Suasana kelas hari ini seperti biasa; selalu ramai, dan sunyi hanya ketika sedang di bentak oleh salah satu guru pengajar. Entah bagaimana bisa ia sendiri terjebak dalam suasana kelas disini. Raenjun-na tidak mengerti kenapa dulu Renjun bisa tersesat di kelas bagaikan pasar ini.
"Renjun, kemarin kau hebat sekali! Aku ingat saat kau menumpahkan air ke rambut Nancy, woah itu suatu momen yang harus diabadikan!!" seru Jaemin kembali membayangkan kejadian kemarin siang di kantin. Sungguh, Jaemin tidak menyangka kalau Renjun akan melakukan hal seberani itu.
Ya, mereka tau yang melakukannya adalah Renjun, padahal yang sebenarnya adalah Raenjun-na.
"Benar, aku tidak menyangka kau berani melawannya. Ah aku jadi ingat wajah kesal Nancy, memang pantas dia mendapatkan itu, sesekali dia harus bisa merasakan apa yang murid disini rasakan karena tindakannya yang semena-mena," sahut Jeongin.
"Apa maksud kalian? Kalian membicarakanku?!!" teriak Nancy tidak terima. Jaemin berbalik ke depan begitu mendengar teriakan Nancy. Anak ini! Seperti hantu saja! Suka muncul tiba-tiba.
"Renjun, aku tau kau bukan Renjun!" Nancy kembali berteriak membuat kelas sunyi lebih memilih menonton aksi seorang Nancy si wanita ular.
Raenjun-na bangkit dari kursi. "Tau apa kau soal diriku? Kau mengenalku saja tidak."
Nancy tertawa pelan. "Tentu saja aku tau, kau hanya remaja haus akan nafsu dan lebih memilih menjadi jalang murahan di malam hari."
Raenjun-na menggertak gigi menahan rasa kesal melihat tingkah laku Nancy. Sampai kapan Nancy berulah? Apa dipermalukan kemarin belum juga cukup membuatnya menyesal?
Nancy berjalan perlahan mendekati Raenjun-na dan berhenti ketika jarak mereka cukup dekat.
"Aku tau kau bukan Renjun, mengaku sebelum aku membocorkan rahasiamu."
"Rahasia?" Raenjun-na maju selangkah lebih dekat dengan Nancy, sontak Nancy mundur beberapa langkah.
"Bukankah kau yang seharusnya menjaga rahasiamu sendiri?"
"A-apa maksudmu, huh? Rahasia apa?! Aku tidak memiliki rahasia!"
Raenjun-na mendorong bahu Nancy sampai ia terpojok. Kemudian menatapnya lekat. "Bagaimana.. Kalau aku katakan selama ini sebenarnya kau lah jalang murahan yang sering kau maksud?" ucap Raenjun-na menyeringai.
Perkataan Raenjun-na mampu membuat Nancy emosi. Menatap tajam Raenjun-na Nancy ingin memberikan sebuah tamparan namun tangannya di tahan dan justru sebaliknya dia lah yang terkena tamparan cukup kuat. Nancy memegang pipinya yang berdenyut selepas terkena tamparan dari Raenjun-na.
"Apa yang kau lakukan sialan?!!"
Tidak menggubris perkataan Nancy Raenjun-na lebih memilih untuk menarik kerah seragam Nancy, tidak peduli Nancy kesulitan napas atau akan bagaimana nantinya. Raenjun-na terlanjur emosi saat mengetahui Nancy akan jauh lebih nekat dari sebelumnya.
"L-lepas.. Brengsek!"
"Selagi aku mengingatkan, carilah seseorang yang layak dijadikan sebagai musuhmu! Jangan jadikan aku sebagai pancinganmu, jalang!" Raenjun-na mendorong Nancy sampai terbentur dinding kelas sebelum ia keluar mencari ketenangan setelah apa yang ia lakukan.
Pagi-pagi sudah berulah, membuat mood Raenjun-na hancur saja.
"Woah, Renjun benar-benar berubah!" Seungmin berkata takjub beralih menertawai Nancy yang memandangnya dengan tatapannya yang tajam.
Jeno berdiri dari bangku selesai mendengar hinaan para murid untuk Nancy.
"Jadilah anak baik sebelum Renjun berbuat nekat dan kau sendiri menanggung malu," bisik Jeno tepat diwajah Nancy kemudian melangkah keluar mengikuti Raenjun-na dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA [DoyRen] ✓
Acakperubahan hidup seorang siswa karena ketidaksengajaan nya menyaksikan aksi pembunuhan sadis. ⚠︎ b×b, gay, yaoi, bl, mpreg ⚠︎ jangan salpak , zeexras