Renjun terbangun pukul delapan pagi. Dan pastinya sudah sangat telat untuk sekolah. Ah menyebalkan! Kenapa Doyoung tidak membangunkannya?
Renjun mengucak matanya. Terjadi lagi. Hanya memakai kemeja kebesaran milik Doyoung. Dan pastinya Renjun tidak akan bisa berjalan kali ini.
"DADDY HUEEEEE!!" Renjun menangis mengacak semua bantal dan guling sampai berjatuhan di lantai.
Doyoung yang baru selesai mandi hanya memakai handuk merasa sakit ditelinga mendengar teriakan Renjun.
"Yak Renjun! Daddy tidak tuli."
TAK!
Doyoung menyentil dahi Renjun kuat. Renjun mengusap dahinya yang baru saja disentil. Mengerucutkan bibirnya mengusap air matanya yang baru saja keluar.
"Kenapa tidak membangunkan Njun?!"
"Sengaja. Kau terlalu puas tidur daddy tidak tega membangunkan mu," jawab Doyoung sembari memilih pakaian biasa. Hari ini Doyoung lebih memilih bersantai, malas keluar rumah.
"Tapi kan Njun baru masuk sekolah dad masa bolos.." cemberut Renjun memainkan ujung kemeja nya.
"Siapa suruh kebo."
Renjun memicingkan matanya. "Apa? Kebo? Yak!!" Renjun melempar bantal ke arah Doyoung. "SIAPA YANG AJAK MAIN SAMPAI LUPA WAKTU?! SAMPAI SUBUH!! MASIH MAU SALAHIN NJUN?!! KELUAR SANA!!" usir Renjun melipat silang kedua tangannya di dada.
"Berisik astaga ini masih pagi. Lagipula daddy sudah meminta izin ke pihak sekolah." sahut Doyoung memungut bantal di lantai. Hahh kenapa Doyoung terlihat seperti babu sekarang?
Entah kerasukan apa, pagi ini Renjun sangat berbeda. Tidak biasanya berteriak, tidak biasanya menangis, tidak biasanya kesal. Sebenarnya sejak kemarin Renjun kenapa? Kerasukan setan merah?
Doyoung duduk di ranjang samping Renjun. Dilihat dari samping kenapa Renjun sangat menggemaskan? Ah sepertinya dilihat dari sisi manapun Renjun memang menggemaskan.
"Renjun." panggil Doyoung. Renjun menoleh dengan mata yang menyipit.
"Apa?!" sahutnya ketus.
"Morning sex mau?" tanya Doyoung. Wajah Renjun sudah sangat merah sampai ke telinga. Aish menyebalkan! Baru saja bermain sampai subuh dan sekarang ingin lagi?! Memangnya Renjun ini boneka?!
"Kau tega melihat junior daddy tegang?" tanya Doyoung mendekatkan wajahnya.
"Daddy tidak kasihan melihat wajah Injun yang terus menahan rasa sakit?!!" Doyoung menggeleng.
Renjun mendengus menendang kuat tubuh Doyoung sampai terjatuh ke lantai.
"Astaga Renjun!!! Bokong daddy sakit!!"
"HUWAA MAMAA!! DADDY TIDAK SAYANG INJUN!!!" teriak Renjun terisak kembali menendang guling lagi. Sepertinya Doyoung menemukan hobi baru Renjun satu lagi. Suka menendang.
"Daddy memang tidak sayang padamu, ingat kita menikah hanya sampai satu bulan." kata Doyoung berdiri mengusap bokongnya.
"Ah iya lupa." Renjun mengusap air matanya. "Tapi tetap saja daddy kan suami Injun sekarang!!"
"Kau mengakui daddy sebagai suamimu? Memangnya kau mencintai daddy?"
"IYA!!"
Doyoung kaku di tempat begitu juga dengan Renjun. Salah bicara. Renjun salah bicara itu murni kesalahan. Tidak sesuai dengan apa yang ada di fikiran Renjun.
"M—maksud Njun itu.. Ya Njun..." mulut Renjun seakan mati rasa tidak bisa berkata apa-apa.
Renjun mengatupkan kedua tangannya meminta permohonan untuk tidak lagi melakukan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA [DoyRen] ✓
Randomperubahan hidup seorang siswa karena ketidaksengajaan nya menyaksikan aksi pembunuhan sadis. ⚠︎ b×b, gay, yaoi, bl, mpreg ⚠︎ jangan salpak , zeexras