku tau rumahmu, aku melacak."

MAFIA [DoyRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang